Rumah Adat DKI Jakarta

Sebagai ibukota negara, DKI Jakarta identik dengan pembangunan dan modernitas. Namun siapa sangka ditengah gemerlapnya sebagai kota metropolitan ternyata Jakarta juga memiliki rumah adatnya sendiri yang merupakan bagian dari budaya dan tradisi. Terdapat empat jenis rumah adat DKI Jakarta yakni Rumah Kebaya, Rumah Gudang, Rumah Joglo, dan Rumah Panggung. Rumah-rumah adat ini tidak hanya berasal dari suku Betawi yang merupakan suku asli daerah ini, tetapi juga rumah adat yang diadaptasi dari suku lain seperti suku Jawa yang tampak pada rumah Joglo. Setiap jenis rumah memiliki makna dan filosofinya masing-masing.

Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Jenis-Jenis Rumah Adat DKI Jakarta dan Filosofinya

Rumah adat DKI Jakarta yang paling terkenal adalah rumah kebaya.

Namun ada 3 rumah adat lain yang perlu Anda ketahui, yakni rumah joglo, rumah panggung, dan rumah gudang.

1. Rumah Kebaya

Rumah adat DKI Jakarta suku Betawi
gambarrumah.pro

Tidak hanya menjadi nama, bentuk dari rumah kebaya juga terinspirasi dari desain kebaya.

Rumah adat betawi ini memiliki pelana atap yang tampak seperti lipatan rok kebaya.

Apabila Anda ingin melihatnya dengan jelas, lihat lah dari sisi samping.

Selain sebutan kebaya, masyarakat juga menyebut rumah adat DKI Jakarta dengan nama Bapang.

Teras yang dimilikinya sangat lah luas.

Di sana ada kursi, meja, dan bangku yang menunjukkan sifat keterbukaan suku adat Betawi kepada setiap tamu yang berkunjung.

Di terasnya itu, pemilik rumah memasang pagar di sekelilingnya.

Hal tersebut bermakna bahwasanya mereka juga memiliki batasan pada sesuatu yang buruk.

Tepatnya menerima siapa pun namun tetap waspada.

Ornamen-ornamen yang menghiasi rumah adat DKI Jakarta di antaranya adalah gigi balang dan banji.

Gigi balang berbentuk segitiga yang menyerupai bentuk gigi belalang.

Ia melambangkan sifat kejujuran dan kerja keras masyarakat suku Betawi layaknya binatang serangga tersebut.

Berbeda dengan gigi balang yang serupa hewan, banji berbentuk tumbuhan.

Pada umumnya ornamen banji menyerupai bunga matahari.

Arti yang tersemat darinya adalah sumber kehidupan dan bersinar.

Diharapkan pemilik rumah menjadi pribadi yang positif dan menebarkan kebaikan untuk orang-orang di sekitarnya.

Kemudian mengenai ruangan-ruangan yang ada dalam rumah kebaya, ada 5 bagian yang punya fungsi khusus.

Bentuknya tidak jauh berbeda dengan rumah-rumah lain. Berikut pembagiannya:

a. Paseban

Ruangan ini biasanya menjadi tempat yang dikususkan untuk melaksanakan sholat bersama keluarga.

Namun ia juga punya fungsi ganda, yakni sebagai kamar untuk para tamu.

Jika ada sanak saudara atau teman dekat yang menginap, maka paseban ini lah yang menjadi tempat mereka beristirahat.

Selama ada tamu, sholat dilaksanakan di kamar pribadi.

b. Srondoyan

Dalam sebutan secara umum, srondoyan adalah dapur yang menjadi tempat diolahnya masakan.

Ruangan ini juga dijadikan tempat untuk makan bersama keluarga.

Letaknya berada di ujung belakang rumah.

c. Ruang Tidur

Rumah Kebaya terdiri dari 4 ruangan tidur.

Tempat untuk beristirahat ini diperuntukkan pada masing-masing anggota keluarga guna melepas lelah.

Ukurannya relatif sama.

Namun ada 1 kamar utama yang ukurannya lebih luas.

Biasanya pemilik rumah yang menempatinya.

d. Teras

Teras rumah adat DKI Jakarta
goodnewsfromindonesia.id

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, rumah kebaya memiliki teras yang luas yang menjadi ciri khasnya.

Menjadi tempat berkumpulnya keluarga, teras dilengkapi dengan kursi dan meja.

Ruangan ini pun sebagai tempat menyambut tamu yang datang.

e. Pangkeng

Ruangan yang bernama pangkeng ini akan sering ramai di malam hari.

Anggota keluarga menjadikan pangkeng sebagai tempat berbagi suka dan duka.

Setelah lelah beraktifitas di siang hari, mereka akan bertukar cerita agar ikatan keluarga tetap kuat dan hangat.

2. Rumah Gudang

keunikan rumah adat DKI Jakarta
forum.idws.id

Rumah adat Gudang hanya bisa ditemukan di daerah-daerah pelosok.

Itulah yang menjadikan bangunannya masih tampak asli karena belum terpengaruh budaya lain.

Rumah ini memiliki atap yang berbentuk serupa pelana kuda.

Semakin mirip karena tersusun atas kerangka kuda-kuda.

Desain secara kesuluran dari rumah ini berbentuk persegi panjang.

Ukurannya bervariasi sesuai selera pemilik rumah.

Guna melindungi penghuninya dari terik panas matahari dan guyuran hujan, dipasang atap miring di bagian depan.

Atap ini disebut markis atau topi.

Berbeda dengan rumah Kebaya yang punya 5 bagian ruangan, rumah Gudang hanya punya dua bagian.

Pembagian ruangannya diringkas menjadi ruangan depan dan ruangan tengah.

Ruangan belakang yang seharusnya menjadi bagian yang wajib ada disatukan dengan ruangan tengahnya.

a. Bagian Depan

Bagian depan dari rumah Gudang ini menjadi tempat disambutnya tamu.

Terdapat kursi dan meja untuk memberikan kenyamanan kepada tamu yang datang.

b. Bagian Tengah

Kamar tidur, kamar mandi beserta dapur berada di ruang tengah.

Tempat berkumpulnya keluarga adalah di ruangan ini.

Banyak properti yang diletakkan untuk mendukung kebutuhan aktifitas keluarga.

3. Rumah Joglo

Jenis-Jenis rumah adat DKI Jakarta
perpustakaan.id

Rumah adat DKI Jakarta yang ini sudah mengalami internalisasi dengan budaya luar, khususnya adat Jawa.

Bagian yang sangat mirip adalah atapnya.

Kita dapat menemukan rumah Jogo di DKI Jakarta hanya jika mengunjungi pusat kota.

Dasain interiornya saat ini semakin disesuaikan dengan lingkungan di sekitarnya.

Rumah Joglo yang bentuknya bujur sangkar ini dilengkapi dengan tiga ruang di dalamnya.

Ruangan tersebut terdiri dari ruang depan, tengah dan belakang.

a. Ruang Depan

Bagian rumah ini biasanya disebut juga dengan serambi.

Fungsinya adalah sebagai tempat menerima tamu.

Posisinya berada di dalam bangunan dan tertutup.

Tidak seperti ruang depan rumah Kebaya yang terbuka.

b. Ruang Tengah

Berfungsi sebagai ruang keluarga, bagian ini tentu menjadi tempat faavorit untuk nongkrong bersama di saat waktu luang.

Anggota keluarga saling bertukar kabar setelah seharian sibuk dengan aktifitas masing-masing.

Dalam ruang tengah ini pula terdapat beberapa kamar tidur dengan ukuran yang selaras.

Anggota keluarga mendapat porsi yang sama dengan fasilitas furniture yang seragam.

c. Ruang Belakang

Kemudian bagian rumah Joglo yang terakhir adalah ruang belakang.

Ruangan ini terdiri dari dapur dan kamar mandi.

Tidak jauh berbeda dengan rumah-rumah secara umum.

Hal yang membedakan hanyalah desain ruangannya saja yang lebih otentik dan sarat dengan model klasik meskipun berada di tengah kota.

4. Rumah Panggung

Balaksuji rumah adat DKI Jakarta
kompasiana.com

Rumah-rumah adat Betawi yang lain ada yang terletak di pertengahan kota, ada yang di peslosok desa.

Khusus rumah panggung dibangun di area pesisir karena kondisinya yang berair dan rentan kecipratan ombak.

Masyarakat yang bermatapencaharian nelayan lah yang akan menghuni rumah adat panggung ini.

Terdapat banyak tiang kayu yang tinggi untuk berlindung dari luapan ombak pantai.

Tinggi bisa mencapai 1-1,5 meter dari permukan tanah.

Semakin besar bagunannya, maka semakin banyak tiang yang digunakan.

Agar si pemilik rumah mudah untuk keluar masuk, rumah ini tentu dilengkapi dengan tangga yang bernama balaksuji.

Tangga tersebut memiliki makna pelindung dari bencana.

Balaksuji juga menjadi media penyucian diri untuk para penghuni sebelum masuk ke rumah mereka.

Material untuk Membangun Rumah

Sejarah rumah adat DKI Jakarta
gambarrumah.pro

Rumah adat DKI Jakarta yang paling murni dan populer adalah rumah Kebaya.

Rumah adat ini memiliki nilai yang eksklusif karena hanya orang-orang terpandang yang menempatinya.

Materialnya pun tidak sembarangan. Rumah adat ini menggunakan bahan dasar yang berkualitas tinggi.

Berikut ini rincian materialnya.

1. Material Atap

Sebagian besar bahan yang digunakan untuk membuat atap rumah Kebaya adalah genteng tanah liat.

Anyaman daun kirai juga menjadi pilihan lain dalam membuat atapnya.

Sedangkan bahan untuk konstruksi gording dan kuda-kuda memanfaatkan kayu kecapi.

Pada area atap dibutuhkan pula dudukan atap genteng dengan menggunakan reng yang terbuat dari bambu yang dibelah.

Lalu untuk dudukan reng, kaso menjadi pilihan masyarakat Betawi.

Kaso adalah dudukan reng yang terbuat dari bambu utuh.

Reng dan kaso ini dipasang dengn cara diikat. Bambu yang dibelah yang menjadi talinya.

2. Material Dinding

Dinding depan dari rumah Kebaya selalu berwarna cerah seperti kuning dan hijau.

Materialnya terdiri dari kayu gowok atau kayu nangka yang memiliki kualitas bagus.

Bagian dinding yang lain terdiri dari bahan anyaman bambu.

Jendela beserta daun pintunya dibuat dengan ukuran besar.

Hal yang unik dari rumah kebaya adalah adanya jalusi (lubang udara) pada daun pintu sebagai media sirkulasi udara.

Adanya jalusi ini sangat bermanfaat untuk kesehatan penghuninya karena kualitas udara di dalam rumah tetap segar tanpa harus mengurasi estetika furniture.

3. Material Struktur

Jika membahas mengenai material struktur rumah adat DKI Jakarta ini, sistem umpak lah yang digunakan dalam membuat pondasinya.

Terdiri dari susunan batu kali menjadikannya kokoh dan bertahan lama.

Landasan dindingnya berbahan batu bata, sedangkan kolom-kolomnya bermaterial kayu nangka.

Meskipun saat ini rumah masyarakat sudah banyak berdesain modern, namun Anda tetap dapat menemukan rumah adat DKI Jakarta ini di kawasan-kawasan tertentu.

Keberadaannya menjadi salah satu kebanggaan, serta kekayaan budaya kita yang Bhinneka Tungga Ika.

Nurjamila Baisuni

Saya jatuh cinta pada buku sejak sekolah menengah.  Lalu menulis adalah kecintaan mulai usia yang kalau ditanya jujur terus jawabannya. Sekarang milih fotografi, voice over dan travelling sebagai pelengkap hobi sebelumnya. Nice to see you! I am a Freelance Content Writer and Social Media Specialist.

Update : [modified_date] - Published : [publish_date]

Tinggalkan komentar