Pakaian Adat Aceh

Sebagai bagian dari khazanah kekayaan Indonesia, Aceh juga memiliki pakaian adat yang cantiknya luar biasa.

Baju ini namanya Ulee Balang, yang ternyata memadukan budaya Melayu, Islam, dan Cina.

Nah, seperti apa sih pakaian adat Aceh ini?

Buat kamu yang penasaran, yuk dibaca ulasan yang menarik berikut ini.

Happy reading, guys!

Jenis Pakaian Adat Aceh

jenis dan macam pakaian adat aceh
Sumber gambar: www.indozone.com

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam memiliki baju adat daerah yang dinamakan Ulee Balang.

Meskipun sama-sama dikenakan oleh pria dan wanita, baju Ulee Balang ini dibedakan lagi nama dan jenisnya.

Ulee Balang yang dipakai kaum pria dinamakan Linta Baro, sedangkan untuk yang dipakai oleh perempuan disebut dengan Daro Baro.

A. Linta Baro (Baju Adat Pria)

pakaian adat aceh yang dipakai laki-laki dinamakan linta baro
Sumber gambar: www.tabbayun.com

Baju adat Linta Baro atau Peukayan Linta Baro adalah pakaian yang khusus dikenakan oleh para pria.

Pada jaman dulu, biasanya busana ini dipakai untuk kepentingan acara kerajaan dan untuk upacara adat dari kerajaan besar di Aceh, yaitu Kerajaan Perlak dan Kesultanan Samudra Pasai.

Pakaian adat Linta Baro dibagi menjad 3 bagian, yakni bagian atas, bagian tengah, dan bagian bawah, lengkap dengan senjata tradisional nya.

1. Meukasah

gambar meukasah pada pakaian adat aceh
Sumber gambar: www.tribunnews.com

Meukasah adalah salah satu bagian penting dari baju adat Linta Baro.

Baju atasan dengan lengan panjang ini ditenun dari bahan benang sutra.

Biasanya, warna yang digunakan untuk Meukasah ini adalah warna hitam, sebab masyarakat setempat meyakini warna hitam adalah simbol kebesaran.

Pada bagian kerah Meukasah dibuat tertutup, serta dilengkapi dengan sulaman yang dijahit memakai benang emas sampai ke depan dada.

Walaupun budaya Islam dan Melayu cukup dominan dan kental dalam pakaian ini, sentuhan budaya Cina ternyata juga sedikit melekat di dalamnya.

Hal ini tidak lepas dari sejarah Aceh, yang dulunya masuk dalam jalur perdagangan Tiongkok.

2. Sileuweu

bawahan sileuweu pakaian adat aceh
Sumber gambar: www.silontong.com

Selain disebut dengan istilah Sileuweu, bagian ini juga sering disebut dengan nama celana Cekak Musang kaum laki-laki Aceh.

Sileuweu sendiri dalam Bahasa Aceh berarti celana, yakni celana panjang untuk baju adat Linta Baro yang umumnya berwarna hitam.

Celana panjang ini jika dipakai akan terasa halus, sebab dibuat menggunakan bahan tenun kain katun.

Di sisi bawah celana ini, style nya dibuat dengan model melebar.

Ada juga pola hiasan berbentuk sulaman yang tampak indah di bagian bawahnya, yang disulam menggunakan benang emas.

Nah, saat memakainya, pakaian kaum pria Aceh ini akan dilengkapi juga dengan kain sarung songket, yang dibuat dari bahan sutra.

Secarik kain yang disebut dengan istilah Ija Lamgugap ini, dipakai dengan cara diikat pada pinggang.

Sarung Songket itu adalah kain yang wajib dipakai apabila mengenakan Sileweu, karena dianggap bisa menampilkan wibawa oleh pemakainya.

Kain sarung songket ini rata-rata panjangnya dari pinggang, lalu dipakai hingga ke atas lutut sekiar 10 centimeter.

Selain disebut dengan nama Ija Lamgugap, kadang kain sarung songket ini juga dinamakan dengan Ija Krong atau Ija Sangket.

3. Meukeutop

meukotop adalah aksesoris pada pakaian adat aceh
Sumber gambar: www.aceh.net

Bagian terakhir yang harus dipakai juga dalam berpenampilan baju adat Aceh adalah dengan mengenakan Meukotop.

Meukotop adalah penutup kepala atau kopiah, yang bentuknya lonjong ke atas.

Sebagai hiasan, Meukotop didesain dengan sebuah lilitan atau bungkus yang dikenal dengan nama Tengkulok.

Bungkusan ini dibuat dari bahan kain tenun sutra, yang dibuat membentuk pola bintang persegi delapan yang dibuat dengan material emas atau kuningan.

Tak hanya dipakai sebagai penutup kepala, Meukotop ini juga difungsikan sebagai mahkota untuk kaum pria Aceh.

Karenanya, dalam kopiah Meukotop juga terdapat beberapa makna penting bagi rakyat Aceh, yang mencakup makna hukum, makna adat, makna kanun, dan makna reusam.

Desain pembuatan Meukotop sangat dipengaruhi kebudayaan Islam, yang sekaligus sebagai bukti bahwa ajaran Islam punya andil besar dalam perkembangan budaya Aceh.

Penutup kepala ini memilki lima kombinasi warna yang berbeda-beda, dari merah, putih, kuning, hijau, dan hitam.

Pemakaian lima warna ini memiliki filosofi dan arti tersendiri, yakni sebagai berikut.

  • Warna merah: mencerminkan sifat kepahlawanan.
  • Warna putih: mencerminkan lambang kesucian.
  • Warna kuning: mengandung makna kesultanan.
  • Warna hijau: melambangkan agama Islam.
  • Warna hitam: mengandung makna ketegasan.

4. Rencong

pakaian adat aceh memakai senjata rencong
Sumber gambar: www.tasaceh.com

Untuk melengkapi pakaian adat Linta Baro ini, dikenakan juga senjata Rencong, yang merupakan senjata khas Aceh.

Senjata ini merupakan cermin bagi identitas pertahanan sekaligus keberanian rakyat Aceh.

Senjata yang juga dikenal dengan nama Siwah ini adalah senjata tradisional yang bagian kepalanya dibuat dari emas atau perak.

Sebagai hiasan, sebuah batu permata biasanya juga terdapat pada senjata itu sekaligus juga terdapat ukiran kutipan ayat-ayat Al Qur’an.

Rencong sendiri merupakan senjata sejenis belati yang bentuknya menyerupai huruf L.

Umumnya, Rncong ini akan diletakkan menyelip di lipatan sarung pinggang, dengan pegangannya akan menonjol keluar layaknya keris-keris dari tanah Jawa.

Dulunya, senjata tradisional ini hanya diperuntukkan para pejabat kerajaan dan sultan saja.

Rakyat biasa juga boleh memakai rencong, hanya bagian kepalanya dibuat dari bahan tanduk hewan.

Mata belati senjata ini dikenal sangat tajam, karena dibuat dari bahan kuningan atau besi dengan warna putih yang diasah hingga tajam.

B. Daro Baro (Baju Adat Wanita)

pakaian adat aceh untuk wanita disebut daro baro
Sumber gambar: www.steemit.com

Baju adat Daro Baro atau Peukayon Daro Baro adalah pakaian yang khusus dikenakan oleh para perempuan.

Berbeda dengan baju adat Linta Baro yang dominan hitam, Daro Baro jusru punya warna yang variatif, misalnya merang, kuning, hijau, dan ungu.

Tak hanya itu, beragam aksesoris dan perhiasan juga melengkapi pakaian adat asal Aceh ini.

Walaupun punya perbedaaan yang cukup mencolok dengan Linta Baro, nyatanya Daro Baro juga dibagi menjadi 3  bagian, dari atasan, tengah, dan bawahan.

Selain itu, pakaian adat Daro Bajo juga memiliki corak yang sedikit banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam bercampur Melayu.

1. Baju Kurung

model baju kurung pakaian adat aceh
Sumber gambar: www.borneochannel.com

Baju Kurung adalah bagian Daro Bar yang menjadi atasan, yang modelnya mendapat pengaruh dari percampuran kebudayaan Melayu, Arab, dan Cina.

Makanya, tidak mengherankan jika ukurannya dibuat longgar, supaya bisa menutup pinggul serta seluruh lekuk tubuh perempuan serta auratnya.

Bagian lengannya juga dibuat panjang, sehingga baju ini juga menutup sempurna daerah lengan.

Tak ketinggalan juga, di leher ada kerah, dan di sisi depannya juga ada Boh Dokma, yakni perhiasan khas Aceh untuk para perempuan yang desainnya memukau.

Sejak dari dulu, bahan Baju Kurung diambil dari benang sutra tenun yang memiliki corak yang terbuat dari benang emas.

Sama seperti Lita Baro,pemakaian busana adat Baju Kurung juga dilengkapi dengan kain songket dari Aceh.

Kain Songket yang dinamakan Ija Krong Sungket ini, dipakai secara melilit di pinggang, sehingga akan menutup daerah pinggul.

Untuk melengkapinya, ada sebuah tali pinggang yang dibuat dari bahan emas atau perak, yang dipakai untuk mengikat sisi bawah baju.

Nah, tali pinggang ini disebut dengan istilah Taloe Ki Leng Patah Sikureueng, yang artinya adalah tali pinggang patah sembilan.

2. Celana Cekak Musang

model celana cekak musang pakaian adat aceh
Sumber gambar: www.taldebrookyn.com

Celana Cekak Musang yang dikenakan para perempuan Aceh, bentuknya tak jauh beda dengan celana Sileuweu yang dipakai pada pakaian adat Linta Baro.

Dengan demikian, celana Cekak Musang ini juga memiliki bentuk yang di buat melebar ke arah bawah.

Namun, berbeda dengan warna celana Sileuweu yang cenderung hitam, celana ini warnanya cerah, mengikuti warna Baju Kurung yang dipakai.

Untuk melengkapinya, celana ini juga dipadukan dengan sarung tentun yang memanjang dari pinggang ke lutut.

Untuk mempercantik penampilannya, di bagian pergelangan kaki ada hiasan juga, yang bentuknya berupa sulaman yang dibuat memakai benang emas.

Nah, wanita-wanita Aceh seringkali menampilkan tarian adat khas Aceh dengan memakai celana Cekak Musang ini juga, misalkan pada pertunjukan Tari Saman.

3. Kerudung

jenis kerudung pakaian adat aceh
Sumber gambar: www.dismakeup.blogspot.com

Sesuai dengan julukan Provinsi Nanggore Aceh Darussalam yang disebut sebagai bumi Serambi Mekah, sebisa mungkin pakaian adat wanita juga bisa menutup seluruh auratnya, mencakup bagian kepala.

Nah, berhubung bagian rambut wanita adalah termasuk aurat yang dilarang untuk dilihat selain mahram, maka perempuan Aceh juga harus memakai kerudung sesuai syariat.

Biasanya, kerudung ini akan dipakai dengan berbagai perhiasan yang disebut Patam Dhoe.

Perhiasan

A. Perhiasan Laki-laki Aceh

1. Taloe Jeuem

taloe jeuem adalah tali jam papakaian adat aceh
Sumber gambar: www.ips.pelajaran.co.id

Taloe Jeuem adalah seuntai tali jam yang dibuat dari bahan perak sepuh emas.

Tali ini bentuknya menyerupai cincin-cincin kecil yang dirangkai membentuk rantai, yang dikombinasikan dengan hiasan berbentuk 2 buah ikan dan 1 kunci.

Di kedua ujungnya, dilengkapi dengan pengait yang membentuk angka 8.

Toloe Jeuem ini adalah pelengkap bagi pakaian adat Aceh, yang dikaitkan pada baju laki-laki.

B. Perhiasan Perempuan Aceh

1. Mahkota Patam Dhoe

jenis mahkota patam dhoe pakaian adat aceh
Sumber gambar: www.ips.pelajaran.co.id

Baju Daro Baro tak lengkap rasanya jika dikenakan tanpa perhiasan-perhiasan yang bentuknya cukup beragam.

Misalnya saja, ada perhiasan berbentuk mahkota, yang dinamakan Patam Dhoe.

Di tengah-tengah Patam Dhoe ini dilengkapi dengan sebuah ukiran cantik yang bentuknya mirip dengan daun sulur.

Biasanya, perhiasan Patam Dhoe ini bagian kiri dan kannya dibuat mirip dengan corak-corak pohon, daun, dan bunga, serta dibuat dari bahan emas.

Di bagian tengahnya pula, bisanya juga dilengkapi dengan kombinasi ukiran yang dikenal dengan istilah Bungoh Kalimah, yakni ukiran kaligrafi yang berlafadzkan Allah dan Muhammad.

Nah, corak-corak bulat dan bunga biasanya juga mengelilingi ukiran Bungoh Kalimah ini.

Hal ini menjadi sebuah tanda bahwa perempuan yang memakainya sudah menikah, dan sudah masuk dalam tanggung jawab suami.

2. Anting-anting Subang

anting-anting subang dipakai di pakaian adat aceh
Sumber gambar: www.ips.pelajaran.co.id

Tak hanya Patam Dhoe, perhiasan lain yang kerap pakai juga oleh perempuan-perempuan Aceh sat memakai Daro Baro ini adalah anting-anting yang dikenal dengan istilah Subang.

Sepasang perhiasan Subang ini dibuat memakai bahan emas, dengan motif bulat-bulat kecil yang disebut dengan nama Boh Eungkot.

Supaya lebih cantik lagi, di bagian bawah anting-anting itu juga dilengkapi hiasan menjuntai.

Jenis lain dari model anting-anting Subang ini adalah Subang Bungong Mata Uroe, yang bentuknya dibuat mirip dengan Bunga Matahari.

Jika diukur, rata-rata perhiasan Subang punya diameter sekitar 6 cm.

3. Kalung Taloe Tokoe Bieung Meuih

aksesoris kalung taloe tokoe bieung meuih pakaian adat aceh
Sumber gambar: www.tokopedia.com

Selanjutnya, perhiasan yang juga dipakai untuk melengkapi pakaian adat Aceh Daro Baro ini adalah kalung emas.

Nah, perhiasan yang satu ini dibuat dengan bentuk mempunyai 6 batu dengan bentuk hati dan 1 batu lagi bentuknya menyerupai kepiting.

Di Aceh, kalung seperti ini dinamakan Taloe Tokoe Bieung Meuih.

Selain itu, terdapat juga kalung emas yang coraknya serupa dengan daun sirih dan kalung azimat, yang memiliki manik-manik dengan motif bulat, mirip dengan Boh Bili.

4. Bros Keureusang

contoh bros keureusang pakaian adat aceh
Sumber gambar: www.utakatiotak.com

Keureusang adalah perhiasan dada yang dikaitkan pada baju perempuan, yang dibuat dari bahan emas dan intan berlian.

Secara keseluruhan, bros ini membentuk seperti hati, dengan permata intan dan berlian yang jumlahnya mencapai 102 butir.

Sebagai salah satu benda mewah, hanya orang-orang tertentu saja yang bisa mengenakannya sebagai perhiasan baju harian.

Umumnya, perhiasan ini panjagnya sekitar 10 cm danlebarnya 7,5 cm.

5. Lempengan Dada Simplah

gambar lempengan dada simplah pakaian adat aceh
Sumber gambar: www.ips.pelajaran.co.id

Simplah juga termasuk perhiasan dada yang dikenakan kaum wanita.

Perhiasan ini dibuat dari bahan perak yang disepuh dengan emas, yang jumlahnya mencapai 24 lempengan segi enam dan 2 lempengan berbentuk segi delapan.

Di masing-masing lempengan tersebut, dihias motif ukiran bunga dan daun, serta terdapat permata berwarna merah di tengah-tengahnya.

Untuk memakainya, lempengan Simplah dihubungkan oleh 2 buah untaian rantai berukuran kecil.

Umumnya, perhiasan ini mempunyai panjang 51 cm dan lebar 51 cm.

6. Gelang Tangan Ikay

gelang tangan ikay pakaian adat aceh untuk wanita
Sumber gambar: www.tokopedia.com

Nah, perhiasan lain yang masih dipakai juga sebagai perhiasan baju adat wanita adalah gelang tangan, yang dinamakan Ikay.

Perhiasan ini biasanya dibuat dari bahan emas kuning atau emas putih.

7. Cincin Euncien Pinto

aksesoris cincin euncien pinto pakaian adat aceh untuk wanita
Sumber gambar: www.budaya-indonesia.org

Perhiasan cincin yang dipakai oleh wanita Aceh dinamakan Euncien Pinto.

Perhiasan terebut dibuat dari emas kuning atau emas putih.

8. Gelang Kaki Gleung Goki

aksesoris gelang kaki gleung goki pakaian adat aceh
Sumber gambar: www.pedirmuseum.com

Perhiasan gelang kaki di Aceh, dikenal dengan nama Gleung Goki.

Gelang ini adalah perhiasan yang asalnya dari bahan emas kuning atau emas putih.

Mengenal Pakaian Adat Aceh

A. Sejarah Singkat

sejarah tetang pakaian adat aceh
Sumber gambar: www.goodnewsfromindonesia.com

Pakaian adat Aceh Ulee Balang merupakan warisan secara turun-temurun yang sudah ada dari Kerajaan Perlak dan Kesultanan Samudra Pasai.

Baju adat ini adalah refleksi dari seni dan kebudayaan masyarakat setempat, kerena mempunyai ciri yang kental dengan kekhasan a la Aceh.

Tak hanya itu, pengaruh budaya Islam dan Melayu juga ada dalam busana ini.

Karena Aceh dulunya merupakan jalur utama perdagangan yang dilakukan oleh pedagang-pedagang Tiongkop, corak kebudayaan Cina juga sedikit banyak ikut dalam model pakaian adat Aceh ini.

B. Pemakaian

referensi pemakaian pakaian adat aceh
Sumber gambar: www.yuksinau.id

Dahulu, busana adat ini hanya boleh dikenakan oleh sultan, pejabat, dan keluarga kerajaan saja.

Biasanya, baju adat ini akan dikenakan oleh keluarga dan pembesar kerajaan saat mengadakan acara resmi ataupun saat dilangsungkan upacara adat.

Tapi kemudian, secara perlahan-lahan pakaian ini ditetapkan sebagai baju tradisional adat Aceh dan boleh dipakai oleh semua orang.

Karenanya, Ulee Balang ini adalah busana yang kini biasa dipakai untuk acara pernikahan, baik dikenakan oleh mempelai laki-laki maupun perempuan.

Selain itu, baju adat ini juga kerap dipakai untuk acara sunatan dan acara kenegaraan.

C. Bahan Pembuatan

material dan bahan pembuatan pakaian adat aceh
Sumber gambar: www.idntimes.com

Untuk pembuatan pakaian adat Aceh ini, digunakan berbagai kombinasi bahan.

Misalkan saja ada bahan kain sutra, kain katun tenun, benang emas, dan lain-lain.

Bahan-bahan ini dipakai menyesuaikan kebutuhan pakaian yang dikenakan oleh kaum pria dan kaum perempuan Aceh.

Untuk perhiasan, bahan-bahan yang dipakai antara lain emas kuning, emas putih, perak, dan batu permata.

Nah, itulah tadi ulasan asyik dari pakaiat adat Aceh yang ternyata cukup variatif bagian-bagiannya.

Selain pakaian adat, jangan lupa juga pelajari tentang tarian tradisional asal Aceh, seperti Tari Seudati, Tari Bungong Jeumpa, Tari Saman dan Tari Ratoh Jaroe.

Jika kamu ada pertanyaan seputar baju adat Ulee Balang ini, langsung saja ketikkan di kolom komentar di bawah.

Jangan lupa like dan share juga, ya.

Anas Fauzi

Hallo! Saya adalah seorang engineer. Selain menyukai dunia blogging, saya juga senang membaca dan menanam.

Update : [modified_date] - Published : [publish_date]

Tinggalkan komentar