Senjata Tradisional Papua

Berada di ujung timur Indonesia, Papua memiliki keberagaman budaya dengan ciri khas tersendiri.

Salah satunya adalah dalam hal senjata tradisional, yang umumnya hanya dipakai untuk mencari makanan serta digunakan dalam peperangan.

Nah, sudah pada tahu belum nih, apa saja sih jenis-jenis senjata tradisional Papua itu?

Biar tidak makin penasaran lagi, berikut kami susun ulasan menarik mengenai macam-macam senjata khas asal Papua.

Happy reading, guys!

Jenis-jenis Senjata Tradisional Papua

1. Busur dan Anak Panah

busur dan anak panah adalah senjata tradisional papua
Sumber gambar: www.silontong.com

Busur dan anak panah merupakan senjata yang sudah eksis sejak ratusan tahun yang lalu.

Umumnya, senjata tradisional Papua yang berupa busur dan anak panah ini, dipakai untuk berburu babi dan berbagai binatang liar lainnya.

Selain itu, jika terjadi konflik antar kelompok dan suku, masyarakat setempat bisa mengalihkan senjata tradisional ini sebagai alat perang.

Senjata asal provinsi Papua ini dibuat dengan bahan dari alam, di mana busurnya dari batang bambu atau kayu Rumi yang terkenal kuat dan ringan untuk dibawa.

Kayu rumi tersebut lalu akan dibentuk menjadi setengah lingkaran, dan disambung dengan tali berbahan rotan.

Sedang batang anak panahnya dibuat dari batang kayu atau bambu, dan mata panahnya berasal dari tulang Kanguru yang telah diruncingkan.

Untuk menambah efek luka, bisanya mata panahnya juga kerap ditambahkan cairan getah tanaman beracun.

Para pria dewasa Papua pasti memiliki minimal 1 senjata busur lengkap dengan anak panahnya.

Untuk berangkat berburu babi, umumnya busur dan anak panah ini dibawa dengan cara diletakkan di bahu.

Mereka biasa membidik hewan buruan ini dengan cara berdiri ataupun sembunyi dari balik semak-semak.

Cara pemakaian senjata ini juga cukup mudah dan sudah dikembangkan dengan berbagai macam teknik.

a. Pembentukan

Posisi badan yang ideal untuk memanah, bisa menggunakan Teknik Stance.

Badan harus lurus tanpa dibungkukkan, kemudia kaki-kaki harus diposisikan secara seimbang.

b. Nocking

Nocking adalah langkah untuk menempatkan ekor panah.

Masukkan ekor panan pada titik haluan, dan letakkan dalam poros susunan panah.

c. Persiapan Target

Pada step ini, tarikan harus dilakukan secara santai namun tetap fokus dan tidak gugup.

Kosentrasi penuh juga diperlukan dalam step ini dalam sikap badan yang tegap.

d. Menggambar dan Menambat

Teknik merupakan teknik untuk menarik tali busur, di mana tarikan tali harus mencapai dagu atau bibir sebelum anak panah dilepas.

Kemudian, hal ini dilanjutkan dengan penahan, yakni menahan tali busur dengan tangan di bagian dagu.

e. Holding

Sesudah mencapai tarikan penuh, pemanah harus tetap menjaga kosentrasinya demi mencapai tembakan yang tepat sasaran.

f. Fokus/ Tujuan

Dalam menarget bidikan, pegangan panah harus tetap stabil dan tetap rilekas saat melakukan rotasi panah.

g. Berangkat

Sampai step ini, teknik rilis dapat dilakukan, yakni dengan menarik anak panah.

Caranya adalah tangan yang memegang ekor panah, bergerak ke belakang menyusuri dagu dan leher.

h. Perbuatan.

Step ini adalah fase terakhir pemanahan, yakni dengan melepaskan anak panah supaya meluncur ke arah bidikan.

2. Tombak 

tombak adalah senjata tradisional papua
Sumber gambar: www.romadecade.org

Selanjutnya, senjata tradisional Papua yang juga dipakai untuk serangan jarak jauh adalah tombak.

Sama seperti busur dan anak panah, senjata tombak ini juga dipakai oleh masyarakat setempat untuk berburu dan berperang.

Salah satu hewan yang sering diburu oleh penduduk lokal adalah rusa.

Sebab, selain populasinya yang banyak, hewan ini kadang memberi gangguan terhadap tanaman perkebunan, bahkan bisa saja menyebabkan gagal panen.

Dengan kata lain, penggunaan senjata tombak ini juga dimanfaatkan dalam bidang pertanian.

Karena memiliki keunggulan tidak mengeluarkan suara layaknya seperti senjata api, serta bisa dilempar dari jarak 50 meter, proses perburuan ini menjadi lebih efektif.

Hal inilah yang menyebabkan senjata tombak Papua masih dilestarikan hingga sekarang.

Tidak mengherankan jika Papua banyak melahirkan atlit-atlit lempar lembing untuk SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade karena mereka sudah terlatih teknik melempar tombak sedari kecil.

Gagang pada tombak Papua ini dibuat dari batang kayu, sedangkan untuk mata tombaknya dibuat dari tulang atau batu tajam.

Namun, seiring perkembangan jaman, mata tombak ini sekarang banyak dibuat dari bahan logam.

Jenis tombak inipun terdapat 2 macam, yakni:

  • Tombak dengan 1 mata.
  • Tombak dengan 2 mata.

Sama seperti mata anak panah yang diberi racun, mata tombak ini juga kerap diperlakukan demikian.

Bentuk mata tombak ini juga tergolong unik, sebab ada yang memiliki gerigi dan ada juga yang mempunyai pengait.

Untuk proses pembuatan mata tombak ini menyesuaikan dari tujuan penggunannya, misalkan untuk berburu gajah, maka mata tombaknya harus dibuat seruncing mungkin.

Berbeda dengan perburuan buaya di rawa dan sungai, di mana mata tombaknya terbuat dari bahan logam.

Panjang tombak yang dibuat pun bervariasi, dari 1 meter hingga 3 meter, menyesuaikan penggunaannya.

Untuk berburu ikan di sungai dan rawa, cukup menggunakan tombak yang berukuran pendek.

Sementara, untuk menangkap babi, rusa, dan buaya lebih efektif jika tombak yang dipakai berukuran panjang.

Panjang dan pendeknya ukuran tombak ini juga ikut berpengaruh terhadap beratnya, karena semakin panjang maka membutuhkan gagang yang lebih besar agar lebih nyaman untuk digenggam.

3. Belati 

gambar belati senjata tradisional papua
Sumber gambar: www.gpswisataindonesia.info

Bisa dikatakan, senjata belati tajam merupakan senjata andalan bagi masyarakat Papua.

Sebab, belati ini tak sama dengan belati-belati lain yang ada di Indonesia, yang umumnya dibuat dari bilah logam.

Sementara, belati Papua dibuat dari tulang kaki Burung Kasuari, yang merupakan burung endemik khas Papua, yang terkenal punya tulang kaki tajam, mudah dibentuk, dan memiliki struktur yang kuat.

Sebagai pelengkap, pada lengan senjata belati ini juga ditambahkan bulu Burung Kasuari atau serat alami lainnya.

Belati tajam ini juga sering dipakai untuk berburu hewan liar, bersamaan dengan busur dan anak panah.

Agar bisa memberi efek yang lebih mematikan, bilah belati ini juga kerap diolesi cairan racun oleh masyarakat setempat.

Selain itu, untuk keperluan bertarung dan memanen hasil hutan, belati tajam juga kerapa digunakan.

4. Kapak Batu

gambar kapak batu senjata tradisional papua
Sumber gambar: www.romadecade.org

Penduduk Papua kuno sudah memakai senjata kapak untuk keperluan penggundulan hutan dan pertanian.

Kapak ini dibuat menggunakan bahan batu tajam dan diikat pada batang kayu pegangan dengan tali rotan.

Namun, di era sekarang, senjata ini sudah cukup susah ditemui karena hanya kelompok kecil saja yang masih memakainya, terutama suku-suku yang masih hidup di pedalaman.

Cara penggunaannya juga cukup mudah, tinggal mengetuk-ngetuk bagian objek yang mau dipotong, seperti daging atau kayu, dengan mata batu yang bagian tajam, sampai bagian tersebut terpotong.

Selain itu, banyak sejarawan yang percaya bahwa senjata kapak ini dulunya juga dimanfaatkan masyarakat lokal Papua untuk proses penebangan pohon serta untuk proses pembuatan sagu.

Bagi suku Asmat sendiri, kapak batu ini dianggap sebagai benda mewah, sebab proses pembuatannya cukup rumit dan memakai batu Nefrit yang terkenal susah ditemukan.

Saking berharganya, tak sedikit pula yang menggunakannya sebagai mahar dalam perkawinan, sebab batu Nefrit adalah batu alam yang cukup gila harganya.

5. Kalawai

kelawai adalah senjata tradisional papua
Sumber gambar: www.sejarah-negara.com

Kalawai merupakan salah satu senjata tradisional Papua yang sejak jaman dahulu sudah dipakai untuk memburu ikan.

Meskipun sekilas tampak sama dengan senjata Tombak, namun sebenarnya Kalawai ini memiliki fungsi yang berbeda.

Terutama saat dipakai oleh para nelayan untuk menangkap ikan, teripang, gurita, dan hewan-hewan air lainnya yang terdapat di laut, perairan dangkal, ataupun air yang sedang surut.

Sementara, untuk senjata Tombak sendiri, umumnya memiiki fungsi untuk berburu hewan di hutan, dan bisa dipakai juga sebagai senjata untuk kepentingan perang.

Selain itu, jika senjata Tombak umumnya memiliki satu mata, berbeda halnya dengan Kalawai yang dibuat dengan mata tiga mirip trisula, atau bahkan ada juga yang membuatnya hingga 4-5 mata.

Senjata Kalawai, yang masih dipakai hingga sekarang ini, mempunyai gagang yang dibuat dari bahan bambu, buluh, atau kayu yang lebih panjang daripada tombak.

Pada ujungnya, biasa diberi besi tajam yang berbahan sttainless dan harus berjumlah lebih dari satu.

Besi ini kemudian diikat secara melingkar pada bagian buluh dan tak lupa diasah hingga tajam.

Istilah Kalawai sendiri, sebenarnya berasal dari Bahasa Maluku, yaitu kata “Kala” yang berarti tikam, serta “Wai” yang artinya air.

Sehingga Kalawai ini bisa dimaksudkan adalah senjata yag dipakai untuk menikan hewan dalam air.

Dalam hal menangkap binatang laut sendiri, Kalwai yang digunakan ada beragam jenis ukurannya.

Jenis Kelawai yang kecil biasanya dipakai untuk menangkap ikan di sekitaran bibir pantai saat laut surut.

Sementara, Kelawai yang berukuran besar, biasa digunakan oleh para nelayan untuk menangkap ikan dalam ukuran besar.

6. Badik Kompilasi

gambar badik kompilasi senjata tradisional papua
Sumber gambar: www.romadecade.org

Badik, sebenarnya adalah senjata khas yang dimiliki oleh masyarakat suku Bugis di Makassar, yang sudah ada sejak kerajaan Sulawesi berdiri.

Sesudah orang Papua mulai mengenal dunia luar, barulah kemudian senjata ini menjadi senjata tradisional Papua.

Badik memiliki bentuk yang mirip dengan pisau, namun punya keunikan tersendiri.

Menurut mitos yang diyakini masyarakat setempat, Badik punya keampuhan dan kegunaan yang diketahui dari stroke atau gaya pada Badik.

Mereka yang memakai Badik yang terddapat goresan mirip seperti daun padi, dinamakan Pamoro Leko Ase.

Pamoro Leko Ase dipercaya punya keampuhan bisa memupuk tumbuhan apabila para petani membawanya saat menanam tumbuhan atau manabur bibit.

Selain itu, senjata ini juga dipercaya bisa mengubah karakter pemiliknya supaya menjadi pejuang roh, namun ringan dalam urusan keberuntungan dan juga jodoh.

Sebagai benda budaya, Badik dipahami dan dilindungi oleh penduduk setempat, karena kepercayaan bahwa senjata ini punya makna dan nilai yang tak boleh dibiarkan begitu saja.

Selanjutnya, Badik dipakai oleh masyarakat Papua untuk keperluan pertempuran serta perkelahian.

Nah, itulah tadi ulasana menarik tentang senjata tradisional Papua yang biasa dipergunakan untuk mencari makanan ataupun untuk kebutuhan peperangan.

Jika kamu ada pertanyaan seputar senjata khas Papua ini, jangan lupa untuk menuliskannya di kolom komentar di bawah ini, ya.

Jangan lupa untuk like dan share juga artikel yang asyik ini, supaya teman-temanmu tahu dan membaca juga ulasannya.

Anas Fauzi

Hallo! Saya adalah seorang engineer. Selain menyukai dunia blogging, saya juga senang membaca dan menanam.

Update : [modified_date] - Published : [publish_date]

Tinggalkan komentar