Pakaian Adat Papua

Pakaian adat Papua memang terlihat paling berbeda dan paling unik dari pakaian adat lainnya yang ada di Indonesia. Bagaimana tidak, pakaian adat ini terbuat dari bahan-bahan yang alami dan sederhana.

Keanekaragaman budaya Papua membuatnya menghadirkan ragam jenis pakaian adat berdasarkan suku yang ada di Papua.

Suku-suku terkenal yang ada di Papua seperti suku Asmat, suku Dani, suku Biak, suku Kamoro, suku Waropen dan lain sebagainya berperan dalam menghadirkan pakaian adat Papua yang dipadukan dengan sentuhan alam sebagai warisan budaya.

Pembagian ragam jenis pakaian adat Papua tidak hanya berdasarkan suku, namun juga dari wilayah atau kawasan, zaman, dan juga orang yang memakainya.

Jenis-jenis Pakaian Adat Papua

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, pakaian adat Papua tidak hanya terdiri dari satu jenis saja, namun terdapat tiga macam jenis pakaian adat Papua.

Ketiga jenis pakaian adat tersebut antara lain pakaian adat Papua Sali, pakaian adat Papua Holim, dan pakaian adat Papua Yokal.

Untuk mengetahui bagaimana bentuk, bahan, dan penampakan ketiga jenis pakaian adat Papua tersebut simak ulasan berikut ini.

1. Sali

Jenis pakaian adat papua sali
Sumber: beritapapua.id

Jenis pakaian adat Papua Sali adalah baju adat yang terbuat dari bahan dasar kulit pohon.

Kulit pohon yang digunakan pun harus sesuai aturan yaitu kulit pohon yang menghasilkan warna cokelat sempurna.

Pakaian adat ini digunakan khusus oleh seorang perempuan yang masih lajang atau belum menikah.

Ketika perempuan Papua sudah menikah maka tidak boleh mengenakan pakaian ini lagi.

Sangat unik bukan pakaian adat Papua Barat ini?

2. Holim

pakaian adat papua jenis holim atau koteka
Sumber: halloindo.com

Jika Sali diperuntukkan bagi kaum perempuan, maka pakaian adat Papua Holim khusus dikenakan oleh para pria.

Baju adat ini berasal dari suku Dani Papua dan pemakaiannya digunakan dalam kegiatan sehari-hari atau pada saat upacara adat.

Pakaian adat Papua Holim memiliki nama lain yang lebih dikenal oleh masyarakat luas dengan sebutan “Koteka”.

Tidak hanya itu, beberapa suku di Papua juga memiliki sebutan tersendiri terhadap pakain adat yang satu ini seperti bobbe, harim, atau hilon.

Koteka sendiri terbuat dari bahan kulit labu air dan bentuknya berbeda-beda tiap suku.

Ada yang menggunakan dua buah labu air seperti pada suku Tiom dan ada juga yang hanya menggunakan satu labu air saja.

Cara mengenakan pakaian ini cukup mudah yaitu dengan mengikat ke pinggang menggunakan tali sehingga bagian ujung dari koteka akan mengacung ke arah atas.

Pembuatan pakaian adat Koteka terbilang sangat mudah yaitu dengan mengeringkan labu air tua yang biji dan daging buahnya sudah dibuang.

Pengeringannya sendiri ditujukan agar tidak mudah membusuk dan labu air yang digunakan harus yang sudah tua agar teksturnya lebih keras sehingga lebih awet.

Pada saat acara adat, koteka yang digunakan lebih panjang dengan ukiran etnik yang sangat memukau.

Tidak heran banyak wisatawan yang tertarik membelinya sebagai oleh-oleh khas Papua.

Seiring berjalannya waktu, pakaian adat Papua ini mulai jarang digunakan bahkan dilarang digunakan di tempat umum.

Koteka hanya diperjualbelikan sebagai cinderamata saja tapi jika kamu berkunjung ke Papua, kamu masih dapat menemukan beberapa penduduk yang mengenakannya dengan tujuan melestarikan budaya.

3. Yokai

Yokai jenis pakaian adat papua
Sumber: www.idntimes.com

Jenis pakaian adat berikutnya bernama Yokai yang dikhususkan bagi kaum perempuan Papua Barat yang sudah menikah atau berkeluarga.

Bahan yang digunakan untuk membuat pakaian adat ini yaitu kulit pohon dengan aturan yang berwarna cokelat agak kemerahan.

Pakaian ini tidak diperjualbelikan tetapi menjadi simbol masyarakat Papua yang memperlihatkan kedekatan dengan alam.

Maka dari itu tidak heran jika pakaian ini hanya ditemukan di kawasan pedalaman Papua saja.

Aksesoris Pakaian adat Papua

Aksesoris pada pakaian adat papua
Sumber: m.bukalapak.com

Kurang lengkap rasanya apabila pakaian adat dari suatu daerah tidak memiliki aksesoris sebagai pelengkap untuk mencerminkan ciri khas dari pakaian adat tersebut.

Demikian juga dengan pakaian adat Provinsi Papua yang tentunya dilengkapi dengan aksesoris yang menjadikannya tampak lebih menarik dan dikagumi banyak orang.

Berikut ini merupakan aksesoris yang umum dikenakan pada pakaian adat Papua.

1. Gigi Anjing dan Taring Babi

Kalung gigi anjing aksesoris pakaian adat papua
Sumber: www.artisanalbistro.com

Penduduk Papua bisa dibilang hidup menyatu dengan alam dan sudah terbiasa berhadapan dengan berbagai macam binatang.

Masyarakat Papua sering memanfaatkan gigi anjing dan taring babi sebagai aksesoris mereka.

Taring babi aksesoris pakaian adat papua
Sumber: www.flickr.com

Gigi anjing biasanya dijadikan kalung dengan cara disusun secara teratur dan sedemikian rupa lalu dilingkarkan di bagian leher sedangkan taring babi dikenakan di antara lubang hidung mereka.

Aksesoris pada hidung biasanya dikenakan oleh kaum laki-laki dan memiliki fungsi sebagai simbol kejantanan serta untuk menakuti musuh.

Hiasan ini sering digunakan oleh masyarakat Papua untuk menambah nilai dari pakaian adat mereka sekaligus menjadi ciri khas budaya Papua.

2. Hiasan Rumbai Pada Kepala

Aksesoris rumbai kepala pakaian adat papua
Sumber: www.timikaunique.com

Selain aksesoris berupa kalung dan hiasan untuk hidung, masyarakat Papua juga memiliki aksesoris yang dikenakan pada bagian kepala.

Aksesoris tersebut berupa rumbai-rumbai yang berbentuk seperti mahkota untuk menghiasi kepala mereka.

Rumbai-rumbai sendiri terbuat dari bahan berupa bulu burung kasuari, burung yang berwarna putih, bulu kelinci, dan daun sagu kering.

Hiasan kepala ini biasanya digunakan pada saat acara-acara adat atau ketika akan melakukan tarian-tarian papua.

Hiasan kepala Rumbai sudah menjadi suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat Papua dan menyimbolkan jati diri Papua kepada dunia.

Bagaimana menurut kamu, sangat estetis bukan?

3. Tas Noken

Tas noken aksesoris pakaian adat papua
Sumber: manajemenrumahsakit.net

Tas Noken merupakan aksesoris selanjutnya yang tidak boleh ketinggalan. Tas ini terbuat dari bahan anyaman kulit kayu.

Biasanya tas noken digunakan untuk menyimpan umbi-umbian, buah, sayur, dan hasil berburu seperti burung, kelinci, tikus, dan lain sebagainya.

Cara pemakaian tas noken adalah dengan mengaitkannya pada kepala atau bisa juga digunakan menjadi tas selempang.

Bagi suku Asmat, tas noken juga disebut dengan nama “esse”.

Harga dari tas ini cukup tinggi, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

Tas noken yang berasal dari wilayah Indonesia bagian Timur ini juga telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia tak benda.

Aksesoris yang satu ini ternyata hanya orang Papua saja yang boleh membuatnya.

Terdapat makna dibalik pembuatan tas ini sehingga menjadikannya bernilai tinggi yaitu sebagai simbol akan kehidupan yang baik, perdamaian, serta kesuburan bagi masyarakat wilayah Papua.

Selain itu tas noken juga menjadi simbolis kedewasaan seorang wanita.

Apabila terdapat seorang wanita yang tidak bisa membuat tas noken, maka wanita tersebut dianggap belum dewasa.

Uniknya lagi pada waktu lampau tas ini dijadikan sebagai syarat bagi wanita yang ingin menikah dengan kekasihnya.

Ukuran dari tas noken sangat bervariatif, ada ukuran besar, sedang, dan kecil.

Tas noken besar biasanya digunakan para mama untuk mengangkut hasil pertanian atau mengangkut kayu bakar.

Tas noken ukuran sedang digunakan untuk tempat menyimpan buku dan alat tulis bagi anak sekolah dan mahasiswa.

Fungsi lain yang tak kalah uniknya dari tas ini adalah dapat dijadikan tempat untuk menggendong anak dan digunakan sebagai pengganti kotak suara dalam pemilu dan pilkada.

tas noken papua aksesoris pakaian adat papua
Sumber: ikbdklpw3wenecom.wordpress.com

Mahkamah Konstitusi juga telah mengakui dan mengesahkan sistem noken dalam pemilu atau pilkada.

Tas noken sudah menjadi kebudayaan turun-temurun hingga masih dikenakan sampai saat ini.

Perbedaan Pakaian adat Papua Laki-laki dan Perempuan

Terdapat perbedaan mendasar antara pakaian adat Papua laki-laki dan perempuan.

Namun perbedaan ini tetap mencerminkan ciri khas budaya Papua yang begitu memesona.

Berikut ini merupakan penjelasan dari perbedaan keduanya.

1. Pria

Perbedaan pakaian adat papua wanita dan pria
Sumber: fasilitatorpapua.wordpress.com

Pakaian adat Papua untuk pria terdiri dari bagian bawahan dan atasan.

Untuk bagian atasan terbuat dari bahan dasar daun sagu dan berbentuk seperti rok atau disebut juga rumbai-rumbai.

Rumbai-rumbai ini hanya digunakan untuk menutupi bagian kemaluan.

Bagian atas kepala biasanya dipakaikan hiasan kepala seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

2. Wanita

Perbedaan pakaian adat papua untuk wanita
Sumber: biakpapuaku.blogspot.com

Pakaian adat untuk wanita dibuat sehalus mungkin dan terdapat pemberian motif berbentuk bulat-bulat kecil.

Pemilihan warna pada pakaian adat Papua wanita terdiri dari dua warna saja yaitu merah dan putih.

Arti dari warna merah adalah darah dimana melambangkang sebuah keberanian.

Warna putih memiliki arti sebagai simbol kesucian seorang wanita.

Pewarnaan pada pakaian adat Papua berasal dari campuran tanah liat dan air.

Hal ini dilakukan sebagai bentuk dan upaya melestarikan budaya Papua.

Wanita Papua juga ada yang mengenakan rok yang terbuat anyaman dari kulit kayu seperti yang dikenakan oleh wanita suku Mee.

Rok ini disebut dengan moge dan biasanya digunakan saat pesta adat atau saat melakukan pertunjukan tarian adat.

Ciri khas Pakaian adat Papua

ciri khas pakaian adat papua
Sumber: id.pinterest.com

Papua Barat memang menyimpan sejuta pesona yang selalu menjadi daya tarik untuk dibahas.

Pakaian adat Papua tentunya memiliki ciri khas tersendiri dibanding pakaian adat lainnya yang ada di Indonesia.

Ciri khas yang tampak pada pakaian adat Papua antara lain seperti pada penggunaan rok rumbai pada wanita atau koteka pada pria seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Selain itu ciri khas lainnya adalah pemakaian pakaian adat tersebut dibarengi dengan pembuatan lukisan pada tubuh orang Papua.

Motif coretan tersebut sebagian besar berwarna putih, merah, atau hitam dan tentunya memiliki arti serta makna dibaliknya.

Pakaian adat papua dan lukisan tubuh
Sumber: www.goodnewsfromindonesia.id

Warna merah menyimbolkan darah yang berarti keberanian sedangkan warna putih melambangkan tulang yang berarti kesucian, dan warna hitam melambangkan kulit.

Motif coretan pria dan wanita memiliki sedikit perbedaan.

Pada pria, motif yang dilukiskan ukurannya lebih besar dan tegas sedangkan untuk wanita lebih halus dan berupa bulatan-bulatan kecil.

Masyarakat Papua sangat menjunjung tinggi nilai adat sehingga memperlihatkan ciri khas dari Papua itu sendiri yang merupakan hasil karya orang Papua.

Ciri khas lainnya adalah pakaian adat Papua masih memegang kebudayaan yang sangat kental sehingga di zaman yang semakin modern ini, pakaian adat mereka seakan tidak ikut arus modernisasi.

Tidak heran jika Papua menjadi kebanggan negara tercinta Indonesia.

Senjata pada Pakaian Adat Papua

Pakaian adat papua dan senjatanya
Sumber: travel.detik.com

Selain aksesoris tambahan yang dikenakan bersamaan dengan pakaian adat Papua, terdapat pula senjata sebagai pelengkap pakian adat yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari orang Papua.

Senjata tersebut antara lain seperti busur dan anak panah, tombak, pisau belati, kapak batu, Untuk mengetahui secara lebih detail senjata dalam pakaian adat Papua, simak ulasan berikut ini.

1. Busur dan Anak Panah

pakian adat papua dan senjata busur panah
Sumber: wisato.id/wisata-budaya

Busur dan anak panah merupakan senjata utama bagi suku-suku yang ada di Papua.

Pada umumnya senjata busur dan anak panah digunakan untuk berburu dan juga berperang.

Bahan yang digunakan untuk membuat senjata busur adalah bambu atau kayu dan untuk tali busurnya menggunakan bahan dari rotan.

Selanjutnya untuk anak panahnya terbuat dari bambu, kayu, atau tulang kangguru yang diruncingkan.

Hal menarik dari senjata ini yaitu pada ujung mata panah busur akan dioleskan cairan racun yang berasal dari getah tumbuhan dari hutan.

Masyarakat Papua sering membawa dan menggunakan senjata adat Papua ini sehingga keberadaannya sangat populer.

2. Tombak

Tombak senjata pakaian adat papua
Sumber: taldebrooklyn.com

Pakaian adat Papua juga tidak lepas dari senjata yang satu ini yaitu tombak dari Papua.

Tombak ini biasanya digunakan ketika melakukan penyerangan jarak jauh sebagai alat berburu hewan dan perang.

Bahan untuk membuat tombak ini adalah gagang kayu dan batu tajam atau tulang sebagai mata.

Namun saat ini tombak Papua dibuat dari logam dan digunakan pula untuk pertanian.

Sama seperti senjata busur dan anak panah, tombak Papua juga dioleskan racun yang sangat mematikan untuk melumpuhkan mangsa.

3. Pisau Belati

Pisau belati salah satu senjata pakian adat papua
Sumber: taldebrooklyn.com

Senjata adat Papua berikutnya adalah pisau belati yang merupakan senjata tradisional andalan masyarakat Papua.

Pisau belati Papua memiliki perbedaan dibandingkan pisau belati milik daerah di tanah air lainnya.

Belati papua tidaklah berbahan dasar logam seperti pada umumnya, tetapi pisau ini terbuat dari tulang burung

Kasuari yang merupakan burung endemik di Papua.

Pemilihan tulang burung Kasuari dikarenakan mudah dan tajam tetapi strukturnya kuat.

Pada bagian pegangannya dilengkapi dengan bulu burung Kasuari sendiri atau serat alami.

Senjata ini biasanya akan digunakan ketika akan berburu, bertarung, atau ketika sedang mengambil hasil hutan.

Pada senjata ini juga dioleskan racun sebelum digunakan.

4. Kapak Batu

Senjata kapak batu pakaian adat papua
Sumber: travel.detik.com

Kelengkapan aksesoris berupa senjata berikutnya adalah Kapak Batu.

Kapak batu ini biasanya digunakan oleh Suku Asmat.

Penggunaannya bertujuan untuk alat menebang pohon dan ketika proses pembuatan sagu.

Cara pemakaiannya terbilang mudah yaitu dengan mengetuk bagian batu yang menunjuk pada objek yang akan dipotong.

Pada umumnya senjata ini digunakan untuk memotong kayu, daging dan lain sebagainya.

Selain digunakan sebagai senjata, Kapak Batu dari Papua ini termasuk barang mewah karena cara pembuatannya yang rumit dan bahan baku yang digunakan berupa batu Nefrit yang bisa dibilang sulit untuk ditemukan.

Kapak Batu yang sangat berharga ini bahkan dijadikan sebagai mahar oleh masyarakat suku Asmat dalam suatu pernikahan.

Maria Fransisca Simbolon

Content Writer | Travel Enthusiast | " The future belongs to those who believe in the beauty of their dreams.”― Eleanor Roosevelt

Update : [modified_date] - Published : [publish_date]

Tinggalkan komentar