Tari Indang

Tari Indang berasal merupakan tarian asal Sumatera Barat. Tarian yang juga dikenal dengan nama Tari Dindin Badindin ini dapat dibawakan oleh pria dan wanita. Sebagai media dakwah Tari Indang awalnya dipentaskan di surau atau masjid, tetapi kini sesuai dengan perkembangannya tarian ini dibawakan dalam berbagai acara. Kostum yang dikenakan para penari adalah pakaian adat Minang atau dapat juga mengenakan pakaian adat Melayu.

Dalam satu kali penampilan Tari Indang dibagi ke dalam tiga Babak yang terdiri dari gerak pasambahan, gerakan inti, dan gerak penutup.

Sejarah, Makna, dan Fungsi

asal usul tari indang
Tari Indang dikenal juga dengan Tari Dindin Badindin. Sumber: beritasatu.com

Dilansir dari Jakarta Tourism (2016), Tari Indang muncul sekitar abad 13 ketika pedagang Arab datang menjajakan dagangannya di pesisir tanah Minang. Proses Islamisasi pun terjadi di Sumatera Barat. Proses tersebut juga menyebabkan akulturasi budaya Minang dengan Islam.

Awalnya Rapa’i, seorang tokoh pengikut setia Syekh Burhanuddin yang selalu memperingati tabuik atau peringatan atas wafatnya cucu Nabi Muhammad, memperkenalkan Tari Indang sebagai salah satu media dakwah. Sampai sekarang, Tari Indang turut memeriahkan perayaan tabuik, terutama di Pariaman. Selain itu, tarian ini juga berkembang di surau-surau atau masjid.

Nyanyiannya memuat ajaran Agama Islam. Jadi, fungsi utamanya dahulu sebagai media penyebaran Islam. Sekarang bisa dinikmati oleh semua kalangan sebagai sebuah pertunjukkan hiburan, penyambutan tamu agung, dan pelengkap acara adat.

Untuk melengkapi permainannya, Rapa’i menggunakan alat musik perkusi seperti rebana atau gendang pipih bundar yang dibuat dari tabung kayu pendek dan agak lebar ujungnya dan pada salah satu bagiannya diberi kulit kambing. Ia gunakan sebagai pengatur tempo.

Tari Indang yang dulu sakral, memiliki sipatuang sirah dalam setiap kelompok tarinya. Dia adalah orang tua yang punya kekuatan magis atau gaib untuk melindungi kelompoknya dari kekuatan jahat.

Nah kalau dulu, Tari Indang memiliki pemilihan waktu saat mementaskannya. Ada Indang naik dan Indang turun. Indang naik adalah penampilan Indang di awal atau hari pertama yang dimulai pada tengah malam sekitar jam 11-12 malam. Sedangkan Indang turun adalah permainan Indang di hari kedua yang dimulai pada senja atau setelah salat magrib.

Makna dari gerakannya terlihat dari babak atau tahap dalam satu penampilan Indang. Ada tiga babak yaitu: gerak pasambahan, yaitu gerakan bertujuan untuk mengingat dan menghormati orang-orang yang telah berjasa dalam penyebaran agama Islam melalui pertunjukan Indang. Gerak inti, yaitu gerakan yang merepresentasikan usaha yang harus dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan dan juga menggambarkan kegembiraan masyarakat. Dan gerak panutup, yaitu gerakan yang mengajarkan adab permohonan maaf, di mana semua tindakan dan ucapan tidak pernah luput dari kesalahan.

Pementasan Tari Indang

tata panggung tari indang
Pertunjukkan Tari Indang di Rusia. Sumber: kemlu.go.id

Tari Indang yang ditunjukkan kepada publik memiliki segenap aturan yang harus diperhatikan, antara lain:

1. Tema

Sebagai media dakwah, tema yang diangkat dalam pertunjukan Tari Indang adalah ajaran Islam. Meski tidak secara eksplisit terang-terangan menceramahi penonton, nyanyiannya banyak mengandung salawat atau syair bernilaikan keislaman.

2. Penari

Penari Indang atau disebut juga anak indang semula hanya boleh berkomposisi laki-laki. Ini dikarenakan perempuan tidak diperkenankan untuk mempertontonkan dirinya ke khalayak. Untungnya, seiring berkembangnya waktu, aturan lama ditinggalkan dan perempuan boleh menarikan tarian ini bahkan berpasangan dengan para pria.

Untuk jumlahnya sendiri, Tari Indang biasanya terdiri dari jumlah yang ganjil mulai dari 7 hingga 25 penari. Gerakan Tari Indang energik, ceria, dan bersemangat sehingga membutuhkan stamina dan kemampuan berekspresi ceria yang memadai.

Di dalam penari-penari tersebut ada yang memimpin atau memberikan aba-aba untuk perubahan dan pergantian gerakan. Ia juga mengatur tempo dan dinamika tarian selain dari dendangan rebana. Pemimpin ini disebut dengan Tukang Alih.

3. Tata Panggung

Idealnya, ukuran tempat atau panggung yang nyaman untuk menari Indang sekitar 8 x 6 meter atau lebih. Hal ini harus diperhatikan melihat jumlah penari Indang yang cukup banyak, apalagi dalam skala acara besar. Karena banyak gerakan di lantai, pastikan permukaannya datar, tidak sakit, dan tentu nyaman untuk lutut dan kaki menapakinya. Hiasan panggungnya bebas menyesuaikan dengan kebutuhan. Tidak ada pun juga tidak masalah.

Gerakan Dasar

gerakan dasar tari indang
Gerakan Tari Indang umumnya dilakukan sambil duduk. Sumber: seringjalan.com

Dari segi gerakan, Tari Indang memiliki gerakan yang senada dengan Tari Saman dari Aceh. Bedanya, gerakan Indang lebih variatif, dinamis, santai, dan bersemangat. Orang Minang memuji gerakannya dengan kata rancak atau indah. Langkah-langkah gerakannya adalah sebagai berikut.

  • Diawali dengan masuknya dua kelompok penari dari kanan ke kiri.
  • Penari menyusun diri berbanjar, lalu gerakan transisi menuju duduk sila.
  • Penari menaruh rebana indang-nya di depan mereka (kalau tidak memakai rebana bisa dilewati) dan sikap hormat dengan menyatukan kedua telapak tangan di depan dada.
  • Gerakan inti yang bervariasi, menggerakkan kepala, tangan, dan badan sembari menabuh rebana bagi yang memegangnya.
  • Kadang gerakannya ada yang meliuk ke depan dan belakang secara bergantian atau ke samping kanan dan kiri.

Jika ingin melihat tata caranya yang lebih rinci dan detail, bisa disimak tutorial Tari Indang melalui laman berikut.

Kalau mau melihat penampilan Tari Dindin Badindin yang spektakuler, bisa dilihat di sini.

Musik dan Lagu

lagu tari indang
Kadangkala pemusik Tari Indang juga mengenakan baju adat Minang. Sumber: jawapos.com

Alat musik utama dari Tari Indang adalah gedang rapa’i atau rebana indang. Ia berfungsi sebagai pengatur tempo dan memeriahkan suasana penampilan Tari Indang. Namun, kehadiran perkusi satu ini bisa digantikan dengan tepukan pada lantai panggung ketika beradu dengan gerakan tangan para penari.

Gedang rapa’i bisa ditabuhkan oleh penari atau para pemain musik di samping panggung. Selain itu, ada juga alat musik seperti marwas, kecrek, biola, akordeon, piano, dan lain-lain.

Kalau di penari ada Tukang Alih, di musiknya ada yang namanya Tukang Zikir. Ia bertugas untuk menyanyikan lagu Indang. Saat tukang zikir menyanyi, nyanyian akan diulang dan diikuti semua penari secara bersama-sama.

Lagu Dindin Badindin dipopulerkan oleh Elly Kasim dan Tiar Ramon sekitar tahun 1980-an. Lirik lagunya sebagai berikut.

Balari lari bukannyo kijang
Pandan tajamua di muaro
Kami manari basamo samo
Paubek hati dunsanak sadonyo

Ikolah indang oi Sungai Garinggiang
Kami tarikan basamo samo
Sambuiklah salam oi sambah mairiang
Pado dunsanak alek nan tibo

Bamulo indang ka ditarikan
Salam bajawek (ondeh) ganti baganti
Lagu lah indang kami nyanyikan
Supayo sanak (ondeh) basuko hati

Dindin badindin oi dindin badindin
Dindin badindin oi dindin badindin

Kostum

kostum busana tari indang
Busana Tari Indang menggunakan pakaian adat Minang. Sumber: putriangeriany. blogspot.com

Kostum atau busana yang dikenakan para penari adalah pakaian adat Minang atau bisa juga pakaian adat Melayu. Biasanya terdiri dari hiasan kepala, baju yang sedikit longgar, celana longgar hitam, dan dibalut dengan sarung khas Minang.

Warna baju-bajunya juga ada yang satu macam dan ada yang sampai tiga macam warna. Khusus perempuan, biasanya mengenakan penutup kepala atau jilbab. Untuk Tukang Zikir dan pemusik lainnya, bebas mengenakan pakaian apa saja asalkan sopan (biasanya baju koko muslim).

Tata Rias

pakaian tari indang
Tata rias Tari Indang. Sumber: akihikoyuuri. wordpress.com

Riasan untuk penari maupun pemusik tidak memiliki patokan atau spesifik harus seperti apa. Baik laki-laki maupun perempuan juga diberi riasan seperlunya yang penting membuat wajah cerah dan ceria ketika tampil di depan penonton. Umumnya juga tidak tebal tata riasnya.

Properti

properti tari indang
Gedang rapa’i menjadi properti yang digunakan saat menari. Sumber: sabitakoyaki. blogspot.com

Tari Indang menggunakan rebana indang sebagai propertinya. Ia didendangkan oleh penari saat pertunjukkan. Properti ini tidak wajib dan malah sudah mulai jarang digunakan. Rebana indang diganti dengan tepukan tangan, ke badan atau tepukan ke lantai.

Pola Lantai

formasi tari indang
Pola Lantai Tari Indang biasanya sejajar lurus. Sumber: muslimobsession.com

Tarian Minang satu ini umumnya disajikan dengan pola lantai horizontal atau berbanjar dari kanan ke kiri. Meski mayoritas dalam satu penampilan membuat satu banjar lurus, ada juga yang menambah bentuk pola lantai lain seperti bentuk V, melingkar, zig zag atau selang seling depan dan belakang, dan saling berpasangan dua-dua atau tiga-tiga.

Mungkin sekian cerita soal Tari Dindin Badindin yang fenomenal. Dijamin ketika Selasares menonton penampilan serta lagu Dindin Badindin pasti akan terhibur. Eits, kalau mau tahu soal tari tradisional daerah lain seperti Tari Seblang, langsung saja cari tahu di Selasar ya!

Geolana Wijaya Kusumah

Selamat datang di bumi Geo! Halo, aku Geo bisa juga dipanggil Geol. Ya benar sekali, sesuai dengan namaku, aku suka dengan hal-hal berbau Geografi dan hobiku bergeol alias Dance.

Update : [modified_date] - Published : [publish_date]

Tinggalkan komentar