Kerajaan Kalingga

Pernahkah kamu mendengar tentang kerajaan Kalingga?

Kerajaan Kalingga merupakan salah satu dari banyak Kerajaan Hindu Budha yang pernah ada di Indonesia.

Diperkirakan sejarah kerajaan di Nusantara diawali pada abad ke-4 yang dikuasai oleh kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha.

Masa Kerajaan Kalingga pada masa kerajaan era pra kolonial
Sumber: keunoan.com via ruangguru

Pada masa itu kerajaan Hindu-Buddha tersebar dan berkembang hampir di seluruh pelosok Nusantara.

Berdasarkan catatan sejarah, awal mula Hindu masuk ke Indonesia dari pedagang China dan India sehingga berdirilah kerajaan Hindu di Nusantara.

Periode ini disebut dengan era Pra-kolonialisme.

Kerajaan Kalingga adalah salah satu dari beberapa kerajaan Hindu-Buddha Nusantara yang menarik untuk dibahas.

Pastikan kamu menyimak ulasan berikut agar lebih mengenal kerajaan yang satu ini ya!

Sejarah Berdirinya Kerajaan Kalingga

Sejarah Kerajaan Kalingga (Holing)
Sumber: taldebrooklyn.com

Kerajaan Kalingga adalah salah satu kerajaan yang tercatat pernah berkembang di Nusantara.

Kerajaan ini memiliki nama lain yaitu Kerajaan Holing yang mungkin masih asing di telinga masyarakat.

Menurut penelitian dari ahli sejarah, kerajaan tradisional ini berdiri pada abad ke-6 dan ke-7 di pulau Jawa sehingga bahasa yang digunakan masyarakat pada waktu itu adalah bahasa Jawa Kuno, bahasa Melayu Kuno dan bahasa Sansekerta.

Nama ‘Kalingga’ sendiri merupakan sebuah kata yang diambil dari bahasa India.

Sedangkan kata ‘Holing’ adalah kata yang disandur dari sumber Tiongkok.

Awal mula terbentuknya Kerajaan Kalingga (Holing)
Sumber: wacana.co via salamadian.com

Awal mula Kerajaan Kalingga berdiri belum diketahui secara pasti karena minimnya sumber sejarah yang ada.

Namun berdasarkan cerita nenek moyang dan beberapa temuan tentang kerajaan ini memperlihatkan awal mula kata Kalingga berasal dari sebuah nama kerajaan di India yang didirikan sekelompok orang India dari Orissa yang melarikan diri karena wilayah tersebut dihancurkan oleh Maharaja Asoka.

Menurut Benudhar Patra (pengajar dan peneliti sejarah Universitas Chandigarh, Punjab, India) Orissa merupakan salah satu daerah di India Utara dekat Kalkuta yang dikenal dengan nama Kalingga pada lima ratus tahun pertama Masehi.

Kalingga dalam makalah Benudhar Patra dengan judul Maritime Contacts of Kalinga with Java, menerangkan bahwa Kalingga menjadi salah satu kerajaan India pada masa pra-Islam yang berhubungan secara intensif dengan negeri-negeri kepulauan Nusantara.

kerajaan kalingga beragama Hindu-Buddha
Sumber: hinduwebsite.com

Berdasarkan catatan sejarah yang berhasil ditemukan, Kerajaan Kalingga atau Holing menganut agama Hindu-Buddha serta kejawen.

Ada pula informasi yang mengatakan masyarakat di Kerajaan Kalingga saat itu pada umumnya memiliki kepercayaan Buddha karena agama ini berkembang pesat kala itu dan terdapat juga masyarakat yang menganut kepercayaan leluhur.

Letak Geografis dan Wilayah Kekuasaan Kerajaan Holing

letak geografi kerajaan kalingga
Sumber: historia.id

Kerajaan Kalingga atau Holing memiliki letak geografis yang belum pasti.

Para peneliti sejarah hanya berpatokan pada peninggalan-peninggalan yang ada, salah satunya adalah dari catatan Tiongkok.

Berdasarkan penjabaran dari catatan tersebut kemungkinan Kerajaan Holing berkuasa di wilayah Pekalongan dan Jepara, Jawa Tengah.

Kabupaten Jepara dianggap sebagai pusat pemerintahan atau Ibu kota awal kala itu karena terdapat sebuah tempat yang bernama Keling (utara gunung Muria) sedangkan daerah Pekalongan merupakan wilayah kekuasaan dari kerajaan ini karena Pekalongan merupakan wilayah pelabuhan kuno.

Nama Holing seperti yang telah dijelaskan sebelumnya merupakan terjemahan dari kata Kalingga dalam bahasa Cina. Keberadaan Kerajaan Kalingga juga didukung oleh para sejarawan Belanda seperti N.J. Krom, George Coedes, W.F. Mayer, dan W.J van der Meulen.

Jika diperhatikan wilayah pesisir utara Jawa Tengah sangat strategis untuk berkembangnya sebuah kerajaan karena sejak awal abad Masehi perairan Laut Jawa menjadi jalur perdagangan sehingga diduga perkembangan perdagangan maritim Kerajaan Kalingga lebih mudah untuk berkembang.

Namun sampai saat ini masih belum diketahui persis dimana letak sesungguhnya kerajaan ini.

Banyak juga berpendapat dan mengatakan bahwa Pekalongan adalah nama yang telah mengalami perubahan dari Pekalingan.

Karenanya sampai saat ini letak geografis Kerajaan Kalingga masih menjadi perdebatan.

Silsilah Kerajaan Kalingga

Silsilah Kerajaan Holing atau Kalingga
Sumber: harianmerapi.com

Silsilah Raja-raja Kerajaan Kalingga diperoleh berdasarkan sumber sejarah yang ada walaupun sumber-sumber tersebut sangat sedikit dan tidak lengkap.

Menurut catatan sejarah nama-nama berikut merupakan Raja yang pernah memerintah di Kerajaan Kalingga.

1. Phrabu Wasumurti

Phrabu Wasumurti dikatakan adalah raja pertama dari Kerajaan Kalingga sekitar pada 594 sampai 605 masehi. Phrabu Wasumurti memerintah selama 11 tahun yang kemudian menikah dan memiliki dua orang anak yaitu Phrabu Wasugeni dan Dewi Wasundari.

2. Phrabu Wasugeni

Phrabu Wasugeni merupakan raja kedua yang memerintah pada 605 sampai 632 masehi di Kerajaan Kalingga.

Phrabu Wasugeni memiliki saudara perempuan yaitu Dewi Wasundari namun pada waktu itu yang naik tahta adalah anak putra.

Phrabu Wasugeni bertahta selama 27 tahun dan menikah dengan Dewi Paramita dari Dinasti Pallawa dan memiliki dua orang anak yaitu Phrabu Wasudewa dan Dewi Wasuwari (Ratu Shima).

Ketika Phrabu Wasugeni wafat, tahta kerajaan dilanjutkan oleh anak laki-lakinya yang bernama Phrabu Wasudewa.

3. Phrabu Wasudewa

Phrabu Wasudewa menggantikan ayahnya dan memerintah pada 632 hingga 652 masehi.

Phrabu Wasudewa adalah anak pertama sehingga naik tahta terlebih dahulu dari adiknya yang perempuan yaitu Dewi Wasundari.

4. Phrabu Wasukawi

Menurut sumber sejarah yang ada, masa pemerintahan Phrabu Wasukawi kurang begitu jelas sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut terkait masa pemerintahannya namun berdasarkan catatan yang ada Phrabu Wasukawi memerintah pada 652 masehi.

5. Phrabu Kirathasingha

Masa pemerintahan Phrabu Kirathasingha juga sangat minim sumber sejarahnya.

Diperkirakan Phrabu Kirathasingha bertahta pada 632 hingga 649 masehi.

Berdasarkan catatan sejarah, Kerajaan Kalingga saat dibawah pemerintahan Phrabu Wasukawi dan Phrabu Kirathasingha masih dijabat oleh Phrabu Wasudewa.

6. Prabhu Kartikeyasingha

Berdasarkan sumber sejarah, Phrabu Kartikeyasingha merupakan suami dari anak Phrabu Wasugeni yang bernama Dewi Wasuwari atau yang lebih dikenal dengan nama Ratu Shima.

Phrabu Kartikeyasingha menjabat dari 648 hingga 674 masehi atau 26 tahun dan setelah mangkat digantikan oleh Ratu Shima.

7. Ratu Shima

Ratu Shima bertahta pada 674 hingga 695 masehi dan memiliki dua orang anak yaitu Dewi Parwati dan Phrabu Iswarakesawalingga.

Raja Terkenal yang Memerintah Kerajaan Kalingga

ratu sima Kerajaan Holing
Sumber: Harianmerapi.com

Jika berbicara mengenai Kerajaan Kalingga, pasti kamu sudah tidak asing dengan Ratu yang satu ini. Yup ! Ratu Shima.

Ratu yang bertahta pada 674 masehi hingga 695 masehi ini dikenal karena ketegasan, kejujuran dan kebijaksanaannya.

Ratu Shima lahir di Sumatra Selatan, di dekat daerah yang sekarang bernama Musi Banyuasin.

Berdasarkan sumber sejarah, Ratu Shima dikenal dengan peraturannya yang tidak main-main mengenai pencurian di masa pemerintahannya.

Peraturan tersebut berupa hukum potong tangan bagi siapa saja yang mencuri milik orang lain.

Hukuman ini pun tidak hanya berlaku bagi rakyatnya namun juga untuk keluarga kerajaan.

Berita tersebut tentunya menyebar luas hingga ke kerajaan seberang lautan.

Raja tersebut menguji dengan sengaja mengunjungi Kerajaan Kalingga dan meninggalkan sekantung emas di persimpangan jalan pasar.

Bayangkan! Tidak ada satupun rakyat Kalingga yang berani menyentuhnya.

Hingga tiga tahun kemudian kantung tersebut tidak sengaja disentuh oleh putra Ratu Shima dengan kakinya dan dengan tegas Ratu Shima menjatuhkan hukuman mati kepada putranya sendiri.

Namun Dewan menteri memohon kepada sang Ratu agar dapat mengampuni kesalahan putranya tersebut.

Akhirnya putra ratu Shima dijatuhi hukuman potong kaki karena telah menyentuh kantong tersebut dengan kakinya.

Ratu Shima di Kerajaan Kalingga
Sumber: hudaberbagi.wordpresss.com

Masa kepemimpinan Ratu Shima menjadi masa keemasan bagi Kerajaan Kalingga dari segi apapun.

Banyak Raja-raja dari kerajaan lain yang kagum, segan, hormat dan penasaran dengan Ratu cantik nan tegas ini.

Kepemimpinan Ratu Shima Kerajaan Kalingga
Sumber: befren.com

Rakyat juga mencintai Ratu yang satu ini karena berkat Ratu Shima Kerajaan Kalingga menjadi kerajaan yang tentram dan damai.

Saat menjabat, Ratu Shima bertahta dengan gelar Sri Maharahi Mahissasuramardini Satyaputikeswara.

Kerajaan Kalingga Ratu Shima
Sumber: jengsusan.com

Bagaimana menurut kamu? Mengagumkan sekali bukan Ratu Shima ini?

Hal ini secara tidak langsung juga menunjukkan bahwa Nusantara telah lama menghadirkan emansipasi wanita, melalui kepemimpinan Ratu Shima ini !

Sistem Pemerintahan Kerajaan Kalingga

sistem pemerintahan di Kerajaan Kalingga
Sumber: twitter @ Shima_Kalingga via cintapekalongan.com

Pada masa prakolonial, Nusantara memiliki banyak kerajaan dengan kekuatan politik tertentu.

Masing-masing kerajaan tentunya mempersiapkan strategi pemerintahan di tiap-tiap daerah kekuasaan karena pada waktu itu Nusantara belum menjadi sebuah bangsa.

Sistem pemerintahan era prakolonial bertujuan untuk mempertahankan suatu kerajaan dari serangan kerajaan lain, memperluas daerah kekuasaan dan tentunya untuk memahsyurkan kehidupan rakyat dan kerajaan masing-masing.

Kerajaan-kerajaan masa prakolonial diketahui menganut paham geopolitik, yaitu berdasarkan kesadaran dimana memiliki identitas yang sama, berada dalam satu daerah yang sama namun belum dapat dipersatukan sebagai suatu bangsa secara politik.

Keberhasilan sistem pemerintahan kerajaan tentunya dipengaruhi oleh Raja yang bertahta saat itu.

Kerajaan Kalingga (Holing) memperlihatkan sistem pemerintahan yang bagus dibawah kepemimpinan Ratu Shima.

Kerajaan ini mengalami masa keemasan dari berbagai sektor berkat Ratu yang sangat dicintai rakyatnya tersebut.

Ratu Shima dikenal mengatur pemerintahannya dengan mengamalkan paham-paham yang dibuatnya seperti ketegasan, kejujuran, dan kebijaksanaan hingga mampu mengantarkan kerajaannya menuju kejayaan.

Sang Ratu tidak akan segan menghukum siapapun yang melanggar aturan karena Ratu Shima tidak menyukai adanya kejahatan, pencurian, dan ketidakadilan.

Agar kamu lebih paham mengenai bagaimana kehidupan di kerajaan yang satu ini, simak terus ulasan selanjutnya mengenai kehidupan Kerajaan Kalingga dalam sektor sosial, politik, dan budaya.

Kehidupan Kerajaan Kalingga

Kehidupan Kerajaan Kalingga (Holing)
Sumber: www.romadecade.org

Seperti di kerajaan-kerajaan nusantara lainnya, Kerajaan Kalingga juga memiliki kehidupan tersendiri dibawah kepemimpinan para rajanya.

Namun pada pembahasan kali ini akan dijelaskan lebih detail mengenai kehidupan di Kerajaan Holing pada masa pemerintahan Ratu Shima karena memang saat beliau naik tahta kerajaan ini menunjukkan perkembangan yang pesat.

1. Kehidupan Politik

Kehidupan politik Kerajaan Kalingga
Sumber: www.romadecade.org

Kehidupan politik dibawah pemerintahan Ratu Shima terlihat baik.

Sang Ratu selalu berlaku adil, bijaksana, tegas dan cenderung keras, serta disiplin.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa Ratu Shima tidak akan segan memberi hukuman bagi siapapun yang melanggar.

Ratu mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang bertujuan menciptakan ketertiban.

Hubungan baik Kerajaan Kalingga dengan kerajaan lainnya juga terlihat ketika Ratu Shima menikahkan cucunya yang bernama Sahana dengan putra mahkota Kerajaan Galuh.

Sahana kemudian mempunyai anak bernama Sanjaya yang kelak menjadi dinasti Sanjaya.

2. Kehidupan Ekonomi

bagaimana kehidupan ekonomi Kerajaan Kalingga
Sumber: materi4belajar.com

Kehidupan ekonomi Kerajaan Kalingga rupanya tak jauh beda dengan kehidupan politiknya yang sama baiknya.

Perekonomian kerajaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu letak kerajaan yang strategis karena dekat denga pesisir utara Jawa Tengah dan berkat kepemimpinan Ratu Shima.

Terdapat dua sektor yang mendukung perekonmian kerajaan yaitu sektor perdagangan dan pertanian.

Letaknya yang strategis membuat wilayah Kalingga mampu diakses dari luar negeri.

Menurut catatan sejarah, Kerajaan Holing memproduksi kulit penyu, emas, perak, cula badak, dan gading untuk dijual.

Tanahnya yang subur dikembangkan untuk pertanian dan menghasilkan beras juga minuman dari bunga kelapa dan bunga aren yang manis serta memabukkan.

Pada masa itu terdapat pasar sebagai sarana jual beli oleh masyarakat Kalingga.

Pada masa pemerintahan Ratu Shima dengan kebijaksanaannya Kalingga berhasil menjadi pusat perdagangan bahkan sempat dijadikan tempat pertemuan dari berbagai bangsa.

Sang Ratu juga berhasil menjalin hubungan baik dengan banyak orang asing di bidang keamanan dan perdagangan seperti orang-orang Arab, Persia, Gujarat dan juga Cina.

Dengan demikian perekonomian di Kerajaan Kalingga dapat dikatakan sangatlah makmur dan sejahtera.

3. Kehidupan Sosial dan Budaya

Kehidupan sosial Kerajaan Kalingga berlangsung sejahtera dan damai berkat kepemimpinan Ratu Shima.

Ratu Shima tidak pernah membeda-bedakan antara rakyat dan keluarga kerajaan dengan menegakkan keadilan.

Kehidupan sosial dan budaya Kerajaan Kalingga (Holing)
Sumber: taldebrooklyn.com

Pada masa pemerintahannya, Ratu Shima juga mendirikan semacam lembaga masyarakat sebagai wujud kepeduliannya kepada rakyatnya dan dengan adanya lembaga tersebut mempermudah Ratu Shima dalam menjalankan aturannya agar berjalan secara teratur.

Di dalam agama pun di kerajaan ini memperlihatkan keharmonisan karena agama Buddha berkembang disana hingga wilayah tersebut disebut Di Hyang yang artinya tempat dua kepercayaan yaitu Hindu dan Buddha yang dapat bersatu.

Bukti kehidupan budaya Kerajaan Kalingga terlihat dengan adanya pementasan Wayang Keling.

Secara umum bentuk wayang peninggalan Kerajaan Kalingga hampir sama dengan wayang pada umumnya namun terdapat perbedaan yaitu pada sanggul Wayang Keling yang tidak sampai ubun-ubun.

Masa kejayaan Kerajaan Kalingga

masa keemasan Kerajaan Kalingga
Sumber: www.tripadvisor.co.id

Masa kejayaan Kerajaan Kalingga diperkirakan berlangsung sekitar dua abad.

Puncak kejayaan kerajaan ini tentu saja berada pada masa pemerintahan Ratu Shima.

Sektor perdagangan maupun sektor pertanian berjalan baik, dibuktikan dengan barang dagangan dari Kalingga yang sampai ke negeri Tiongkok.

Kerajaan Kalingga juga mengembangkan sistem subak yaitu sistem pengairan atau irigasi untuk lahan bertani.

Masa kejayaan ini tentunya tidak akan bisa terjadi tanpa adanya kerjasama yang baik antara pemimpin kerajaan dengan rakyatnya.

Penyebab runtuhnya Kerajaan Kalingga

penyebab runtuhnya Kerajaan Kalingga
Sumber: farmbusinessportal1.blogspot.com

Roda kehidupan teruslah berputar, dimana ada kejayaan disitu pula terdapat kemunduran.

Begitu juga dengan Kerajaan Kalingga yang mengalami kemunduran sejak meninggalnya Ratu Shima pada tahun 732 masehi yang kemudian diteruskan oleh keturunannya.

Namun penyebab utama runtuhnya Kerajaan Kalingga disebabkan oleh serangan dari Kerajaan Sriwijaya pada 752 masehi.

Pada waktu itu Kerajaan Sriwijaya ingin menguasai semua jaringan perdagangan di pesisir pantai utara Jawa.

Hal tersebut membuat Kerajaan Kalingga berpindah tempat dan semakin mengalami kemunduran karena sektor perdagangan dan pertanian telah ditaklukan kerajaan lain.

Namun berdasarkan penelitian, keturunan Ratu Shima yang bernama Sanjaya kembali menjadi pemimpin besar dengan kerajaan yang didirikannya dan bernama Kerajaan Medang atau Kerajaan Mataram Kuno.

Bukti peninggalan Kerajaan Holing

Bukti bahwa Kerajaan Kalingga memang benar-benar eksis adalah dengan ditemukannya peninggalan berupa prasasti yaitu Prasasti Tukmas, Prasasti Sojomerto, Prasasti Upit dan candi yaitu Candi Angin dan Candi Bubrah serta terdapat bukti lainnya berupa Situs puncak sanga likur gunung muria.

Bukti ini kemudian menjadi sumber sejarah bagi kerajaan ini.

1. Prasasti

Prasasti pada dasarnya merupakan piagam atau dokumen tertulis yang ditulis pada bahan yang sangat keras dan tahan lama seperti batu, dinding, keramik dan lain sebagainya. Bukti peninggalan kerajaan Kalingga salah satunya adalah prasasti yang ditemukan di beberapa daerah di Jawa Tengah.

a. Prasasti Tukmas

Prasasti Tukmas peninggalan Kerajaan Kalingga
Sumber: kemdikbud.go.id

Prasasti Tumas ditemukan pertama kali di wilayah Kecamatan Grabak, Magelang, Jawa Tengah.

Prasasti ini ditulis menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta yang dipahat di sebuah batu alam yang besar.

Tidak hanya tulisan, terdapat juga gambar-gambar yang dipahat pada batu tersebut antara lain gambar kendi, trisula, kapak, cakra, kelangsangka, dan bunga teratai.

Hasil terjemahan peninggalan Kerajaan Holing ini menjelaskan tentang adanya sungai di lereng Gunung Merapi yang airnya jernih seperti aliran sungai Gangga di India.

b. Prasasti Sojomerto

Prasasti Sojomerto peninggalan Kerajaan Kalingga
Sumber: yoedana.wordpress.com

Prasasti Sojomerto merupakan peninggalan Kerajaan Holing yang ditemukan di daerah Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Tulisan pada pada prasasti ini menggunakan huruf Kawi dan bahasa Melayu Kuno.

Isi dari Prasasti Sojomerto meggambarkan kondisi keluarga kerajaan Kalingga tepatnya tentang Raja Dapunta Sailendra dan silsilah keluarganya.

Dapunta memiliki ayah yang bernama Santanu dan ibunya adalah Bhadrawati serta istrinya bernama Sampula.

Dapunta Salendra adalah cikal bakal dari raja-raja keturunan Wangsa Syailendra yang pernah berkuasa di Kerajaan Mataram Hindu.

c. Prasasti Upit

Prasasti Upit Peninggalan Kerajaan Kalingga
Sumber: taldebrooklyn.com

Peninggalan Kerajaan Kalingga berikutnya adalah Prasasti Upit yang ditemukan di daerah Ngawen, Klaten, Jawa Tengah tepatnya di Kampung Upit.

Prasasti ini menjelaskan bahwa ada sebuah kampung bernama Kampung Upit.

Kampung ini menjadi wilayah dengan bebas pajak atau disebut juga sebagai daerah perdikan karena Kampung Upit memiliki wilayah yang subur sehingga membuat kebanggaan tersendiri bagi Kerajaan Kalingga.

Ratu Shima kemudian memberikan penganugerahan kepada Kampung tersebut berupa benda yang sekarang disebut dengan Prasasti Upit.

2. Candi

Candi merupakan bangunan kuno yang biasanya terbuat dari batu yang digunakan sebagai tempat pemujaan, penyimpanan abu jenazah raja-raja atau pendeta-pendeta Hindu-Buddha.

Kerajaan Holing memiliki peninggalan berupa dua buah candi yang letaknya tidak jauh satu sama lain.

a. Candi Angin

Candi Angin peninggalan Kerajaan Kalingga (Holing)
Sumber: murianews.com

Candi Angin adalah peninggalan Kerajaan Holing yang ditemukan di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Jepara, Jawa Tengah.

Nama Candi Angin diambil dari tempatnya ditemukan yaitu di kawasan yang cukup tinggi sehingga terdapat banyak angin.

Candi ini tetap kokoh meskipun sering terkena terpaan angin, hujan atau badai dari waktu ke waktu.

Menurut penelitian usia candi ini lebih tua dari Candi Borobudur.

b. Candi Bubrah

Peninggalan Kerajaan Kalingga salah satunya adalah Candi Bubrah
Sumber: taldebrooklyn.com

Candi Bubrah ditemukan tidak jauh dari Candi Angin yaitu di Desa Tempur. Nama Candi Bubrah diambil dari Bahasa Jawa yang artinya adalah ‘berantakan’.

Hal tersebut disebabkan karena ketika candi ini ditemukan pertama kali kondisinya sangatlah berantakan.

3. Situs Puncak Sanga Likur Gunung Muria

Situs bersejarah peninggalan Kerajaan Kalingga ini berada di Puncak Rahtawu (Gunung Muria)
Sumber: taldebrooklyn.com

Situs bersejarah peninggalan Kerajaan Kalingga ini berada di Puncak Rahtawu (Gunung Muria) dekat kecamatan Keling.

Terdapat empat arca batu yang ditemukan di tempat ini yaitu arca Batara Guru, Narada, Togog, dan Wisnu.

Arca-arca ini menggambarkan kepercayaan rakyat Kalingga yang beragaman Hindu.

Semua Arca tersebut belum dapat dipindahkan ke museum karena tingkat kesulitan pada medan yang ada disana.

Selain arca, ditemukan pula enam tempat pemujaan yang ada di bawah hingga puncak gunung yang diberi nama seperti tokoh pewayangan yaitu Abiyoso, Bambang Sakri, Jonggring Saloko, Pandu Dewontoro, Sekutrem dan Kamunoyoso.

Maria Fransisca Simbolon

Content Writer | Travel Enthusiast | " The future belongs to those who believe in the beauty of their dreams.”― Eleanor Roosevelt

Update : [modified_date] - Published : [publish_date]

Tinggalkan komentar