Pakaian Adat Bali

Dalam keseharian masyarakat Bali, pakaian adat menjadi suatu hal yang sering dikenakan baik ketika menghadiri pertemuan adat, upacara keagamaan, acara pernikahan, melayat, hajatan, wisuda, dan lain sebagainya.

Pada tempat-tempat wisata pun terlihat banyak masyarakat yang mengenakannya sebagai media untuk memperkenalkan pakaian adat ini.

Pakaian adat Bali juga memiliki aksesoris tambahan yang menambah ciri khas pakaian ini. Selain itu terdapat pula nilai-nilai estetika yang tinggi pada pakaian adat Bali.

Jenis-jenis Pakaian Adat Bali

Jenis pakaian adat Bali dibedakan menjadi tiga yaitu payas alit, payas madya, dan payas agung.

1. Payas Alit

payas alit pakaian adat bali
Sumber: https://www.instagram.com/happysalma/ via www.beautynesia.id

Payas Alit merupakan pakaian adat Bali dengan tingkatan yang paling rendah yang berarti dapat digunakan dalam keseharian.

Pakaian adat Bali ini menjadi busana yang dikenakan dan digunakan untuk ritual ibadah sehari-hari.

Biasanya masyarakat Bali akan mengenakan pakaian adat Payas Alit ketika mereka beribadah ke pura.

Ciri khas yang tampak menonjol dari jenis pakaian adat ini yaitu dari segi warna dimana biasanya pakaian ini berwarna putih bersih.

Payas Alit juga dilengkapi dengan pemakaian hiasan kepala yaitu udeng atau ikat kepala dan juga kamen di bagian pinggang untuk pria.

Sedangkan untuk wanita dilengkapi dengan selendang dan kamen.

Kata Alit sendiri memiliki arti “kecil” sehingga dapat dikatakan pula sebagai makna sederhana atau tingkatan paling bawah.

Sebenarnya selain Payas Alit terdapat pula Payas Nista yang juga merupakan pakaian adat Bali sederhana.

Jenis pakaian ini lebih sederhana dari Payas Alit dan memberi kesan tradisional Bali yang diperuntukkan bagi rakyat biasa yang biasanya dikenakan oleh penduduk petani dan nelayan.

2. Payas Madya

pakaian adat bali payas madya
Sumber: https://www.instagram.com/p/Bud_oxbnz7_/

Jenis pakaian adat Bali Payas Madya merupakan busana yang berada pada tingkat tengah.

Payas Madya dapat dikenakan untuk kegiatan sehari-hari atau untuk ritual ibadah.

Tidak hanya itu, pakaian adat Bali jenis ini juga dapat digunakan pada acara pesta atau saat menyambut tamu.

Ketika mengenakan pakaian ini juga tidak ada aturan yang begitu ketat sehingga lebih fleksibel ketika dipakai.

Kata Madya sendiri memiliki arti “menengah” atau “bagian tengah”.

Pakaian adat Bali Payas Madya akan memberikan kesan gagah ketika dikenakan pria dan memberi kesan cantik ketika dikenakan oleh wanita.

Pemakaian jenis pakaian ini dapat menggunakan kaos atau kemeja sebagai atasan dan untuk bawahannya mengenakan selendang dan kamen.

Payas madya tidak terlalu mewah namun juga tidak terlalu sederhana di tambah lagi pemakaiannya tidak begitu ketat.

3. Payas Agung

penjelasan pakaian adat bali payas agung
Sumber: https://www.instagram.com/p/Bud_oxbnz7_/

Payas Agung merupakan jenis pakaian adat Bali yang paling tinggi tingkatannya.

Pakaian jenis ini memperlihatkan simbol kemewahan sehingga berada pada tingkat paling tinggi diantara Payas Alit dan Payas Madya.

Pada waktu zaman kerajaan di Bali, pakaian tradisional ini dikenakan oleh bangsawan dan keluarga Kerajaan serta bernuansa glamor.

Pakaian adat Bali jenis Payas Agung memiliki ragam desain yang didasarkan pada tiap Kerajaan yang mana memperlihatkan ciri khas masing-masing kerajaan.

Jenis Payas Agung antara lain Payas Agung Karangasem, Payas Agung Buleleng, dan Payas Badung.

Payas Agung Badung atau disebut juga Payas Agung Denpasar merupakan model busana yang paling populer sebagai pakaian pengantin Bali.

Tidak hanya di Bali saja, namun jenis pakaian adat Bali ini juga dikenal hingga mancanegara.

Penyebutan Payas Agung Denpasar dikarenakan pada zaman Kerajaan dahulu, wilayah kota Denpasar menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Badung.

Selain itu terdapat juga Payas Agung Metatah yang dikenakan pada saat upacara keagamaan Hindu yaitu upacara potong gigi untuk seseorang yang sudah beranjak dewasa.

Payas Agung tidak boleh dikenakan secara asal-asalan karena tingkatannya yang paling tinggi.

Pakaian ini biasanya memiliki perpaduan warna merah, putih, dan emas serta ditambah dengan mahkota yang ukurannya besar.

Mahkota tersebut tidak hanya dikenakan oleh pria namun juga dikenakan oleh wanita.

Di era modern ini pakaian adat Bali Payas Agung dapat digunakan oleh siapa saja dan tidak hanya dari keluarga kerajaan saja.

Penggunaan Payas Agung saat ini dikenakan untuk acara pre-wedding atau acara pernikahan.

Biaya untuk pakaian adat Bali ini cukup tinggi namun sepadan dengan busana yang mewah.

Aksesoris Pakaian Adat Bali

aksesoris baju adat bali
Sumber: http://kpbtabanan.blogspot.com/

Jika berbicara mengenai busana, aksesoris tentunya tidak boleh ketinggalan untuk dikenakan.

Benda-benda pendukung ini dapat menambah keindahan dari pakaian yang dikenakan oleh seseorang.

Tidak hanya untuk wanita, aksesoris juga diperuntukkan bagi kaum pria.

Aksesoris pada pakaian adat tentunya wajib dikenakan untuk menambah nilai dari pakaian adat itu sendiri.

Selain itu dengan adanya aksesoris akan memperlihatkan ciri khas dari pakaian adat yang dikenakan.

Secara umum manfaat aksesoris bagi penampilan antara lain dapat membuat kepercayaan diri menjadi lebih meningkat, memberi kesan berbeda, dan juga menjadikan pakaian yang dikenakan terlihat lebih menarik.

Aksesoris pada pakaian adat Bali yang dikenakan oleh para pria dan wanita memiliki perbedaan tersendiri.

Berikut ini merupakan perlengkapan pakaian adat Bali yang digunakan kaum pria dan wanita.

1. Pakaian Adat Bali Pria

baju adat bali pria
Sumber: www.stpbi.ac.id

Pakaian adat Bali atau kostum tradisional untuk pria terdiri dari beberapa aksesoris yang khas dan memperlihatkan tradisi budaya Bali.

Aksesoris tersebut anatara lain udeng atau ikat kepala, baju, safari, kamen, kampuh (kain saput), dan umpal (selendang).

  • Udeng (Ikat Kepala)

aksesoris adat bali udeng
Sumber: http://adigunaphotography.blogspot.com/

Udeng atau disebut juga dengan nama ikat kepala merupakan pelengkap pakaian adat Bali yang digunakan sebagai penutup kepala.

Ketika kamu berkunjung ke Bali, pasti akan terlihat masyarakat kaum pria yang suka sekali mengenakan udeng di kepala mereka.

Udeng biasa digunakan saat beribadah ke pura, acara adat atau bahkan dalam kegiatan sehari-hari pun sebagian laki-laki kerap kali mengenakan udeng di kepala mereka.

Di daerah wisata pemakaian udeng sering digunakan untuk memperlihatkan ciri khas Bali dan untuk melestarikan budaya Bali itu sendiri.

Udeng terbuat dari kain yang berbentuk lancip pada bagian depan yang mengarah keatas dan terdapat simpulan di bagian tengah dimana artinya adalah simbol pengendalian diri dan pemusatan pikiran saat berlangsungnya ibadah.

Warna udeng dibagi menjadi dua, yaitu udeng polos yang digunakan untuk kegiatan keagamaan dan udeng berwarna untuk kegiatan sehari-hari.

  • Baju Safari

pakaian adat bali baju safari
Sumber: baabun.com

Pakaian adat Bali memiliki baju yang disebut dengan Safari.

Baju Safari diperuntukkan bagi kaum pria.

Baju ini berbentuk seperti kemeja dengan kerah dan juga kancing baju dilengkapi dengan saku pada sisi kiri dan kanan.

Warna baju Safari adalah putih bersih yang menyimbolkan sesuatu yang putih nan bersih.

  • Kamen

pakaian adat bali kamen
Sumber: http://dekguna1.blogspot.com/

Aksesoris yang tak kalah pentingnya untuk dikenakan yaitu Kamen.

Kamen merupakan bawahan pakaian adat Bali yang berbentuk kain.

Kamen bisanya dikenakan oleh masyarakat asli Bali baik pada laki-laki maupun perempuan dengan aturan masing-masing untuk mengenakannya.

Kamen terbuat dari kain tipis dan pada pria digunakan pada bagian dalam (terdapat dua macam kain yang dikenakan sebagai bawahan yaitu kamen dan saput).

Cara mengenakan kamen terbilang cukup mudah yaitu dengan melingkarkan kamen pada pinggang dari arah kiri ke kanan kemudian pada bagian depan dibuat lipatan yang berbentuk simpul yang merupakan simbol pengabdian.

Untuk jarak Kamen dan telapak kaki kurang lebih satu jengkal dimana simpul dari Kamen berbentuk lancip dan ada sebagian yang menjulur ke tanah sebagai bentuk perlambangan rasa hormat pada tanah leluhur.

  • Kampuh (kain saput)

aksesoris kampuh pakaian adat bali
Sumber: www.bukalapak.com

Kampuh merupakan aksesoris yang dikenakan kaum pria bersamaan dengan kamen.

Setelah mengenakan kamen sebagai lapisan dalam, selanjutnya bagian luar akan dikenakan kampuh sebagai penutup yang bentuknya lebih kecil dari kamen.

Kampuh dikenakan melingkar pada pinggang dari kiri ke kanan yang diikatkan dengan selendang dengan tujuan agar kamen tidak terlepas.

  • Umpal (selendang)

Selendang merupakan aksesoris yang digunakan sebagai pengikat kamben dan kampuh.

Selendang yang digunakan disini tidak besar dan hanya berupa selendang kecil yang diikat dengan simpul.

Umpal melambangkan pengendalian hal-hal buruk seperti halnya emosi pada kaum pria.

2. Pakaian Adat Bali Perempuan

pakaian adat bali perempuan
Sumber: www.idntimes.com

Pakaian adat Bali untuk kaum wanita juga memiliki aksesoris untuk mempercantik orang yang mengenakannya.

Aksesoris tersebut antara lain kebaya, selendang, kamen, sanggul, bunga, dan sabuk prada.

  • Kebaya

kebaya pakaian adat bali
Sumber: id.pinterest.com

Pakaian adat Bali bagi perempuan untuk bagian atasan berupa kebaya seperti pada pakaian adat yang ada di daerah lainnya di Indonesia.

Kebaya yang dikenakan mencerminkan budaya bali dengan motif bunga-bunga dan warna yang terang.

Perbedaan lainnya yang melekat pada kebaya adat Bali yaitu pada bagian lengan terlihat lebih terbuka dan terdapat sabuk yang diikatkan di dada.

Kebaya ini sekilas sama seperti kebaya jawa dan biasanya kebaya Bali dikenakan pada acara-acara penting seperti perayaan keagamaan, pernikahan, acara adat, dan lain sebagainya.

  • Selendang

aksesoris selendang pakaian adat bali
Sumber: www.kompasiana.com

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pemakaian kebaya dIbarengi dengan aksesoris selendang.

Selendang dapat digunakan pula sebagai baju pengganti baju adat ketika akan melakukan ritual penyembahan.

Selendang bermakna pengikat diri dari perilaku atau nafsu yang tidak baik.

Selendang juga digunakan sebagai pembatas tubuh bagian atas dan bawah.

  • Kamen

Aksesoris kamen pakaian adat bali
Sumber: girlisme.com

Kamen adalah aksesoris pakaian adat Bali yang digunakan oleh pria dan wanita.

Kamen pada wanita lebih sederhana, yaitu tidak perlu adanya simpul pada bagian depan serta dikenakan sebagai bawahan.

  • Sanggul

aksesoris sanggul pakaian adat bali
Sumber: www.pinterest.ca

Aksesoris selanjutnya adalah sanggul yang dikenakan sebagai pelengkap pakaian adat Bali.

Sanggul pakaian adat Bali terdiri dari tiga jenis antara lain pusung gonjer, pusung kekupu, dan pusung tagel.

Untuk pemakaian sanggul didasarkan pada status seorang wanita.

Jika perempuan tersebut masih lajang maka menggunakan sanggul pusung gonjer, untuk wanita yang telah menjadi janda akan mengenakan sanggul pusung kekupu.

Wanita yang sudah menikah mengenakan sanggul pusung tagel.

  • Bunga

aksesoris bunga pakaian adat bali
Sumber: girlisme.com

Aksesoris adat Bali juga memiliki bunga sebagai pelengkap pakaian adat Bali.

Bunga tersebut disepilkan pada bagian kuping wanita dan menambah kesan cantik bagi pemakainya.

Biasanya bunga yang digunakan adalah bunga cempaka putih, bunga cempaka kuning, atau bunga kamboja yang memiliki aroma harum.

  • Sabuk Prada

aksesoris sabuk prada pakaian adat bali
Sumber: borneochannel.com

Sabuk prada adalah salah satu aksesoris yang dikenakan kaum wanita yang diikatkan pada pinggang untuk menahan kamen supaya tidak jatuh.

Pemakaian sabuk ini menambah kesan anggun dan sebagai simbolis perlindungan diri bagi Rahim wanita yang merupakan pemberian Tuhan.

Ciri Khas Pakaian Adat Bali

Ciri khas pakaian adat Bali adalah
Sumber: www.dictio.id

Sebagai identitas budaya, pakaian adat Bali tentunya memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya dari pakaian adat Indonesia yang berasal dari daerah lainnya.

Namun seiring perkembangan zaman, terdapat beberapa perubahan pada pakaian adat Bali.

Perubahan tersebut seperti pada penggunaan busana pernikahan Payas Agung yang pada zaman dahulu hanya boleh digunakan oleh keluarga kerajaan, namun di zaman modern ini semua kalangan masyarakat dapat mengenakannya.

Pakaian tersebut memiliki ciri yang identik dengan kemewahan.

Ciri khas dari pakaian adat Bali ini juga dapat dilihat ketika masyarakat yang pergi ke pura untuk beribadah.

Ciri khas baju adat Bali
Sumber: www.idntimes.com

Para pria akan mengenakan ikat kepala yang disebut udeng dilengkapi dengan kamben sebagai bawahan.

Ciri pakaian adat Bali untuk wanita terlihat dari kebaya yang digunakan yaitu kebaya sederhana yang biasanya berwarna putih atau kuning dengan bawahan berupa kamben dan mengenakan selendang untuk ikat pinggang.

Jenis kain yang digunakan pada kebaya Bali untuk wanita adalah brokat atau katun dan disertai dengan motif-motif tertentu seperti bunga atau bulat.

Ciri lain yang dapat ditemukan pada pakaian adat Bali khususnya untuk wanita yaitu pada pemilihan warna kain dimana sebagian besar busana tersebut berwarna cerah seperti kuning, merah, hijau, putih, atau merah muda.

Untuk pemakaian selendang pada pakaian adat Bali wanita berbeda dengan pakaian adat lainnya.

Selendang pakaian adat Bali dikenakan pada pinggang dengan cara diikat sedangkan pada pakaian adat Jawa selendang dikenakan pada pundak.

Filosofi Pakaian Adat Bali

filosofi pakaian adat bali
Sumber: http://mercusuar.uzone.id/

Setiap pakaian adat memiliki filosofi tersendiri yang mengandung berbagai arti dan simbol termasuk pakaian adat Bali.

Filosofi pakaian adat Bali berasal dari ajaran Sang Hyang Widhi atau disebut juga Tuhan dimana ajaran tersebut menggambarkan suatu kedamaian, keteduhan, keindahan dan kegembiraan bagi umat-Nya.

Seperti yang kita ketahui bahwa sebagian besar masyarakat Pulau Dewata memeluk agama Hindu, maka tidak heran jika filosofi pakaian adat Bali bersumber dari ajaran agama Hindu.

Terdapat pula sebuah konsep dari pakaian adat Bali yang bernama Tapak Dara atau Swastika.

Tapak Dara terdiri dari tiga bagian antara lain Dewa Angga yaitu bagian dari leher ke kepala, Manusia Angga yaitu dari pusar ke leher, dan Butha Angga yaitu dari bawah pusar hingga kaki.

Maria Fransisca Simbolon

Content Writer | Travel Enthusiast | " The future belongs to those who believe in the beauty of their dreams.”― Eleanor Roosevelt

Update : [modified_date] - Published : [publish_date]

Tinggalkan komentar