Rumah Adat Palembang

Kekayaan bangsa Indonesia memang tidak ada habis-habisnya, termasuk dalam hal kekayan budaya.

Salah satu kearifan lokal ini adalah rumah adat Limas, yang merupakan rumah adat Palembang, Sumatera Selatan.

Rumah adat ini juga tergambar lho pada pecahan uang 10.000 rupiah.

Nah, bikin penasaran kan fakta-fakta rumah adat Palembang yang bernama rumah Limas ini?

Daripada terus penasaran, berikut adalah ulasan lengkapnya.

Check it out, guys!

Mengenal Rumah Adat Palembang

1. Sejarah Singkat

gambar rumah adat palembang
Sumber gambar: www.livingindadream.com

Rumah tradisional Limas adalah rumah adat Palembang yang dibangun dengan model rumah panggung.

Hal ini tidak lepas dari latar belakang daerah setempat yang banyak memiliki rawa dan dikelilingi sungai.

Untuk menghindari banjir dan air masuk ke rumah, maka didirikanlah rumah panggung ini.

Rumah adat ini adalah warisan secara turun-temurun Suku Palembang yang memadukan beragam kebudayaan, dari Hindu-Budha dan tradisi Islam.

Hal ini tidak lepas dari fakta sejarah, dulunya Palembang adalah pusat Kerajaan Srwijaya yang bercorak Hindu-Budha.

Lalu setelah berkembangnya Islam, budaya warga setempat juga mengalami perubahan, terutama pasca naiknya tahta Kesultanan Palembang.

Selain dijadikan sebagai rumah hunian, dulunya rumah adat Limas juga difungsikan sebagai balai pertemuan.

2. Makna

pengertian makna rumah adat palembang
Sumber gambar: www.jejakpiknik.com

Istilah Limas berasal dari kata “Lima” dan “Emas”.

Namun demikian, atap rumah Limas ini memang berbentuk limas.

Emas merupakan logam mulia yang sangat berharga nilainya, sementara Lima adalah bilangan yang menunjukkan jumlah dalam angka.

Dengan demikian, maksud dari kata Limas adalah memiliki 5 unsur emas di dalamnya.

Adapun yang dimaksud ke-5 emas tersebut adalah sebagai berikut.

  • Emas pertama: mengandung makna kebesaran dan keagungan, yakni pemilik rumah Limas merupakan orang-orang yang taat menjalankan agama dan tak lupa bersyukur atas segala karunia dari Allah.
  • Emas Kedua: memiliki makna rukun dan damai, yakni penghuni rumah Limas adalah mereka yang suka dengan kehidupan yang rukun dan damai serta saling hormat-menghormati antar penghuni, dari orang tua, anak, menantu, dan cucu.
  • Emas ketiga: bermakna adab sopan santun, yang menyimbolkan budaya masyarakat Palembang yang suka bergaul dengan penuh rasa sopan santun, serta saling asah dan asih dalam bingkai rasa saling peduli.
  • Emas keempat: mempunyai arti aman, subur, dan sentosa, yang terwujud dalam kehidupan masyarakat Palembang yang saling membantu satu sama lain.
  • Emas kelima: mengandung makna makmur sejahtera, yang mengisyaratkan bahwa para penghuni rumah Limas merupakan keluarga yang berkecukupan, makmur, dan sejahtera, karena membangun rumah Limas membutuhkan dana yang tidak sedikit.

3. Dimensi

gambar dimensi rumah adat palembang
Sumber gambar: www.docplayer.info

Rumah Limas banyak yang ukurannya mencapai 400-1000 meter persegi.

Rumah-rumah ini umumnya berdiri di atas tiang penyangga yang tingginya mencapai 1,5-2 meter di atas permukaan tanah.

4. Struktur dan Material

Bangunan rumah Limas hampir seluruhnya memakai bahan kayu untuk membuatnya.

1. Tiang

gambar tiang rumah adat palembang
Sumber gambar: www.detik.com

Rumah Limas dibangun memakai tiang-tiang dari kayu Ulin atau kayu Unglen yang terkenal kuat dan tahan air.

2. Tangga

foto tangga rumah adat palembang
Sumber gambar: www.tribunnews.com

Tangga rumah Limas di buat pada bagian kanan dan kiri rumah yang dibuat untuk naik ke pelataran.

3. Lantai, Pintu, Pagar, dan Dinding

struktur pagar rumah adat palembang
Sumber gambar: www.indonesiakaya.com

Untuk bagian lantai, pintu, pagar, serta dinding dibuat dari kayu Trembesi tanpa menggunakan paku, di mana kayu Trembesi ini dikenal punya kelebihan dalam hal ekonomi dan ekologi.

Sementara, untuk bagian kerangkanya, didirikan memakai kayu Seru, yang merupakan kayu yang langka dan dalam kepercayaan warga setempat kayu ini dilarang untuk dilangkahi maupun diinjak.

Di tiap-tiap rumah, khususnya bagian pintu dan dinding, yang menunjukkan kekentalan adat dan nilai-nilai tradisi yang dijunjung warga setempat.

4. Jendela

struktur jendela rumah adat palembang
Sumber gambar: www.docplayer.info

Umumnya rumah Limas dibangun dengan jendela-jendela yang berukuran besar.

Setiap kekijing, memiliki 2 buah jendela di kanan dan di kiri.

5. Atap

struktur atap rumah adat palembang
Sumber gambar: www.99.co

Bagian atap rumah Limas dilengkapi dengan ornamen simbar atau tanduk, yang sekaligus dipakai sebagai penangkal petir.

Jika dilihat dari samping, rumah Limas memiliki atap berbentuk piramida, dengan kemiringan hingga 45 derajat yang cukup curam.

Lalu, turun ke muka, kemiringan turun menjadi 30 derajat, yang dipasang memakai genting belah buluh dan kerangka bambu yang dibelah menjadi dua.

5. Ornamen

gmbar ornamen rumah adat palembang
Sumber gambar: ww.liputan6.com

Atap yang berbentuk demikian, dipengaruhi oleh gaya arsitektur Hindu-Buddha karena dulunya kawasan Palembang menjadi daerah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya.

Corak Islam sendiri, terlihat pada ornamen-ornamennya yang terlihat ukirannya bukan lagi berupa motif bunga atau binatang, tapi tumbuh-tumbuhan dan huruf-huruf arab.

Penggunaan ornamen bertema binatang yang tidak lagi dipakai dalam pembangunan rumah Limas ini, disebabkan karena dalam budaya Islam sendiri hal demikian adalah bentuk dosa.

Sementara, ornamen flora yang sering dipakai untuk motif rumah Limas ini adalah tumbuhan paku tanduk rusa, telupuk, dan teratai.

Tanaman tanduk rusa dianggap sebagai simbol pengayom, pelindung, dan memberi keteduhan sebab bisa tumbuh di ketinggian.

Sementara, telupuk dan teratai adalah motif yang dipengaruhi corak agama Budha, yang melambangkan kesucian dan ketulusan.

Unsur lain yang ikut berpengaruh pada rumah Limas adalah pengaruh kebudayaan Cina, yang ternyata motifnya banyak dipakai pada perabotan yang berwarna emas dan merah manggis.

6. Biaya

Untuk membangun rumah Limas dibutuhkan lahan yang sangat luas dan material kayu yang tidak sedikit.

Oleh sebab itu, biaya yang dikeluarkan untuk pendirian rumah Limas ini dirasa lebih banyak dibandingkan membuat rumah pada umumnya.

Karena itulah, masyarakat Palembang meyakini, pemilik rumah adat Limas pada jaman Kesultanan Palembang merupakan orang-orang yang punya kedudukan ekonomi dan sosial yang tinggi saja.

7. Pembangunan

Proses pendirian rumah Limas harus dilakukan pada hari yang tepat, yakni di hari senin.

Aturan ini dibuat berdasarkan penganggalan Islam, di mana hari senin adalah hari yang baik dalam mengawali sesuatu.

Namun, bukan berarti hari yang lain tidak baik, tapi peraturan ini adalah bentuk peringatan supaya masyarakat Palembang mengingat beberapa hal penting yang terjadi di hari senin:

  •  Senin, 12 Rabi’ul Awal: Nabi Muhammad SAW lahir.
  •  Senin, 12 Rabi’ul Awal: Nabi Muhammad SAW hijrah.
  •  Senin, 12 Rabi’ul Awal: Nabi Muhammad SAW wafat.

Proses pembangunan rumah Limas biasanya juga diawali dengan acara selametan, dengan mengundang alim ulama dan para tokoh sesepuh setempat.

Tradisi ini dilakukan dengan proses pemotongan hewan kurban menurut kemampuan masing-masing warga.

Kepala hewan kurban tersebut akan di tanam di tengah rumah dan empat kakinya di tanam di 4 penjuru rumah.

Hal ini dimaksudkan supaya jangan ada pertumpahan darah di rumah tersebut, darah cukup mengalir dari hewan yang dikurbankan tersebut saja.

8. Lokasi  / Keberadaan

rumah adat palembang memiliki filosofi kekijing
Sumber gambar: www.sriwijaya.id

Rumah Limas kini sudah jarang didirikan lagi untuk tempat hunian, tapi bukan berarti rumah ini tidak bisa dijumpai lagi.

Kamu bisa melihat keberadaan rumah adat ini di Museum Balaputradewa, Jl. Srijaya Negara I, Kota Palembang yang dibangun pada tahun 1830.

Selain itu, rumah Limas juga ada di Jl. Demang Lebar Daun No. 51 Palembang, di depan Rumah Sakit Bunda Palembang, yang mana rumah ini adalah milik Kemas H. Abdul Aziz Hamid.

Untuk tetap menjaga serta melestarikan rumah adat Limas yang makin langka ini, kemudian pemerintah Indonesia merilis mata uang pecahan 10.000 rupiah yang  bergambar rumah Limas.

Pembagian Ruangan

Denah Pembagian Ruang Rumah Adat Palembang
Sumber gambar: www.palembangbatagharisembilan

Rumah adat Limas dibagi menjadi 3 bagian yang berbeda, yakni ruangan depan, ruangan tengah, dan ruangan belakang.

Setiap ruangan ini memiliki kegunaan yang berbeda-beda.

1. Ruangan Depan

Bagian ini bisa disebut juga sebagai beranda, yang di depannya ada 2 buah tangga yang berfungsi untuk masuk dan keluar rumah.

Di bagian depan ini juga, disediakan gentong berisi air berikut dengan gayungnya.

Hal ini dimaksudkan supaya siapa saja yang mau masuk ke dalam rumah Limas supaya membersihkan tangan dan kakinya terlebih dahulu, termasuk pemilik rumah.

Karena letaknya berada di paling depan, area ini biasa dipakai oleh pemilik rumah untuk sekedar istirahat ataupun bersantai.

2. Ruangan Tengah

Memasuki bagian dalam rumah, ada ruangan tengah yang memiliki beberapa kekijing.

Di sini pula, dua buah jendela diletakkan pada sisi kiri dan kanan rumah.

3. Ruangan Belakang

Di bagian belakang rumah, terdapat ruangan dapur untuk kegiatan masak-memasak.

Ruangan ini juga dibagi menjadi 3 sub-bagian lagi.

Sub-ruangan pertama, dipakai untuk menyiapkan semua bahan makanan yang akan di masak.

Sub-ruangan kedua, dipakai untuk mengolah bahan-bahan masakan tersebut.

Sub-ruangan ketiga, dipergunakan sebai tempat membersihkan alat memasak.

Filosofi Kekijing

pembagian filosofi kekijing rumah adat pelmbang
Sumber gambar: www.iplbi.or.id

Rumah adat Limas di Palembang, memiliki beberapa macam ruang berundak yang sudah diatur dalam filosofi Kekijing.

Dalam filosofi Kekijing ini, ada 5 tingkat ruangan yang sudah diatur menurut karakteristik penghuninya, yakni jenis kelamin, usia, pangkat, bakat, dan martabat.

1. Pagar Trenggalung

Kekijing tingkat satu ini adalah bagian rumah yang digunakan untuk menerima tamu apabila pemilik rumah sedang memiliki hajatan.

Uniknya, kondisi di dalam ruangan ini tidak akan terlihat dari luar, tapi orang yang berada di dalamnya dapat melihat ke arah luar.

Ruangan ini dinamakan pagar trenggalung karena memang didesain terhampar luas dan tidak dilengkapi dengan pagar pembatas, sehingga mirip dengan teras.

Uniknya, di ruangan ini juga terdapat lawang kipas atau pintu yang mana jika dibuka, maka akan membentuk langit-langit ruangan.

Suasana yang terasa di ruangan ini lebih kalem dan lebih santai.

2. Jogan Rumah

Kekijing tingkat kedua ini adalah bagian rumah yang hanya diperuntukkan bagi pemiliknya yang berjenis kelamin pria saja.

Pembagian ini didasarkan pada pembatasan aktifitas  yang butuh ruang yang lebih privasi dibanding ruang-ruang yang bisa diakses publik.

3. Kekijing Tingkat Tiga

Kekijing tingkat tiga ini adalah ruangan yang lebih privasi daripada ruangan yang sebelumnya, sebab ruangan ini dibatasi aksesnya memakai penyekat.

Jika pemilik rumah sedang mengadakan hajatan atau acara, biasanya tamu penting akan memakai ruangan ini, seperti tamu paruh baya atau handai taulan.

4. Kekijing Tingkat Empat

Selanjutnya, kekijing tingkat empat ini cuma bisa dipakai oleh mereka yang memiliki hubungan darah, kerabat dekat, dan dihormati oleh pemilik rumah, misalnya datuk, dapunto, dan orang yang lebih tua.

Tempat duduk para tamu juga sudah ditentukan pada saat kenduri, berdasarkan bagaimana status orang-orang tersebut.

5. Gegajah

Ruangan ini adalah kekijing urutan ke-5 atau yang paling tinggi tingkatannya dan paling luas areanya dibandingkan yang lain.

Area ini cuma boleh dimasuki oleh mereka yang memiliki kedudukan sangat tinggi dan dihormati dalam keluarga dan masyarakat.

Uniknya, dalam ruangan tersebut juga ada amben atau undakan lantai, yang dipakai untuk melaksanakan musyawarah bersama antar penghuni gegajah.

Apabila pesta perkawinan sedang didakan oleh pemilik rumah, kamar pengantin di ruangan ini juga bisa digunakan.

Keunikan

filosfi kekijing ada di rumah adat palembang
Sumber gambar: www.maynimerry.blogspot.com

Sebagai rumah adat yang khas dari Suku Palebang, rumah Limas ini memiliki beberapa keunikan tersendiri.

Di antara keunikan-keunikan tersebut, sebagaimana yang dibahas di bawah ini.

1. Atap Rumah Limas

Ornamen atap yang dipakai rumah limas ini cukup menonjol sebab dipercantik memakai desain berbentuk simbar.

Yang dimaksud simbar ini adalah penangkal petir, yang ternyata bisa dibuat sebagai dekorasi eksterior rumah adat Palembang.

Setiap rumah limas mempunyai bentuk simbar yang tidak sama.

Dua simbar yang terpasang di atap rumah mencerminkan Adam dan Hawa.

Sedangkan jika jumlahnya ada 3, memilki maksud susunan matahari, bulan, dan bintang.

Kemudian untuk 4 simbar, maka melambangkan sahabat Nabi SAW., yakni ABu Bakar, Umar Bin Khattab, Usman Bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

Jika jumlahnya 5 simbar, hal ini mengilustrasikan jumlah shalat dalam sehari.

Di sisi lain, juga terdapat 17 tanduk kambing di atap ini, yang menjadi simbol jumlah rakaat shalat dalam sehari.

2. Rumah Selalu Menghadap Timur atau Barat

Peraturan posisi rumah limas ini didasarkan pada filosofi yang diyakini oleh masyarakat Suku Palembang.

Rumah yang menghadap timur menyimbolkan Matoari Edop, yakni posisi saat matahati terbit yang menggambarkan kehidupan manusia bermula.

Jika rumah menghadap barart, menyimbolkan Matoari Mati, yaitu masa di mana matahari tenggelam di ufuk yang menggambarkan akhir kehidupan manusia.

3. Rumah Berbentuk Panggung

Terkadang rumah adat limas juga sering disebut dengan nama rumah panggung.

Hal ini tak lepas dari kondisi daerah sekitar yang penuh dengan rawa-rawa.

Tapi, dengan model berbentuk limas ini membuat rumah limas mempunyai kolong yang banyak kegunaannya.

Terkadang, kolong rumah Limas ini dipakai untuk kumpul bersama keluarga, hingga untuk melakukan berbagai aktifitas bersama di dalamnya.

Di sisi kiri kiri dan kanan bangunan rumah Limas, juga sudah dilengkapi anak tangga untuk naik ke atas pelataran rumah.

4. Memiliki Lima Tingkat Kekijing

Selain punya berbagai ruangan, rumah Limas juga memiliki 5 Kekijing yang fungsi dan tingkatannya berbeda.

Hal ini difungsikan sebagai tanda berapa banyak keluarga besar yang menghuni di dalamnya.

Kelima Kekijing tersebut adalah Trenggalung, Jogan, kekijing tingkat tiga, Kekijing tingkat empat, dan Gegajah.

5. Ukiran Rumah Limas

Bagi masyarakat Suku Palembang, penting artinya untuk menujukkan kedudukan dan garis keturunan pemilik rumah Limas dengan kijing atau simbol.

Simbol-simbol tersebut terdiri atas Masagus atau Raden, Kiagus, Kemas, dan Masagus.

Untuk ukiran yang terpahat di rumah ini memiliki motf beragam, dari kulit kerang, guci, dan naga.

Hal ini tidak lepas dari fakta bahwa tradisi setempat dipengaruhi oleh budaya Cina yang sudah membaur di Sumatera Selatan dalam jangka waktu yang lama.

Untuk berbagai perabotan di dalamnya, rata-rata dibuat memakai kayu tembesu dan kayu jati.

Sementara, di kamar tidur juga terdapat motif lain yang berupa corak songket pada kain bantal dan kasur.

Nah. itulah tadi ulasan lengkap rumah adat Palembang yang ternyata banyak menyimpan filosofi.

Kamu yang ada pertanyaan seputar rumah adat Palembang ini, bisa menuliskannya di kolom komentar di bawah.

Agar teman-temanmu tahu juga dengan artikel menarik ini, jangan lupa like dan share juga, ya.

Anas Fauzi

Hallo! Saya adalah seorang engineer. Selain menyukai dunia blogging, saya juga senang membaca dan menanam.

Update : [modified_date] - Published : [publish_date]

Tinggalkan komentar