Pakaian Adat Riau

Pakaian adat yang dikenakan oleh setiap suku di Indonesia memiliki ciri dan filosofi masing-masing.

Begitu pun juga dengan pakaian adat Riau, yang banyak dipengaruhi oleh ajaran dan kebudayaan Islam.

Nah, kearifan lokal seperti inilah yang patut disyukuri bangsa Indonesia, sebab banyaknya kekayaan budaya yang dimilikinya.

Kemudian, seperti apa ya kira-kira pakaian adat Riau ini?

Buat kamu yang belum tahu, berikut adalah ulasan lengkap mengenai baju tradisional adat Melayu ini.

Oke, selamat membaca ya!

Macam – macam Pakaian Adat Riau

1. Pakaian Keseharian Anak-anak

contoh pakaian adat riau untuk anak-anak
Sumber gambar: www.perpustakaan.id

Baju adat yang dipakai di Riau bukan hanya digunakan untuk acara-acara khusus, tapi ada juga yang dipakai untuk keseharian seperti baju anak-anak.

Pakaian keseharian untuk anak-anak ini terbagi menjadi 2 jenis, yaitu baju untuk anak laki-laki dan baju untuk anak perempuan.

Dalam adat istiadat yang berlaku di Riau, baju keseharian anak laki-laki di sebut dengan istilah Baju Monyet.

Pakaian ini dikombinasikan dengan bawahan celana panjang tanggung dan penutup kepala berupa peci atau kopiah atau lilitan kain segi empat.

Sedangkan untuk anak-anak perempuan, pakaian untuk kesehariannya dinamakan Baju Kurung, yang dilengkapi motif bunga-bunga.

Baju ini dipakai dengan bawahan rok model lebar serta penutup kepala berupa kerudung atau jilbab.

Biasanya, pakaian keseharian anak-anak ini dipakai untuk kegiatan bermain, belajar dan mengaji.

2. Pakaian Keseharian Dewasa

foto pakaian adat riau untuk keseharian dewasa
Sumber gambar: www.guratgarut.com

Nilai-nilai yang terkandung dalam budaya Melayu dan agama Islam, erat kaitannya dengan pakaian khas yang dipakai oleh masyarakat Riau yang sudah dewasa.

Baik itu dipakai saat keseharian di rumah, saat bekerja di lang, laut, maupun di pasar.

Bagi laki-laki dewasa Melayu, mereka mengenakan baju yang disebut dengan istilah Baju Kurung Cekak Musang dalam kesehariannya.

Pakaian ini adalah berupa busana muslim atau mirip Baju Koko, yang dikombinasikan dengan bawahan berupa celana panjang berukuran longgar, yang dikenakan bersamaan dengan kopiah dan sarung.

Sementara, bagi perempuan dewasa Melayu, bisa menggunakan 3 macam busana yang berbeda, yaitu Baju Kurung Tulang Belut, Baju Kurung Laboh, dan Baju Kebaya Pendek.

Pakaian-pakaian tersebut dipakai bersamaan dengan ain selendang yang dipakai sebagai penutup kepala.

Tak hanya itu, pakaian keseharian perempuan dewasa tersebut, juga bisa dikombinasikan dengan kerudung ataupun jilbab.

3. Pakaian Keseharian Orang Tua

contoh pakaian adat riau untuk keseharian orang tua
Sumber gambar: www.guratgarut.com

Para orang tua paruh baya Melayu juga memiliki pakaian adat dalam kesehariannya.

Untuk orang tua Laki-laku yang sudah berumur panjang atau paruh baya, biasanya memakai busana yang disebut dengan istilah Baju Kurung Teluk Belanga atau Baju Kurung Cekak Musang.

Baju Kurung Teluk Belanga tidak memiliki perbedaan yang jauh dengan Baju Kurung Cekak Musang karena sama-sama bernuansa agamis, yang selain itu dibuat dari  bahan kain katun atau kain lejo.

Sedangkan untuk para orang tua paruh baya perempuan, biasanya mereka bisa memakai Baju Kebaya Laboh, Baju Kebaya Pendek, atau Baju Kurung Teluk Belanga.

Pakaian-pakaian adat ini bisa dipakai dengan menggunakan selendang yang berfungsi sebgaia kerudung, atau juga mengkombinasikannya dengan kerudung asli ataupun jilbab.

4. Pakaian Adat Resmi

jenis pakaian adat riau untuk acara resmi
Sumber gambar: www.guratgarut.com

Menurut sejarah masa lampau, pakaian adat resmi Riau hanya digunakan untuk acara-acara pertemuan atau kunjungan resmi kerajaan.

Tapi, setelah berkembang hingga masa sekarang, baju adat ini kerap digunakan sebagai pakaian resmi acara pemerintahan.

Untuk kaum laki-laki Riau, memiliki pakaian adat resmi yang dinamakan Baju Kurung Cekak Musang.

Setelan ini biasanya dikenakan bersamaan dengan sarung dan kopiah.

Baju Kurung Cekak Musang tersebut terasa cukup halus saat dipakai, sebab dibuat menggunakan bahan kain berkualitas tinggi seperti kain sutra dan kain satin.

Sedangkan untuk kaum perempuan Riau, pakaian adat resminya dinamakan Baju Kebaya Laboh.

Pakaian Kebaya yang dikenakan para gadis atau perempuan perawan, dibuat dengan model panjang sampai 3 jari di atas lutut.

Sementara, untuk baju yang dikenakan oleh perempuan paruh baya, dibuat dengan model panjang sampai 3 jari di bawah lutut.

Baju-baju resmi perempuan ini terbuat dari bahan kain tenun khas Riau, yang banyak diproduksi oleh masyarakat Siak, Indragini, Trengganu, dan daerah-daerah lainnya.

Baju-baju ini terbatas hanya dipakai oleh keturunan bangsawan dan pejabat tinggi kerajaan.

5. Pakaian Upacara Adat

macam-macam pakaian adat riau untuk upacara adat
Sumber gambar: www.guratgarut.com

Untuk acara-acara resmi seperti upacara penobatan raja, upacara pelantikan, upacara penerimaan anugrah, upcara penerimaan tamu, dan upacara-upacara resmi lainnya dipakai baju khusus upacara adat.

Baju-baju ini juga dibedakan menjadi 2 macam, antara baju upacara adat laki-laki dan baju upacara adat perempuan.

Untuk kaum laki-laki, menggunakan Baju Kurung Cekak Musang sebagai pakaian untuk upacara adatnya.

Pakaian ini dipakai dengan cara dikombinasikan dengan kopiah dan sarung.

Sedangkan, untuk kaum perempuan, pakaian upacara datnya dinamakan Baju Kebaya Laboh Cekak Musang atau Baju Kurung Tulang Belut.

Baju-baju ini dipakai dengan paduan kerudung atau jilbab sebagai penutup kepala.

6. Pakaian Upacara Pernikahan

bentuk pakaian adat riau untuk pernikahan
Sumber gambar: www.guratgarut.com

Untuk acara resmi perkawinan, masyarakat melayu Riau juga memiliki pakaian adat khusus.

Untuk mempelai pria, pakaian adat yang digunakan dikenal dengan istilah Baju Kurung Cekak Musang.

Setelan ini biasanya dipakai bersamaan dengan kopiah dan sarung.

Aksesoris-aksesoris lain yang juga dipakai antara lain adalah:

  • Mahkota: dipakai di kepala.
  • Tanjak: topi kebesaran mempelai pria.
  • Duku Papan: kalung pengantin.
  • Sebai: berwarna kuning dan dipakai di bahu sisi kiri.
  • Pending: ikat pinggang pengantin.
  • Sepatu: alas kaki yang berbentuk runcing.
  • Canggai: dipakai pada kelingking.
  • Keris: memiliki bentuk kepala burung serindit dan diselipkan di pinggang sebelah kiri.

Untuk mempelai perempuan, ada beragam pakaian adat yang harus digunakan, bergantung pada jenis upacara yang diadakan.

Baju-baju pengantin perempuan yang dipakai dalam upacara adat pernikahan Melayu Riau tersebut adalah:

  • Baju Kurung Teluk Belangan: dipakai saat upacara Berinai.
  • Baju Kurung Cekak Kebaya Pendek: dipakai saat upacara berendam.
  • Baju Kebaya Laboh: dipakai saat upacara bersanding.

Adapun aksesoris yang dipakai oleh pengantin perempuan, adalah sebagai berikut.

  • Pekakas Andan: mahkota untuk menghias kepala pengantin yang dibuat dari beludru berwarna hitam dan dihias taburan mani-manik berwarna-warni.
  • Bunga Cina: opsi lain yang digunakan sebagai mahkota pengantin wanita, dibuat dari sejenis sunting berbentuk dironce yang berjumlah tujuh buah dan disematkan pada sanggul lintang yang sudah ditutup oleh jilbab. Konon, sunting inilah yang menjadi kekhasan pengantin Riau.
  • Jurai: dipakai di bagian telinga kanan dan kiri.
  • Anting-anting: berwarna emas dan memiliki intan permata berwarna merah jambu dan berkilau.
  • Sebai: yakni selendang penghias bahu.
  • Duku Papan: kalung pengantin.
  • Pending: ikat pinggang pengantin.
  • Gelang tangan.

Filosofi dan Arti Warna 

filosofi warna yang terdapat pada pakaian adat riau
Sumber gambar: www.guratgarut.com

Warna baju yang dikenakan oleh masyarakat Riau adalah peninggalan nenek moyang kepada anak-cucu, yang wariskan secara turun-temurun kepada orang Melayu di Tanah Kuning Sassy.

Jadi, hal ini bukanlah sekedar pemilihan biasa, sebab warna-warna tersebut diyakini memiliki makna khusus yang berlaku di tengah-tengah masyarakat.

Adapun warna-warna ini banyak terlihat pada rumbai jilbab Riau pada acara kebesaran budaya Melayu ataupun upacara adat pernikahan.

Umumnya, baju-baju adat Riau tersebut didominasi oleh warna  merah darah, hijau lumut, kuning keemasan, dan hitam.

1. Merah Darah

Warna merah darah bagi masyarakat Melayu Riau mencerminkan sifat yang berani, kepahlawanan, ketaatan, dan kesetiaan mengabdi kepada raja dan rakyat Riau.

Selain itu, warna ini juga dipercaya mengandung makna kecermerlangan.

2. Hijau Lumut

Pakaian adat Riau yang berwarna hijau lumut mengandung filosofi ketaatan, kepatuhan, setia, dan tidak melawan ajaran agama.

Selain itu, warna ini juga mencerminkan makna kesuburan.

Dahulunya, warna hijau lumut sering digunakan keturunan bangsawan, Tengku, dan Wan.

3. Kuning Keemasan

Selanjutnya, warna kuning keemasan adalah simbol kebesaran, kemegahan, dan otoritas bagi kerajaan Riau.

Warna ini, dahulunya dianggap tabu jika dipakai oleh masyarakat biasa dan rakyat jelata.

Sebab, baju berwarna kuning keemasan hanya boleh dikenakan oleh raja dan sultan kerajaan di tanah Melayu saja, seperti Kerajaan Pelalawan, Siak, Indragiri, dan Riau Lingga.

Jika ada orang lain selain raja yang memakai warna baju adat kuning keemasan ini, maka orang tersebut akan dianggap tidak beradab.

Hanya orang-orang tertentu, selain raja, yang diperbolehkan memakai baju adat kuning keemasan, itupun dengan ketentuan khusus.

Misalkan para selir dan istri raja, juga dilarang mengenakannya, kecuali pada upacara-upacara adat khsus kerajaan.

Selain itu, rakyat biasa hanya bisa mengenakan baju adat berwarna kuning ini hanya untuk busana pengantin, sebab ia memperoleh julukan “Raja Sehari”.

4. Hitam

Selain 3 warna tersebut di atas, warna hitam juga banyak dipakai dalam pakaian adat Riau.

Sebab, pada jaman dahulu warna ini kerap dipakai oleh orang-orang yang berjasa kepada kerajaan dan dianggap hebat saat acara kebesaran.

FIlosofi yang terkandung dalam warna ini adalah jujur, setia, tabah, dan bertanggung jawab.

Nilai Luhur

macam-macam nilai luhur pada pakaian adat riau
Sumber gambar: www.perpustakaan.id

1. Nilai Budaya

Pakaian adat Riau merupakan pakaian yang diwariskan secara turun-temurun oleh para leluhur.

Oleh karenanya, seseorang yang memakai baju ini, secara tak langsung telah memberi sumbangsih dalam menjaga kelestarian budaya tersebut.

Tak hanya itu, sebab budaya ini juga akan lebih indah jika diteruskan sampai ke generasi-generasi mendatang.

2. Nilai Tradisi

Pakaian adat yang dikenakan masyarakat Riau merupakan tradisi yang sudah dijunjung selama bertahun-tahun.

Karenanya, tradisi ini bisa dibilang memiliki kekhasan, ciri, dan keunikan tersendiri yang melekat dalam diri masyarakat Riau.

Sehingga, dari pakaian adat ini bisa dipelajari tradisi-tradisi yang berkembang, khususnya pada masyarakat Riau ini sendiri.

3. Nilai Sosial

Dari pakaian yang dikenakan, bisa menentukan status seseorang.

Misalanya saja pada jaman dahulu, pakaian ini kerap kali dipakai untuk menandakan status sosial sesorang.

Dan di masa sekarang, pakaian adat yang dikenankan dapat menandakan dari mana asal usul seseorang tersebut datang.

Fungsi

jenis fungsi pakaian adat riau
Sumber gambar: www.borneochannel.com

Bagi suku Melayi di daerah Riau, baju bukan saja digunakan untuk melindungi tubuh.

Tapi juga memiliki fungsi-fungsi lainnya yang berhubungan dengan adat dan keyakinan masyarakat setempat.

Adapaun fungsi-fungsi ini adalah sebagai berikut.

1. Fungsi Budaya

Baju tradisional suatu daerah bisa menjadi ciri kebudayaan tertentu dalam tatanan masyarakat.

Umumnya, pakaian adat akan selalu dilengkapi dengan pernak-pernik dan aksesoris yang sesuai kearifan lokal setempat, yang membedakannya dengan daerah lain.

Bagi masyarakat Riau, baju dipakai sebagai lambang dalam pengadaan upacara atau acara-acara lainnya.

Masing-masing upacara memiliki jenis baju yang berbeda, sesuai dengan tujuan masing-masing.

2. Fungsi Estetika

Keindahan pakaian tradisional Melayu Riau tampak dari beragamnya bentuk dan hiasan yang melekat pada baju-baju adat tersebut.

Tak hanya dipakai sebagai perhiasan, warna-warna pada baju adat RIau juga memiliki makan tertentu.

Misalnya, warna kuning yang mengandung makna kekuasaan, sehingga hanya diperuntukkan bagi raja dan sultan saja.

Sedangkan warna hitam, mencerminkan sifat keberanian, sehingga biasa dipakai oleh para hulubalang serta petarung yang menyimbolkan ketangkasan mereka.

3. Fungsi Religius

Secara tersirat, pakaian adat Riau juga meyimpan makna dan fungsi keagamaan.

Budaya Islam sedikit banyak memberi pengaruh terhadap tata cara berpakaian masyarakat Riau, di mana baju-baju tradisional ini difungsikan untuk menutup aurat.

Hal seperti ini bisa ditemukan pada baju perempuan yang modelnya berbentuk baju kurung, lengkap dengan kerudung dan menutup hampir semua anggota badannya.

Tak hanya dari bentuknya, fungsi keagamaan ini juga tampak dari simbol yang dipakai sebagai perhiasan yang bentuknya serupa dengan bulan dan bintang.

Simbol seperti ini memiliki makna ketaqwaan kepada Tuhan.

Sebagai pelengkap, penggunaan tepung tawar dalam berbagai upacara adat, juga menyiratkan simbol fungsi keagamaan ini.

4. Fungsi Sosial

Pakaian yang dikenakan oleh masyarakat Riau dari golongan bangsawan hingga masyarakat biasa adalah sama, yakni sama-sama memakai Baju Kurung.

Bedanya hanya pada warna dan pemilihan bahan saja, di mana menurut tradisi masyarakat setempat, warna memiliki maksud dan makna khusus.

5. Fungsi Simbolik

Berbagai aksesoris yang digunakan pada pakaian adat Riau ternyata juga memiliki fungsi simbolik tertentu.

Misalkan saja sirih, yang mencerminkan lambang kehormatan dan persaudaraan.

Kemudian, ada bibit kelapa yang melambangkan keturunan, serta lambang payung yang mengandung makna bernaung.

Sejarah Singkat

pengertian sejarah singkat pakaian adat riau
Sumber gambar: www.borneochannel.com

Pakaian bisa dibilang merupakan lambang kebudayaan yang menjadi tanda perkembangan tradisi tertentu.

Tak hanya itu, pakaian ini juga dapat dijadikan sebagai tanda identitas dari sebuah masyarakat yang mendiami suatu wilayah.

Seperti halnya masyarakat Riau, yang memiliki beragam pakaian adat Riau, yang khas dengan adat dan istiadat lokal setempat.

Daerah Riau sendiri memiliki budaya yang banyak dipengaruhi oleh adat Melayu serta norma hukum Islam.

Karenanya, kombinasi kedua kebudayaan ini kemudian membentuk pola pakaian adat yang dikenakan masyarakat Riau saat ini.

Selan itu, baju dan perhiasan yang dikenakan tersebut, bukan hanya sebatas penambah estetika saja, melainkan juga karena mengandung makan filosofi tertentu.

Dalam sistem kemasyarakatan Riau, garis keturunan atau kepangkatan juga bisa dijadikan dasar dalam membedakan cara berpakaian.

Pada keturunan bangsawan, biasanya dijumpai baju-baju yang terbuat dari bahan kain sutra.

Selain itu, juga ada aksesoris berupa manik-manik intan berlian yang dibubuhkan pada perhiasan di pakaian adat bangsawan tersebut.

Para raja di Riau juga memiliki atribut khusus dalam hal berpakaian, yakni menggunakan baju warna kuning keemasan, yang hanya boleh dikenakan para raja saja.

Dengan demikian, dalam sistem tata berpakaian masyarakat Riau, bisa saja corak dan bentuk pakaiannya sama, tapi bahan pembuatan dan warnanya berbeda.

Nah, itulah tadi beragam jenis pakaian adat Riau yang ternyata banyak macam dan fungsinya.

Kalau kamu ada pertanyaan seputar pakaian adat Riau ini, silakan tuliskan di kolom komentar di bawah, ya.

Jangan lupa untuk like dan share juga, supaya teman-temanmu bisa yahu dan membaca artikel yang asyik ini pula.

Anas Fauzi

Hallo! Saya adalah seorang engineer. Selain menyukai dunia blogging, saya juga senang membaca dan menanam.

Update : [modified_date] - Published : [publish_date]

Tinggalkan komentar