Kerajaan Banjar

Selain berkembang pesat di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa, persebaran Islam di masa lalu juga masuk ke Pulau Kalimantan.

Persebaran ini tidak lepas dari sejarah Kerajaan Banjar sebagai Kerajaan Islam terbesar dan Kerajaan Pontianak di Kalimantan.

Nah, berikut ini adalah ulasan menarik mengenai sejarah Kerajaan Banjar yang sudah kami siapkan secara lengkap dan menarik.

Yuk deh, dibaca langsung!

Asal Usul dan Sejarah Kerajaan Banjar

Penjelasan Sejarah dan Asal Usul Kerajaan Banjar
tribunnewswiki.com

Proses berdirinya Kerajaan Banjar, tak lepas dari pengaruh kekuasaan Kerajaan Daha.

Maharaja Sukarama, yang merupakan Raja Daha, tidak mewariskan tahta kepada anak-anaknya, yakni Pangeran Tumenggung dan Pangeran Mangkubumi.

Ia justru mewasiatkan tahta ini untuk cucunya, yakni Raden Samudra.

Hal ini tentu mendapat tentangan keras dari kedua putranya, terlebih karena Pangeran Tumenggung berambisi menjadi raja.

Setelah Maharaja Sukarama wafat, kepemimpinan diambil alih Pangeran Tumenggung, sebagai anak pertama Maharaja Sukarama.

Namun, era kekuasaannya tidak berlangsung lama, sebab ia dibunuh oleh pasukannya sendiri, yang mengadakan persekongkolan dengan Pangeran Tumenggung.

Pasca peristiwa ini, membuat Pangeran Tumenggung naik tahta, di mana pada saat itu Pangeran Samudra sendiri baru berusia 7 tahun.

Lalu Pangeran Samudra menyelamatkan diri karena ancaman yang bisa saja datang kepadanya kapan saja.

Ia menaiki sampan hingga ke muara Sungai Barito, lalu menyamar menjadi seorang nelayan di Pelabuhan Banjar.

Mendengar kabar ini, Patih Masih yang merupakan penguasa Bandar, mengajak Raden Samudra untuk tinggal di rumahnya.

Ia juga berupaya, supaya Raden Samudra kelak mendapatkan haknya untuk memimpin Daha, seperti wasiat Maharaja Sukarama.

Dalam perkembangan berikutnya, Patih Masih mulai mengenal Walisongo lewat para mubaligh Islam dari Gresik dan Tuban, yang singgah di wilayah Banjar.

Hubungan yang baik ini, membuat Patih Masih kemudian masuk Islam, selain juga karena kagum dengan Walisongo yang berhasil membuat kemakmuran di Kerajaan Demak.

Saat Raden Samudra menginjak masa dewasa, ia berusaha mengumpulkan kekuatan juga untuk melakukan serangan kepada pangeran Tumenggung.

Tapi, pasukan ini tidaklah seberapa jumlahnya, sehingga pertempuran tidak berjalan seimbang.

Pada situasi ini, kemudian Patih Masih mengusulkan supaya Raden Samudra meminta bantuan Kerajaan Demak.

Permintaan ini lalu diaminkan oleh Sultan Demak, dengan syarat Kerajaan Banjar nantinya mesti memeluk Islam.

Pasukan Demak yang berjumlah 1.000 parjurit pun dikirim ke Banjar untuk peperangan ini.

Sumber yang lain, bahkan ada yang menyebut angka 40.000 pasukan yang dikirim dalam pertempuran ini, dengan 1.000 kapal yang masing-masing berisi 400 pasukan.

Bantuan ini membuat Pangeran Samudra memperoleh kemenangan telak.

Akhirnya, sesuai perjanjian, Ia dan seluruh warga Banjar akhirnya masuk Islam.

Setelahnya, Raden Samudra diberi gelar sebagai Sultan Suriansyah atau Sultan Suryanullah, sekalian menjadi raja pertama Kerajaan Banjar.

Peta dan Letak 

Foto Peta dan Lokasi Kerajaan Banjar
suluhbanjar.blogspot.com

Dalam Hikayat Banjar, disebutkan bahwa wilayah kekuasaan Kerajaan Banjar membentang dari Negeri Sambas (Kerajaan Sambas) hingga ke Negeri Karasikan (Buranun/Banjar Kulan).

Wilayah kekuasaan ini, mencakup 5 distirk besar yang ada di wilayah Kalimantan Selatan, yakni:

  • Daha (daerah Nagara-Margasari).
  • Gagelang (daerah Alabio).
  • Kuripan (daerah Amuntai).
  • Pandan Arum (daerah Tanjung).
  • Pudak Sategal (daerah Kalua).

Pada abad ke-15 hingga abad ke-17 Masehi, wilayah Kerajaan Banjar dibagi menjadi 3 teritorial, yakni:

  • Negara Agung: Banjar Kuala, Pahuluan, dan Batang Banyu.
  • Mancanegara: Tanah Dusun, Pulau Laut, Kepangeranan Kotawringin, Tanah Bambu, Tanah Dusun, dan Paser.
  • Daerah Pesisir: Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat.

Lambang Kerajaan

Foto Lambang Kerajaan Banjar
tahtabanjar.blogspot.com

Silsilah Raja

Sejarah Silsilah Raja Kerajaan Banjar
uswatunast.blogspot.com

Berikut adalah raja-raja yang pernah memerintah di Kerajaan Banjar.

1. Pangeran Samudra/Sultan Suriansyah (1526-1545 M)

Sultan Suriansyah merupakan raja pertama Kerajaan Banjar.

Beliau dikenal dengan pribadi yang cerdas dalam praktik peperangan.

Hal ini terbukti pada saat Pangeran Samudra meminta bantuan Kerajaan Demak untuk menaklukkan Kerajaan Daha, sehingga lahirlah Kerajaan Banjar.

Peninggalannya yang masih eksis hingga sekarang adalah Masjid Sultan Suriansyah, yang berada di Kota banjarmasin.

2. Sultan Rahmatullah (1545-1570 M)

Sultan Rahmatullah kemudian naik tahta, setelah Sultan Suriansyah wafat.

Tidak ada sejerah lengkap yang menerangkan era kepemimpinannya.

3. Sultan Hidayatullah (1570-1595 M)

Sultan Hidayatullah meneruskan era kepemimpinan ayahnya, Sultan Rahmatullah, setelah Beliau meninggal.

4. Sultan Mustain Billah/Marhum Penambahan/Pangeran Kecil (1595-1620 M)

Pada era kepemimpinannya, ibukota kerajaan berpindah ke Kayutangi, Martapura.

Hal ini disebabkan karena adanya serbuan yang dilakukan pihak Belanda.

5. Ratu Agung/Sultan Inayatullah (1620-1637)

Ratu Agung merupakan putra Marhum Panembahan.

Saat naik tahta, Ratu Agung bergelar Sultan Inayatullah.

6. Ratu Anum/Sultan Saidullah/Pangeran Darat (1637-1642 M)

Ratu Anum adalah putra kedua Marhum Panembahan.

Kerena kehebatannya sebagai pemimpin perang, Beliau mendapat gelar Pangeran Darat.

7. Adipati Halid (1642-1660 M)

Adipati Halid naik tahta sebagai wali sultan, sebab Amirullah, yang merupakan putra Sultan Saidullah, belum berusia dewasa.

Dilihat dari silsilah kerajaan, Adipati Halid ini merupakan paman Sultan Saidullah.

8. Amirullah Bagus Kesuma (1660-1663 M)

Setelah Amirullah cukup dewasa, kekuasaan dikembalikan lagi kepada Beliau.

Sayangnya, masa kekuasaannya hanya berlangsung selama 3 tahun, karena direbut oleh Pangeran Adipati Anum.

Pada era kepemimpinannya, ibukota kerajaan dipindahkan kembali ke Banjarmasin.

9. Pangeran Adipati Anum/Sultan Agung (1663-1679 M)

Pangeran Adipati Anum selalu didampingi Suku Biaju dan Pangeran Aria Wiraraja saat mengelola kerajaan.

10. Sultan Tahlilullah/Raja Kayu Tangi (1679-1700 M)

Pada masa kekuasaan Sultan Tahlilullah, pusat kekuasaan dipindah ke Kayu Tangi, sehingga ia dijuluki Raja Kayu Tangi.

Sultan Tahlilullah ini merebut kekuasaan dengan cara membunuh Pangeran Adipati Anum beserta anaknya.

Sehingga tidak ada lagi putra mahkota yang hidup, dan diapun mengangkat diri sebagai raja.

11. Sultan Tahmidullah/Sultan Kuning (1700-1734 M)

Sultan Tahmidullah dikenal juga sebagai Sultan Tahlilullah 2.

Beliau memiliki 2 putra mahkota, yakni Sultan Tamjidullah dan Sultan Ilhamullah, yang digadang-gadang menjadi penerusnya kelak.

12. Pangeran Tamjid/Sultan Tamjidillah (1734-1759 M)

Pangeran Tamjid memiliki gelar Panembahan Baradualam atau Sultan Sepuh.

Beliau dikenal teguh menjalankan ajaran leluhur, dengan merawat silsilah kerajaan, yakni dengan memberikan tahta kepada keturunannya para raja.

13. Pangeran Nata Dilaga/Sultan Tahmidullah (1759-1761 M)

Saat Pangeran Muhammad Aliudin belum dewasa, maka diangkatlah Wali Sultan, yakni Pangeran Nata Dilaga.

14. Pangeran Muhammad Aliuddin Aminullah (1761-1801 M)

Setelah Pangeran Muhammad Aliudin dewasa, tahta kerajaan dikembalikan kepada Beliau.

15. Sultan Suleman Al Mutamidullah (1801-1825 M)

Beliau adalah putra Sultan Tamhidullah, yang naik tahta sesudah Pangeran Muhammad Aliuddin wafat.

16. Sultan Adam Al Wasik Billah (1825-1857 M)

Sultan Adal Al Wasik sebelumnya adalah seorang bupati atau mangkubumi.

Saat naik tahta jadi sultan, posisi mangkubumi ini belum ada yang menggantikan, sehingga Beliau rangkap jabatan.

Hal tersebut membuat terjadinya kericuhan di internal kerajaan, karena sultan tidak diperbolehkan merangkap mangkubumi.

17. Pangeran Tamjidillah (1857-1859 M)

Putra Sultan Adam Al Tamsik ini, hanya berkuasa selama 2 tahun, karena berakhir akibat fitnah yang dilancarkan penjajah Belanda.

18. Pangeran Antasari/Panembahan Amir Oeddin Khalifatul Mu’mina (1859-1862 M)

Pangeran Antasari merupakan putra Pangeran Mashud.

Pada masa pemerintahannya, pusat kerajaan yang ada di Bakumpai, diperlebar hingga ke Tanah Dusun.

Dengan bantuan Tumenggung Surapati, keduanya bahu-membahu melawan pejajah Belanda.

19. Sultan Muhammad Seman (1862-1905 M)

Sultan Muhammad Seman meneruskan upaya sang ayah, Pangeran Antasari, untuk melawan penjajah Belanda.

Namun naas, Beliau gugur di medan perang pada tahun 1905.

Sehingga, berakhir pula lah riwayat Kerajaan Banjar.

Struktur Pemerintahan

Penjelasan Struktur Pemerintahan Kerajaan Banjar
taldebrooklyn.com

Berikut adalah struktur kekuasaan di Kerajaan Banjar.

  • Sultan: memegang kekuasaan paling tinggi, yang mengambil peran dalam sektor politik dan agama.
  • Sultan Muta (putera mahkota): bertugas untuk membantu sultan.
  • Lembaga Dewan Mahkota: dewan penasihat, yang diisi bangsawan dan mangkubumi saja.
  • Mangkubumi: bertugasl untuk mengendalikan jalannya roda pemerintahan.

Di dalam istana, terdapat beberapa pejabat yang berkerja, yani sebagai berikut.

  • Sarabraja, yang membawahi 50 orang Sarawisa, bertugas untuk menjaga istana.
  • Raksayuda, yang membawahi 50 orang Mandung, bertugas untuk menjaga istana Bangsal.
  • Sarayuda, yang membawahi 40 orang Menagarsasri, bertugas mengawal raja.
  • Singataka dan Singapati, yang membawahi 40 orang Parawila/Singabana, bertugas sebagai polisi.
  • Saradipa, yang membawahi 40 orang Sarageni, bertugas menjaga persenjataan.
  • Puspawan, yang membawahi 40 orang Tuha Buru, bertugas mengawal raja saat berburu.
  • Rasawija, yang mmebawahi 50 Paramakan/Pangadapan, melaksanakan berbagai tugas dalam istana.

Aspek Kehidupan

a. Bidang Ekonomi

Perkembangan Kehidupan Ekonomi Kerajaan Banjar
idntimes.com

Kehidupan ekonomi Kerajaan Banjar mulai berkembang pesat saat memasuki abad ke-16 hingga ke-17 Masehi.

Banjarmasin, yang menjadi pusat kerajaan, menjadi kota dagang yang besar, yang memberi dampak bagi kesejahteraan masyarakat.

Hal ini semakin menguat disebabkan posisi Kalimantan Selatan yang sangat strategis dalam jalur perdagangan.

Komoditas utama yang dihasilkan adalah berupa tanaman lada, yang bahkan bisa diekspor ke luar negeri.

Memasuki abad ke-17 Masehi, Kerajaan Banjar dikenal juga dengan produksi kapal dan senjatanya, seperti kapak, golok, cangkul, dan sebagainya.

Efeknya, kemajuan dalam bidang industri ini juga meningkatkan kemajuan dalam sektor pertukangan.

b. Bidang Politik

Perkembangan Kehidupan Politik Kerajaan Banjar
sejarahlengkap.com

Pemerintahan Kerajaan Banjar sangat dipengaruhi oleh Kerajaan Demak.

Hal ini tidak lepas dari fakta sejarah, di mana berdirinya Kerajaan Banjar juga berkaitan dengan bantuan Kerajaan Demak.

Bedanya, kekuasaan sultan di Kerajaan Banjar, tidak seabsolut kekuasaan para raja di Pulau Jawa.

Kekuasaan sultan sangat dipengaruhi oleh faktor kekayaan, sehingga pemerintahannya berbentuk aristokratis.

Para bangsawan sangat berkuasa di sini, dan kedudukan sultan hanya disimbolkan sebaga pemersatu bangsa.

c. Bidang Keagamaan

Perkembangan Kehidupan Agama Kerajaan Banjar
anggabays.blogspot.com

Agama resmi yang dipeluk oleh Kerajaan Banjar adalah Agama Islam.

Hal ini menjadikan kedudukan ulama, mendapatkan posisi yang terhormat di dalam kalangan kerajaan.

Meskipun begitu, hukum Islam bukanlah sumber peraturan yang di pakai dalam pemerintahan.

Sebab, tidak terdapat ulama yang mumpuni untuk mendampingi Sultan dalam mengawal ketetapan hukum kerajaan ini.

d. Bidang Sosial dan Budaya

Perkembangan Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Banjar
wikiwand.com

Masyarakat yang hidup di Kerajaan Banjar berasal dari etnis Suku Ngaju (Banjar Muara), Suku Bukit (Banjar Hulu), dan Suku Maanyan (Banjar Batang Banyu).

Dalam kehidupan sosialnya, masyarakat Kerajaan Banjar terbagi menjadi 3 golongan.

  • Golongan atas: diisi oleh bangsawan serta para keluarga raja, yang merupakan kelompok minoritas dengan kemudahan hidup.
  • Golongan tengah: diisi cedekiawan dan ulama, yang bertugas untuk mengurus masalah hukum dan agama kerajaan.
  • Lapisan bawah: diisi pedagang, petani, dan nelayan, yeng mrupakan kelompk paling besar di Kerajaan Banjar.

Kejayaan Kerajaan Banjar

Sejarah Kejayaan Kerajaan Banjar
taldebrooklyn.com

Kerajaan Banjar mengalami perkembangan cukup pesat saat memasuki abad ke-17 Masehi, ketika lada dan rempah-rempah yang dihasilkannya sangat berlimpah.

Selain itu, perluasan wilayah pun juga bisa dilakukan ke berbagai daerah di Pulau Jawa, seperti Madura dan Surabaya.

Pada era kekuasaan Sultan Agung, banyak juga bandar pelabuhan di Jawa yang dijatuhkan, sehingga mempermudah langkan penaklukkan selanjutnya.

Kekuatan militer Kerajaan Banjar pada masa itu cukup kuat.

Hingga mereka berani melawan serangan Belanda, dengan persenjataannya yang lebih modern.

Proses penaklukan demi penaklukan ini kemudian mempengaruhi kebudayaan masyarakat Banjar sendiri.

Di mana, kebudayaan Jawa kemudian melebur di tengah kehidupan warga Banjar, di samping besarnya proses migrasi rakyat Jawa ke Kalimantan.

Pada masa itu, Kerajaan Banjar merupakan kerajaan Islam terbesar di Kalimantan.

Kedudukannya kian tinggi lagi, tatkala meletus Peperangan Makassar yang dimenangkan pihak Kerajaan Banjar.

Dengan demikian, Banjarmasin berhasil merebut jalur perdagangan utama natara Pulau Jawa dan Kalimantan.

Keruntuhan

Sejarah Keruntuhan Kerajaan Banjar
satujam.com

Keruntuhan Kerajaan Banjar disebabkan oleh kedatangan orang-orang Belanda, yang ikut campur dalam pengelolaan kerajaan.

Awalnya, para pasukan Belanda ini datang hanya untuk mendapatkan sumber lada.

Lalu, mereka perlahan-lahan memberi bantuan demi bantuan kepada Kerajaan Banjar untuk melakukan perluasan wilayah.

Akibatnya, orang-orang Belanda pun diterima dengan baik di lingkungan istana.

Sampai akhirnya, mereka turut campur dengan urusan pemerintahan.

Hubungan sultan dan Belanda makin memanas, hingga meledaklah peperangan untuk mempertahankan wilayah di Kalimantan Selatan.

Perang tersebut kemudian dikenal dengan nama Perang Banjar, yang berlangsung selama 2 periode.

Periode pertama terjadi pada tahun 1859-1863 Masehi, sementara perang periode kedua dilakukan pada tahun 1863-1905 Masehi.

Perang yang terjadi hampir setengah abad ini, akhirnya dimenangkan oleh pihak Belanda.

Pada tahun 1905, pasukan dan rakyat Kerajaan Banjar mulai mengalami kemunduran dan kekurangan logistik pada akhir perang ini.

Sehingga menyebabkan Kerajaan Banjar jatuh kalah di hadapan Belanda.

Peninggalan

a. Candi Agung Amuntai

Foto Candi Agung Amuntai Peninggalan Kerajaan Banjar
hulusungaiutarakab.go.id

Candi peninggalan Kerajaan Banjar ini didirikan oleh Empu Jatmika pada abad ke-16 Masehi.

Disinyalir, Candi yang berada di sekitaran Sungai Malang, Kec. Amuntai Tengah, Kab. Hulu Sungai Utara ini, adalah peninggalan Kerajaan Dipa yang hidup sezaman dengan era Kerajaan Majapahit.

Candi Agung Amuntai dibangun memakai material kayu dan batu, yang masih kokoh berdiri hingga saat ini, meski berumur 740 tahun.

Penemuannya sendiri, terjadi pada saat dilakukan penggalian sejarah di Kota Amuntai tahun 1967.

Penggalian ini berlokasi di dekat Gunung Candi (Bukit Candi) pada bagian bawah.

Kawasan candi ini mempunyai luas tidak terlalu besar, yakni 50×40 meter saja.

Situs peninggalan Hindu ini, kini dijadikan sebagai salah satu objek wisata serta museum sejarah.

Kawasan bersejarah yang luasnya tidak lebih dari 1 hektar ini, memiliki komplek pemandian putri, museum telaga darah, tempat pertapaan, serta Candi Agung.

b. Masjid Sultan Suriansyah

Foto Masjid Sultan Suriansyah Peninggalan Kerajaan Banjar
gontornews.com

Sesuai dengan namanya, Masjid Sultan Suriansyah merupakan sebuah bangunan masjid yang dibanguan pada tahun 1526-1550, pada era pemerintahan Sultan Suriansyah.

Masjid ini adalah salah satu masjid paling tua di Pulau Kalimantan.

Lokasinya ada di tepi Sungai Kuin, Kelurahan Kuin Utara, Banjarmasin Utara.

Jika menilik sejarah kekuasaan Kerajaan Banjar masa lalu, Masjid Sultan Suruiansyah ini berada di kawasan Banjar Lama, yang merupakan ibukota Kerajaan Banjar.

Sampai saat ini, masjid ini terlihat begitu khas dengan arsitektur tradisional, yang mendominasi bangunannya.

Uniknya, setiap mihrab yang ada dalam bangunan masjid ini, mempunyai atapnya masing-masing dan terpisah dari bangunan inti.

Nah, itulah tadi penjelasan lengkap mengenai sejarah Kerajaan Banjar yang merupakan kerajaan Islam terbesar di Pulau Kalimantan.

Silakan menuliskan pertanyaan lewat kolom komentar di bawah ini. jika ada yang belum jelas ataupun perlu ada yang ditanyakan.

Silakan like dan share juga ya artikel yang menarik ini, supaya teman-temanmu jadi tahu dan ikut membaca ulasannya.

Anas Fauzi

Hallo! Saya adalah seorang engineer. Selain menyukai dunia blogging, saya juga senang membaca dan menanam.

Update : [modified_date] - Published : [publish_date]

Tinggalkan komentar