Kerajaan Islam di Sulawesi

Diperkirakan mulai abad ke 15 Masehi, Agama Islam mulai masuk ke wilayah Sulawesi, terutama daerah Selatan. Kehidupan di lingkungan kerajaan-kerajaan Islam di Sulawesi membuat penyebarannya sangat progresif. Meskipun padaawalnya didominoasi oleh kerajaan Hindhu dan Budha, tapi seiring meningkatnya penganut agama Islam membuat munculnya beberapa kerajaan islam di Sulawesi.

Untuk lebih jelasnya, disini Kami akan membahas secara lengkap tentang nama-nama kerajaan Islam di Sulawesi beserta sejarah dan kehidupan masyarakatnya.

Nama-nama Kerajaan Islam di Sulawesi

Menariknya, kerajaan Islam di Sulawesi tidak hanya satu atau dua saja loh, tapi ada belasan nama nama kerajaan yang tercatat dalam sejarah. Setiap kerajaan bahkan mempunyai karakteristik kehidupan yang berbeda satu dengan lainnya, baik dalam bidang sosial, politik maupun budaya. Berikut penjelasan selengkapnya:

1. Kerajaan Tawaeli

kerajaan islam di sulawesi kalimantan dan indonesia timur
wikimedia.org

Dari catatan sejarah, Kerajaan Taweli menjadi Kerajaan Islam pertama di Sulawesi yang diperkirakan sudah ada sejak abad ke 16. Lokasinya berada di Lembah Palu (sekarang bernama Kota Palu) yang pada masa kejayaan-nya mempunyai wilayah yang sangat luas dari Lasoani (sekarang: Donggala) hingga Ogoamas (sekarang: Mantikulore, Palu). Sebagai kerajaan Islam tertua, sehingga tidak banyak ditemukan peninggalan dari Kerajaan Tawaeli karena masyarakatnya dulu belum mengenal tulis menulis.

Tahun 1888 menjadi masa keemasan bagi Kerajaan Tawaeli yang pada saat itu dipimpin oleh Magau ke VI Yangge Bodu karena berhasil memperluas wilayah kerajaan. Sayangnya hampir tidak ada literature yang mengulas peninggalan Kerajaan Tawaeli selain foto Sudara Magau Yoto Labulembah.

2. Kerajaan Bolaang Mongondow

kerajaan islam di indonesia sulawesi
livejournal.com/

Pemerintahan Kerajaan Bolaang Mongondow berpusat di kawasan Sulawesi Utara yang pada saat itu sudah menganut sistem demokrasi konstitusional. Sesuai dengan namanya, masyarakat dari Kerajaan ini didominasi dari Suku Mongondow yang sebagian besar tinggal di daerah Gunung Komasaan. Uniknya, masyarakat pada saat itu sangat meyakini bahwa mereka berasal dari dua pasang suami istri, Gumulangit dan Tendeduata serta Tumotoibokat dan Tumotoiboko.

Keyakinan tersebut membuat penduduk Mongondow terpisah menjadi dua golongan dan dijadikan sebagai awal mula silsilah kekebaratan bangsa mereka. Dilihat dari sisi kehidupannya, suku bangsa Mongondow pada saat itu masih suka berpindah-pindah alias nomaden. Mereka memanafaatkan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti berburu hewan di hutan, mencari umbi, menangkap ikan dan juga mengolah sagu.

Menjadi salah satu kerajaan Islam di Sulawesi, tapi sebenarnya banyak juga penduduk bangsa ini yang beragama lain. Bahkan nama-nama raja di Kerajaan Boolang Mongondow identik dengan nuansa Eropa, kurang lebih ada 24 pemimpin mulai dari era 1400 M – 1950.

3. Kerajaan Siang

kerajaan kerajaan islam di sulawesi
sultansinindonesieblog

Kerajaan Siang juga menjadi salah satu kerajaan Islam yang berkembang di wilayah Jazirah Sulawesi Selatan, tepatnya di Kecamatan Bungoro. Daerah yang pernah menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Siang sekarang ini bernama Desa Bori Appaka, Bungoro, Pangkajene, yang pernah disinggahi Kapal Portugis pada tahun 1542 dan 1548. Berdasarkan catatan sejarah, Kerajaan Gowa-Tallo yang sangat populer ternyata mengakui bahwa Kerajaan Siang lebih kuat dan besar dari mereka.

Kehidupan budaya masyarakat Kerajaan Siang dianggap sangat kultural dimana mereka meyakini tradisi turun temurun, salah satunya menyangkut perkawinan. Keluarga inti Kerajaan hanya bisa dinikahkan dengan kaum bangsawan dari Kerajaan lain seperti Tanete, Soppeng, Luwu dan Bone. Tujuannya untuk menjalin kekerabatan antar Kerajaan di Sulawesi Selatan dan memperluas area kepemimpinan. Kemunduran salah satu kerajaan Islam di Sulawesi ini diperkirakan mulai abad ke 16.

4. Kerajaan Bungku

gambar peninggalan kerajaan islam di sulawesi
staticflickr.com

Kerajaan Bungku adalah salah satu kerajaan Islam di Sulawesi yang wilayahnya berada di kawasan Sulawesi Tengah, tepatnya di Kabupaten Morowali. Tidak banyak catatan sejarah yang membahas tentang kerajaan ini, tapi diketahui bahwa Kerajaan Bungku pernah ditaklukkan oleh pasukan Ternate (Tobelo). Pada tahun 1682, Kerajaan Bungku bahkan diambil alih oleh Gubernnur Padbrugge sebagai hukuman terhadap Sultan Ternate akibat aksi pemberontakan. Konon rumah yang dulunya dijadikan sebagai istana Raja Bungku masih berdiri kokoh sebagai salah satu peninggalan yang masih dijaga dengan baik. Makam Raja Bungku berada tepat di belakang rumah tersebut.

5. Kerajaan Soppeng

gambar kerajaan islam di sulawesi
sultansinindonesieblog.

Dilansir dari situs pemerintah Kabupaten Soppeng menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada kesepakatan yang jelas terkait asal usul Kerajaan Soppeng. Namun berdasarkan suatu tulisan sastra menyebutkan bahwa penduduk Kerajaan Soppeng mulanya berasal dari dua tempat berbeda, yakni Gattareng dan Sewo. Dalam suatu lontara tertulis bahwa sudah ada sistem pemerintahan sebelum dibentuknya Kerajaan Soppeng berdasarkan kesepakatan dari 60 Pemuka.

Konon menurut ceritanya, daerah Soppeng pernah mengalami kekeringan yang menyebabkan kekacauan di berbagai hal. Sehingga masyarakat memutuskan untuk mengangkat seorang tokoh pemimpin berdasarkan musyawarah hingga terbentuknya Kerajaan Soppeng. Sayangnya, tidak banyak informasi sejarah yang menceritakan terkait apa saja peninggalan dari salah satu kerajaan Islam di Sulawesi ini.

6. Kerajaan Parigi

kerajaan islam di sulawesi dan rajanya
wikimedia.org/

Beralih ke kawasan Sulawesi Tengah, ada satu nama Kerajaan Islam yang cukup populer disini, yaitu Kerajaan Parigi. Sesuai dengan namanya, kerajaan tersebut berada di wilayah Parigi yang sudah berdiri sejak tahun 1515 dengan area meliputi Dolago, Toboli, Masigi dan Lantibu. Makagero menjadi raja pertama di Kerajaan Parigi atas lantikan dari Francisco Lesa, seorang gubernur Portugis.

Pada saat itu memang penjajah dari Portugis masih berkuasa di wilayah Sulawesi Tengah. Namun ketika Belanda ikut masuk ke daerah Parigi dengan tujuan menguasai wilayah, seluruh rakyat Kerajaan Parigi sepakat melawan mereka. Vinono, seorang putra mahkota, dengan tegas menolak kehadiran Belanda di kasawan Parigi dan sekaligus menjadi pemimpin aksi perlawanan tersebut.

Jika dilihat dari segi kehidupan sosialnya, masyarakat Kerajaan Parigi terbagi berdasarkan golongan strata sosial. Golongan paling rendah adalah Batua yang terdiri atas kaum budak. Golongan di atasnya bernama To Dea yang terdiri dari masyarakat Kerajaan Parigi biasa. Lalu di atasnya lagi ada golongan Totua Nungata yang merupakan tokoh-tokoh adat dalam masyarakat. Serta golongan tertinggi yaitu kelompok Maradika/ Madika yang terdiri dari orang-orang keturunan bangsawan.

7. Kerajaan Palu

kerajaan islam di sulawesi dan maluku
wikimedia.org/

Kota Palu yang kita kenal saat ini ternyata dulunya berupa Kerajaan yang menyatukan empat kampung, yakni Boyantongo (sekarang: Kelurahan Baru), Tanggabanggo (sekarang: Kamonji), Panggovia (sekarang: Lere) dan Besusu (sekarang: Pandapa). Keempat kampung tersebut sepakat membentuk Dewan Adat atau Patanggota yang ditugaskan untuk memilih raja dan para pembantunya.

Kerajaan Palu memang cukup terkenal, beberapa nama Raja yang pernah memimpin diantaranya Pue Nggari, I Dato Labungulili, Malasigi, Daelangi, Lamakarakan, Radja Maili, Jodjokodi, Parampasi, Idjazah, Djanggola dan Tjatjo Idjazah. Peninggalan Kerajaan Palu yang paling terkenal adalah Souraja, sejenis bangunan yang dulunya dijadikan sebagai istana Raja, dan bahkan sangat disakralkan.

8. Kerajaan Tallo

contoh peta konsep kerajaan islam di sulawesi
wikimedia.org/

Kerajaan Islam lainnya di Pulau Sulawesi adalah Kerajaan Tallo, erat kaitannya dengan sejarah Kerajaan Gowa. Bahkan seringkali disebut sebagai Kerajaan Gowa Tallo atau Kesultanan Makassar setelah Islamisasi. Namuan pada saat itu, Kerajaan Gowa danTallo terlibat perselisihan hingga terjadi pertempuran kedua kerajaan tersebut, dimenangkan oleh Gowa.

Sedikit membahas tentang sejarah Kerajaan Tallo, kerajaan ini muncul pertama kalinya pada abad ke-15 dengan wilayah meliputi Parang Loe, Moncong Loe, Pannampu dan Saumata. Dari seluruh silsilah Raja di Kerajaan Tallo yang paling populer dan berpengaruh adalah Karaeng Matoaya (masa pemerintahan 1593 – 1623) beserta anaknya sebagai penerus, Karaeng Pattingalloang (masa pemerintahan  1641 – 1654).

Karaeng Pattingalloang  menjadi Raja yang berhasil membawa Kesultanan Makassar mencapai puncak kejayaannya. Beberapa peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo diantaranya Benteng For Rotterdam, Batu Pallantikang, Masjid Katangka, Masjid Jongaya, Masjid Jami, Kompleks Makam Ketangka dan Istana Balla Lompoa.

9. Kedatuan Luwucontoh ppt kerajaan islam di sulawesi

Kedatuan Luwu menjadi salah satu Kerajaan tertua di Pulau Sulawesi, tapi tidak ada catatan pasti terkait sejarah kerajaan ini. Namun beberapa cerita menyebutkan bahwa kerajaan ini menjadi yang pertama kalinya menerima agama Islam dari tiga ulama mahsyur asli Sulawesi.

Kehidupan sosial budaya disini tak banyak dibahas, tapi ada yang menyebutkan bahwa perekenomian masyarakat Kedatuan Luwu dikatakan cukup berkembang karena tanah di daerah mereka sangat subur. Salah satu peninggalakan kerajaan yang masih berdiri hingga saat ini adalah Masjid Jami yang berada di Kota Palopo menjadi bukti bahwa dulunya islam memang pernah berkembang di masa Kedatuan Lluwu.

10. Kerajaan Wajo

contoh soal kerajaan islam di sulawesi
Pinterest.com

Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, yang kita kenal saat ini dulunya adalah Kerajaan Islam yang cukup besar. Tepatnya pada era abad ke-15 pertama kalinya Kerajaan Wajo didirikan dan menjadi kelanjutan dari Kerajaan Cinnotabi. Uniknya, pendirian Kerajaan ini dimulai dari pembentukan komunitas Danau Lampulung yang dipimpin oleh seseorang bergelar Puangnge ri Lampulung (tidak diketahui nama aslinya).

Komunitas tersebut semakin berkembang dan memperluas wilayah kekuasaan hingga ke Saebawi. Tak berselang lama, Puangnge ri Lampulung meninggal dunia dan digantikan oleh Puang ri Tempeengeng. Kerajaan Wajo secara resmi baru memeluk Islam pada tahun 1610 dibawah kepemimpinan La Sangkuru Patau Mulajaji Sultan Abdurahman. Beberapa peninggalan Kerajaan Wajo yang masih ada hingga saat ini diantaranya Geddongnge, Mushola Tua Menge, Saoraja Mallangga, Goa Nippon dan Makam La Maddukkelleng.

11. Kerajaan Buol

contoh kerajaan islam di sulawesi
staticflickr.com

Kerajaan Islam lainnya di Provinsi Sulawesi bernama Kerajaan Buol, dilihat dari peta berlokasi di Kabupaten Toli Toli. Perkembangan kerajaan ini diketahui mulai dari tahun 1380-an M pada masa pemerintahan Raja Ndubu I. Pusat pemerintahan berpindah ke Lamolan sejak kepemimpinan digantikan oleh Anogu Rlipu sebagai Madika.

Pasca meninggalnya Anogu Rlipu, gelar raja diberikan kepada Bokidu yang menurut riwayatnya menjadi raja pertama yang beragama Islam. Sayangnya, tidak banyak informasi catatan sejarah yang menuliskan bagaimana kehidupan ekonomi, sosial dan budaya masyarakat di Kerajaan Ini.

12. Kerajaan Muna

kerajaan islam di sulawesi barat
ytimg.com

Di wilayah Sulawesi Tenggara berdiri sebuah Kerajaan besar bernama Kerajaan Muna, tepatnya mulai dari tahun 1210. Kerajaan yang berada di Pulau Muna ini dipimpin oleh Syekh Al Wahid keturunan Bani Abasiah yang menjadi raja pertama disini. Periode tahun 1517 hingga 1630, Kerajaan Muna pernah terlibat dalam pemberontakan untuk melawan penjajahan di Sulawesi.

Sementara untuk kehidupan masyarakat di Kerajaan ini mayoritas bergerak di sektor perikanan dan pertanian. Sehingga jika dilihat dari perekonomiannya penduduk Kerajaan Muna terbilang cukup maju dan tidak kekurangan. Mereka bahkan melakukan penjualan hasil hutan ke luar daerah untuk meningkatkan pendapatan lokal di Kerajaan.

13. Kerajaan Toli-toli

kerajaan islam di sulawesi beserta penjelasanny
sultansinindonesieblog

Mitos yang masih diyakini oleh masyarakat menyebutkan bahwa masyarakat Toli Toli berasal dari tiga manusia kayangan yang memutuskan untuk ke bumi. Mereka datang dengan cara yang berbeda, yaitu melalui bambu Emas, Bumbung Lanjat dan Rotan. Terlepas dari benar atau tidaknya mitos tersebut, Kerajaan Toli-Toli memang pernah ada dan bahkan sempat mencapai masa kejayan.

Puncak keemasan tersebut dicapai saat Islam masuk di kehidupan Kerajaan Toli-Toli pada abad ke-17 yang dibawa oleh seorang Mubalig. Nama Toli-Toli pernah diubah menjadi Tontoli pada 5 Juli 1858 dan peresmiannya ditandatangani oleh Dirk Francois dari pihak Belanda. Kemudian diubah lagi menjadi Tolitoli pada tahun 1918 dan diresmikan oleh Raja Haji Mohammad Ali pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Meskipun tidak lagi dalam bentuk kerajaan, tapi hingga sekarang masih ada turunan Kerajaan Toli-Toli dan dipimpin oleh Haji Mohammad Saleh Bantilan (bupati Toli Toli saat ini.

14. Kerajaan Banggai (abad 16)

kerajaan islam di sulawesi gowa tallo
ytimg.com

Keberadaan Kerajaan Banggai diketahui tertulis dalam buku Nagarakretagama oleh Mpu Prapanca pada masa Kerajaan Majapahit. Kerajaan ini pada awalnya hanya menguasai daerah Pulau Banggai saja, tapi terus meluas hingga ke daratan Sulawesi Tengah bagian Timur. Kerajaan Banggai dibentuk dari hasil peleburan 4 kerajaan kecil, dan menariknya mereka memiliki sistem pemerintahan demokratis. Pemilihan Raja tidak berdasarkan keturunan, melainkan hasil suara dari lembaga legislatif sejenis DPR dengan melihat kualitas calon Raja.

15. Kesultanan Makassar

salah satu kerajaan islam di sulawesi adalah
wikimedia.org/

Kesultanan Makassar dibentuk karena beberapa Kerajaan kecil mengalami pertikaian dan diselesaikan dengan cara disatukan. Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo menjadi cikal bakal dibentuknya Kesultanan Makassar sekaligus upaya penyebaran islam di provinsi Sulawesi. Awalnya memang tidak banyak membuahkan hasil, termasuk kegagalan Sultan Baabullah yang ingin mendorong penguasa Gowa-Tallo agar mau memeluk Islam.

Agama Islam baru masuk dan menguat pertama kalinya di Makassar berkat usaha dari Datok Ribandang dari Minangkabau. Kesultanan Makassar mencapai puncak kejayaannya karena beberapa faktor, diantaranya memiliki letak kerajaan yang strategis, pelabuhan yang baik serta runtuhnya Malaka di tangan Portugis. Salah satu raja yang berpengaruh terhadap perkembangan Kesultan Makassar adalah Sultan Alauddin yang memimpin pada tahun 1591 – 1639.

Beliau menjadi raja pertama di Kesultanan Makassar yang membawa masyarakat untuk terjun dalam bidang pelayanan dan perdagangan. Namun masa keemasan Kesultanan Makassar baru memuncak setelah kepemimpinan diambil alih oleh Sultan Hassanudin (1653 – 1669). Sultan Hassanudin mendapat julukan sebagai Ayam Jantan Dari Timur berkat kegigihannya dalam memperjuangkan wilayah Makassar.

Dilihat dari kehidupan sosialnya, masyarakat yang tinggal di bawah Kesultanan Makassar dibedakan atas tiga golongan yaitu Karaeng (keluarga raja), Tusamaraq (rakyat biasa) dan Ata (hamba sahaya). Penyebab runtuhnya Kesultanan Makassar akibat adanya kegiatan perdagangan bebas yang membuat kerajaan harus bertikai dengan Belanda. Beberapa peninggalan Kesultanan Makassar yang masih ada diantaranya Fort Rotterdam, Makam Raja-raja dan Masjid Katangka.

16. Kesultanan Gorontalo (1300 – 1878)

kerajaan islam di sulawesi selatan adalah
staticflickr.com

Kerajaan yang berada di Sulawesi bagian utara ini mulanya disebut Kerajaan Hulonthalo dimana menjadi salah satu kerajaan terbesar di jazirah Gorontalo. Raja pertama yang memimpin adalah Raja Humalanggi pada periode 1300 hingga 1385. Kesultanan Gorontalo baru menjadi menjadi Kerajaan Islam pada pasa kepemimpinan Sultan Amai (1523 – 1550) yang mengubah istilah Raja menjadi Sultan.

Wilayah kekusaan Kesultanan Gorontalo meliputi area perbatasan dengan Kerajaan Suwawa, Kerajaan Limboto dan kerajaan Bolango. Berbeda dengan kerajaan lainnya, sistem pemerintahan di Kesultanan Gorontalo memperbolehkan seorang perempuan untuk menjadi Raja atau pemimpin. Dari catatan sejarahnya memang menunjukkan bahwa kehidupan masyarakat Kesultanan Gorontalo sudah mengenal kesetaraan kedudukan perempuan dan laki-laki.

Salah satu peninggalan Kesultanan Gorontalo yang paling terkenal adalah Benteng Ohana, saat ini dijadikan sebagai tempat wisata bersejarah. Benteng tersebut dibangun pada tahun 1522 oleh Raja Ilato sebagai pertahanan yang dibuat dari batu kapur, pasir serta telur Burung Maleo.

17. Kesultanan Bone (abad 17)

kerajaan islam pertama di sulawesi adalah
wikimedia.org

Kesultanan Bone juga termasuk Kerajaan Islam yang ada di Sulawesi bagian barat daya, dulunya disebut dengan Akkarungeng ri Bone. Berdasarkan peta konsep-nya, Kesultanan Bone menguasai hingga 2600 km persegi wilayah Provinsi Sulsel. Awal terbentuknya dimulai pada abad ke XIV saat kehadiran Tomanurung ri Matajang MatasilompoE.

Kesultanan Bone sendiri pernah memenangkan perang saat melawan Daru Luwu Dewaraja dari Kerajaan Luwu, dari disinila mulai muncul dinamika politik militer. Namun, agama Islam baru diterima pada masa Arumpone La Tenripale Matinroe ri Tallo Arumpone ke-12, sebelumnya sempat mendapatkan beberapa penolakan. Masa keemasan Bone tercapai pasca Perang Makassar pada tahun 1667-1669 yang menjadikan keberadaan Kerajaan Bone sebagai kerajaan paling dominan di bagian selatan Sulawesi.

18. Kesultanan Buton (1332 – 1911)

kerajaan islam di sulawesi utara
wikimedia.org/

Awalnya bernama Kerajaan Buton, yang berada di Kepulauan Buton Sulawesi Tenggara. Nama Pulau Buton sendiri sudah dikenal sejak jaman Kerajaan Majapahit yang tertulis dalam buku Kakawin Nagarakretagama karangan Mpu Prapanca. Raja Buton, Mulae Sangia i-Gola, memeluk agama islam sejak bertemu Sayid Jamaluddin al-Kubra.

Begitu juga dengan raja ke-6 juga diislamkan oleh Syeikh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al-Fathani dari Johor. Pada masa pemerintahan raja ke-6 itulah Kerajaan Buton resmi menjadi Kerajaan Islam di Sulawesi, kemudian berganti nama menjadi Kesultanan Buton. Wilayah kekuasaan Kesultanan Buton cukup strategis sehingga membuat para pedagang dari Eropa, India, Arab maupun China lebih memilih jalur selatan Kalimantan agar sampai ke Maluku saat mencari rempah-rempah.

Pada saat itu, perekonomian masyarakat Kesultana Buton memang sudah cukup maju karena mereka menggunakan mata uang untuk bertransaksi (mata uang disebut Kampua yang terbuat dari kain tenun). Kesultanan Buton juga menganut sistem hukum yang tegas, tanpa membedakan kasta.

19. Kesultanan Gowa (1300-Kini)kerajaan islam di sulawesi ppt

Kesultanan Gowa menjadi Kerajaan Islam di Sulawesi yang paling terkenal, saat ini wilayahnya menjadi Kabupaten Gowa. Bersama Tallo, Gowa pernah mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-17. Namun pada akhir 1660-an, Gowa kalah dalam Perang Makassar yang membuat kerajaan ini harus menyerahkan wilayah kekusaan.

Kehidupan masyarakat Gowa sendiri mayoritas adalah pedagang dan nelayan, dimana mereka sangat mematuhi norma adat dan aturan agama Islam. Meskipun cukup maju, masyarakat Gowa masih dibedakan berdasarkan golongan bangsawan, rakyat biasa, dan golongan bawah. Dari kebudayaannya, masyarakat Kesultanan Gowa sering membuat benda-benda budaya yang berkaitan dengan pelayaran, seperti kapal Pinisi dan Lombo.

Akhir Kata

Membicarakan tentang nama-nama Kerajaan Islam di Sulawesi memang tidak terlepas dari sejarah panjang mulai dari sebelum masehi. Apalagi Islam bukan agama asli Provinsi Sulawesi, melainkan dibawa oleh tokoh-tokoh penyebar Islam di Indonesia. Semoga informasi di atas bisa jadi pengetahuan dan wawasan bagi pembaca terkait kerajaan-kerajaan Islam di Provinsi Sulawesi.

Siva Nur Ikhsani

Halo, aku Siva. Selain suka nulis apa saja, aku juga hobi makan dan main game, hehe :)

Update : [modified_date] - Published : [publish_date]

Tinggalkan komentar