Senjata Tradisional Sulawesi Utara

Senjata tradisional yang dimiliki masyarakat Sulawesi Utara berasal dari berbagai wilayah seperti Minahasa dan Kepulauan Sangihe. Senjata-senjata tradisional tersebut bersifat multifungsi. Tak hanya sebagai alat menghadapi musuh, senjata tradisional juga biasa digunakan untuk melakukan pekerjaan di ladang, menyadap enau, dan sebagainya. Selain itu, senjata tradisional dapat menunjukkan identitas dan asal usul pemiliknya. Senjata tradisional Sulawesi Utara memiliki kemiripan dengan senjata khas Filipina. Hal ini tak mengherankan mengingat letak geografis keduanya yang berdekatan, bahkan sejarah menyebutkan bahwa di zaman es wilayah Sulawesi Utara dan Filipina adalah daratan yang menyatu.

Nama-Nama Senjata Tradisional Sulawesi Utara

Karena Suku Minahasa tidak memiliki sistem pemerintahan kerajaan seperti banyak wilayah nusantara yang lain, kebudayaannya terpengaruh secara lokal dan inklusif. Sub etnis Minahasa yang begitu banyak membuat kesatuan marga atau kelompok sub etnis.

Dari situlah motif dan bentuk senjata tradisional Sulawesi Utara berkembang sesuai dengan masing-masing tempat dan kelompok. Jadi, masyarakat setempat dapat mengetahui asal senjata dari klan apa. Seperti contoh “oh, itu senjata milik marga ini” atau “oh, dia keturunan ini dilihat dari senjatanya”.

1. Sabel

bara sangihe senjata tradisional sulawesi utara
Ilustrasi pedang bara sangihe. Sumber: youtube.com

Senjata pertama yang akan diungkap adalah sabel. Ia berbentuk seperti parang yang ukurannya lebih panjang dan hulu atau pegangannya bercabang dua. Selain hulu bercabang, ujung pedang juga bercabang dengan satu cabang yang lebih panjang dan bergerigi. Ada satu jenis sabel yang amat dibanggakan oleh masyarakat Sulawesi Utara, yakni bara sangihe.

Bara Sangihe

senjata tradisional bara sangihe dari sulawesi utara
Pedang bara sangihe identik dengan hulu dan ujung yang bercabang. Sumber: indonesiakaya.com

Sesuai dengan namanya, sabel jenis bara sangihe berasal dari Kepulauan Sangihe di utara Sulawesi Utara. Senjata lokal ini mendapat perhatian gara-gara seorang pemuda bernama Hengkeng U Nang lo. Ceritanya, ia sangat handal memainkan pedang bara sangihe. Sang ahli pedang berasal dari Timeno Kiawang Siau, Pulau Siau, salah satu pulau di Kepulauan Sangihe. Saking mahirnya, ia melawan musuh juga dengan parang ini.

Akhirnya, sang pahlawan kelahiran 1590 ini diangkat menjadi Kontraktor Proyek Pembangunan Armada Angkatan Laut pada tahun 1612. Nama pedang bara sangihe menjadi perbincangan banyak orang dan sekarang menjadi kebanggaan dari Sulawesi Utara.

2. Peda

senjata tradisional dari sulawesi utara
Contoh peda Suku Minahasa dari Sulawesi Utara. Sumber: fi.pinterest.com

Pedang kecil yang satu ini bernama peda. Mungkin kalau Selasares tidak asing dengan kata peda akan lebih tahu dengan sebutan parang seperti yang tercantum dalam situs-situs lain. Sering juga parang ini disebut santi dalam Bahasa Minahasa. Namun, bentuknya tidak terlalu panjang, ya sekitar 50 cm saja.

Eits, jangan diremehkan Selasares, meskipun tidak sepanjang parang lainnya, iya tetap tajam karena terbuat dari besi pilihan dan gagangnya dari kayu yang keras tapi enak untuk dipegang. Uniknya lagi, hulunya terdapat tambahan cabang menyerupai paruh burung. Karena zaman perang sudah berakhir, peda sekarang digunakan untuk berladang, memotong rumput liar, dan menyadap kabung atau enau.

3. Perisai

senjata tradisional provinsi sulawesi utara
Perisai yang digunakan untuk bertahan dari serangan musuh. Sumber: kitchenuhmaykoosib.com

Tadi sudah bahas pedang-pedangan, kita sekarang beralih ke alat pertahanan diri. Perisai atau tameng dari Sulawesi Utara terbuat dari kayu yang kokoh berukiran motif dedaunan dan binatang. Fungsinya adalah sebagai alat menangkis serangan dan melindungi diri dari tajamnya senjata musuh. Di belakangnya, terdapat pegangan untuk digenggam erat oleh tangan. Biasanya digenggam di tangan kiri, namun kalau Selasares kidal bisa lo dipegang oleh tangan kanan.

4. Keris

senjata tradisional khas sulawesi utara
Gambar keris khas Sulawesi Utara. Sumber: tasik-cyber.blogspot.com

Keris adalah senjata populer yang tersebar di beragam suku di Indonesia. Tidak heran lagi dengan namanya ya Selasares. Karena berkembang di masing-masing suku, tentu keris terdiversifikasi sesuai dengan suku yang menggunakannya. Untuk Sulawesi Utara sendiri, keris tidak terlalu banyak digunakan namun fungsi utamanya adalah sebagai senjata tikam. Secara sembunyi-sembunyi digunakan untuk menikam musuh di perut karena ketajamannya.

gambar senjata tradisional sulawesi utara
Bentuk gagang dari santi yang menyerupai paruh burung. Sumber: id.pinterest.com

Miripnya Senjata Tradisional Sulawesi Utara dengan Senjata Tradisional Filipina

Oiya, sedikit tambahan Selasares. Banyak yang berkata bahwa senjata Sulawesi Utara mirip dengan negara tetangga kita di bagian utara, yaitu Filipina. Ada beberapa faktor kenapa senjata kita senada dengan Filipina. Faktor utamanya adalah pada zaman es, Sulawesi dan Filipina menyatu. Bahkan satu Asia menyatu dalam satu daratan. Ketika es mencair dan lempeng-lempeng tektonik bergerak terus menerus, mereka terpisah.

Apa hubungannya zaman es dengan senjata tradisionalnya? Kita lihat pada manusia yang menghuni daratan ketika Sulawesi dan Filipina masih menyatu. Manusia-manusianya memiliki keturunan yang sama atau berdekatan. Meskipun terpisah, mereka punya jejak leluhur yang sama, yakni rumpun manusia Austronesia. Bahasa dan budaya yang berkembang tidak terlalu jauh dengan Filipina bagian selatan sehingga senjata yang mereka gunakan pun turut senada. Interaksi antar pulau-pulau kecil di Sulawesi Utara dengan pulau-pulau kecil di Filipina bagian selatan juga turut memberikan inspirasi bagi senjatanya.

Nah, jadi begitu Selasares cerita soal senjata tradisional Sulawesi Utara. Ada sabel, peda, dan keris sebagai alat menyerang dan perisai untuk bertahan.

Jangan lupa juga, kamu juga bisa pelajari tarian tradisional dari Sulawesi Utara, yaitu tari Maengket.

Geolana Wijaya Kusumah

Selamat datang di bumi Geo! Halo, aku Geo bisa juga dipanggil Geol. Ya benar sekali, sesuai dengan namaku, aku suka dengan hal-hal berbau Geografi dan hobiku bergeol alias Dance.

Update : [modified_date] - Published : [publish_date]

Tinggalkan komentar