Perang Batak

Perang Batak adalah perang antar rakyat Batak dengan pasukan Belanda di Batak, Sumatera pada 1878-1907. Perang ini dipimpin oleh Raja Sisingamangaraja XII. Pada awalnya, Batak adalah salah satu wilayah di Sumatera yang belum dikuasai oleh Belanda. Namun, karena keserakahan Belanda yang ingin menguasai seluruh Sumatera, akhirnya terjadilah pertempuran antara rakyat Batak dengan pasukan Belanda.

Ingin tahu lebih lanjut mengenai sejarah Perang Batak? Yuk, simak informasi lengkapnya hanya di sini!

Latar Belakang Perang Batak

penyebab perang batak
Sumber: tbsilalahicenter.com

Berdasarkan sejarahnya, ada beberapa hal yang menjadi latar belakang terjadinya Perang Batak. Berikut adalah sedikit penjelasan mengenai hal tersebut:

1. Para Raja Batak atau Tapanuli yang menganut agama Batak kuno yaitu Parmalim keberatan dengan penyebaran agama Kristen di Tapanuli.

2. Belanda menunggangi organisasi yang bertugas melakukan penyebaran agama Kristen. Hal ini dilakukan demi melancarkan kepentingan politiknya.

3. Belanda sengaja memicu konflik dengan Kerajaan Batak menggunakan dalih melindungi kepentingan para misionaris.

4. Penolakan Raja Sisingamangaraja XII atas penyebaran agama Kristen di wilayah Batak.

5. Politik dagang di Batak yang menyebabkan rakyat mengalami banyak kerugian.

6. Belanda melakukan kebijakan yang membuatnya mendapatkan keuntungan yang besar di tanah jajahan.

Sejarah Perang Batak

gambar sejarah perang batak
Sumber: palpres.com

1. Masa Kedatangan Belanda ke Sumatera

Perang Batak dipicu oleh kedatangan Belanda ke kawasan Sumatera. Kedatangan ini didasari oleh Perjanjian Belanda-Inggris (Anglo-Dutch Treaty of 1824). Dalam perjanjian tersebut dinyatakan bahwa Inggris memberikan seluruh wilayah kekuasaannya di Sumatera kepada Belanda. Hal ini adalah awal mula Belanda melakukan monopoli di Sumatera.

Penobatan Sisingamangaraja XII bersamaan dengan dimulainya open door policy oleh Belanda. Politik ini bertujuan untuk mengamankan modal asing yang beroperasi di Hindia Belanda. Namun, Kesultanan Aceh kurang setuju dengan hal tersebut.

Padahal seluruh wilayah Sumatera telah membuka kerja sama dengan Belanda. Pada saat itu, Aceh sedang dipimpin oleh Sisingamangaraja XII yang terkenal dicintai oleh rakyatnya. Di sisi lain, wilayah di luar Aceh semuanya telah berada di bawah kekuasaan Belanda.

2. Masa Konflik Agama dan Keyakinan di Batak

Awal konflik Batak dan Belanda dipicu oleh perkembangan agama Kristen yang dibawa oleh Belanda. Pada awalnya Raja Sisingamangaraja XII tidak keberatan dengan agama Kristen yang dibawa oleh Belanda. Namun, pandangan tersebut berubah ketika raja menyadari bahwa Belanda melakukan monopoli dan memanfaatkan penyebaran agama sebagai sarana monopolinya.

Akhirnya Raja Sisingamangaraja XII menolak penyebaran agama oleh Belanda. Hal ini juga didasari oleh adanya agama asli Batak yang ingin dipertahankan, yaitu Parmalim. Masyarakat Batak mulai resah karena para misionaris agama Kristen memiliki kedekatan dengan Pemerintah Belanda.

Untuk itu, Raja Sisingamangaraja XII mulai melakukan pengusiran terhadap para misionaris tersebut. Para misionaris tidak terima dengan pengusiran tersebut, mereka kemudian meminta bantuan kepada Pemerintah Belanda. Kejadian tersebut terjadi selama tahun 1877.

Pertikaian tidak berhenti begitu saja, para misionaris semakin menunjukkan ketidakpuasan mereka atas Kerajaan Batak yang menggagalkan rencana mereka untuk menyebarkan agama. Tanggal 6 februari 1878 pasukan Belanda sampai di Pearaja, kediaman Ingwer Ludwig Nommensen untuk melindungi para misionaris.

Kedatangan mereka diteruskan menuju Bahal Batu untuk menyusun benteng pertahanan. Sisingamangaraja XII khawatir dengan kedatangan Belanda sehingga ia mengumumkan perang pada tanggal 16 Februari 1878.

Peta

gambar peta perang batak
Sumber: quora.com

Berikut adalah wilayah Batak yang dijajah Belanda. Penjajahan oleh Belanda di Batak terjadi pada 1887-1907.

Kronologi dan Masa Perlawanan

foto dan kronologis perang batak
Sumber: gustuyana.blospot.com

1. Tahun 1878

Perlawanan dan pernyataan perang dari Sisingamangaraja XII telah dinantikan oleh Belanda. Hal ini bisa dijadikan alasan Belanda bahwa Kerajaan Batak yang memulai perang terlebih dahulu. Untuk menghadapi serangan dari Kerajaan Batak, Belanda mendatangkan residen Boyle pada tanggal 14 Maret 1878 bersama dengan pasukannya yang dipimpin oleh Kolonel Engles.

Pada tanggal 1 Mei 1878, Bangkara, pusat pemerintahan Sisingamangaraja XII iserang oleh pasukan Belanda. Sayangnya, Bangkara berhasil ditaklukkan pada 3 Mei 1878. Sisingamangaraja XII beserta pengikutnya berhasil menyelamatkan diri dan terpaksa keluar dari wilayah Aceh untuk mengungsi. Sementara itu, raja lain yang masih berada di Bangkara tidak bisa melarikan diri dan dipaksa oleh Belanda untuk melakukan sumpah setia.

Sisingamangaraja XII tidak menyerah sampai di situ. Meskipun Bangkara sudah jatuh ke tangan Belanda, ia tetap melakukan gerilya. Sayangnya, pada akhir Desember 1878 beberapa kawasan seperti Butar, Lobu Siregar, Naga Saribu, dan Huta Ginjang dapat ditaklukkan oleh Belanda.

Pasukan Sisingamangaraja XII lemah dalam hal persenjataan, untuk itu ia menjalin kerjasama dengan para tokoh pemimpin di Aceh dalam membuat taktik perang. Taktik yang digunakan adalah sembunyi-sembunyi, mirip dengan taktik gerilya.

2. Tahun 1888

Pada tahun 1888, para pejuang Batak melakukan penyerangan ke Kota Tua dengan bantuan tentara Aceh. Perlawanan ini lagi-lagi bisa diatasi oleh pasukan Belanda yang dipimpin oleh J. A. Visser.

Namun, saat itu Belanda juga menghadapi serangan yang terjadi di Aceh sehingga mereka mengurangi perlawanannya terhadap Sisingamangaraja XII. Belanda melakukan hal tersebut untuk menghindari kehilangan lebih banyak pasukan karena tewas selama peperangan.

3. Tahun 1889

Pasukan Sisingamangaraja XII terus melancarkan perlawanannya di Lobu Talu. Pada tanggal 8 Agustus 1889, pasukan tersebut kembali menyerang Belanda. Dalam perlawanan tersebut, seorang prajurit Belanda tewas sehingga mereka harus mundur dari Lobu Talu. Namun, akhirnya Lobu Talu bisa ditaklukkan kembali oleh Belanda setelah mereka mendapatkan bantuan dari Padang.

Pada tanggal 4 September 1889, Huta Paung juga mengalami kekalahan. Pasukan Batak terpaksa ditarik mundur ke Passinguran. Dalam upaya penarikan tersebut, tiba-tiba pasukan Belanda melakukan penyerangan. Pertempuran sengit tidak bisa dihindari.

Pasukan Batak dan Belanda saling menyerang tanpa ada yang mau mengalah. Belanda khawatir dengan perlawanan Sisingamangaraja XII yang terus berlanjut sehingga mereka mencoba mengambil hatinya. Sisingamangaraja XII dengan tegas menolak tawaran Belanda. Belanda tersinggung dengan jawaban Sisingamangaraja XII, kemudian ia memanggil regu pencari jejak dari Afrika untuk mencarinya.

4. Tahun 1906

Sampai tahun 1906, perlawanan masih dilakukan oleh Sisingamangaraja XII. Namun, sangat disayangkan bahwa panglimanya yang bernama Amandopang Manullang tertangkap oleh Belanda. Penasehat Sisingamangaraja XII yang bernama Guru Somaling Pardede juga menjadi tawanan Belanda pada tahun ini.

5. Tahun 1907

Tahun 1907, pasukan Belanda yang dipimpin oleh Kolonel Macan atau Brigade Setan mengepung Sisingamangaraja XII. Namun, semangat sang raja belum padam dan tetap bertahan terhadap serangan tersebut.

Istri dan putra-putri Sisingamangaraja XII berhasil ditawan oleh Belanda. Kemudian disusul dengan ditangkapnya Raja Buntal, Pangkilim, Boru Sitomorang, Ibunda Sisingamangaraja XII, Sunting Mariam, serta kerabatnya yang lain.

Tokoh-tokoh yang Terlibat

1. Raja Sisingamaraja XII

foto sisingamangaraja xii dalam perang batak
Sumber: katakamidotcom. wordpress.com

Raja Kerajaan Batak yang lahir pada 18 Februari 1845 ini memiliki nama lain Patuan Bosar. Nama tersebut ia gunakan ketika ia masih kecil. Sisingamangaraja XII dinobatkan menjadi raja ketika usianya masih 19 tahun.

Pada tahun 1886, hampir seluruh Sumatera telah dikuasai oleh Belanda kecuali Aceh dan Batak. Pada awal tahun 1887, pertempuran Batak melawan Belanda mulai panas. Sayangnya pertempuran berakhir dengan tanah Batak yang berhasil dikuasai oleh Belanda.

Rakyat Batak ditimpa kesedihan mendalam atas wafatnya raja mereka. Sisingamangaraja XII dikenal sebagai raja yang bijak. Ia juga anti perbudakan sehingga rakyat sangat mengagungkannya.

2. Van Daalen

foto Van Daalen dalam perang batak
Sumber: wikimedia.org

Gotfried Coenraad Ernst Van Daalen lahir di Makassar pada 23 Maret 1863. Pada tahun 1888 ia ditugaskan ke Aceh yang sudah mengalami peperangan hingga bertahun-tahun. Tahun 1904 Van Daalen diperintahkan untuk mendamaikan perlawanan di Tanah Gayo dan Alas. Penugasan ini terdiri dari beberapa hal penting.

Pertama, di Gajo-Loeos perlawanan harus dipatahkan, 12 penghulu didatangkan bersama-sama, pilihan acak kepala daerah harus diakhiri, dan mantan pejabatnya harus dijamin kedudukannya. Di Tanah Alas perlawanan juga harus dipatahkan. Akhirnya kedatangannya di tanah Batak dan Pak-pak hanyalah untuk mencari musuh.

Ia meninggal di Den Haag pada 22 Februari 1930 pada umur 66 tahun.

3. Kapten Hans Christoffel

foto Hans Christoffel dalam perang batak
Sumber: suluhbanjar.blogspot.com

Nama lengkap kapten kelahiran tahun 1621 ini adalah Hans Jakob Christoffel Von Grimmelshausen. Pada usia 10 tahun ia diculik oleh pasukan tentara Hessian. Kemudian ia mengalami petualangan kehidupan militer selama 30 tahun berperang. Ia meninggal pada masa peperangan tanggal 17 Agustus 1676

4. Pendeta Nommensen

foto nommensen dalam perang batak
Sumber: semy-tgl.blogspot.com

Ingwer Ludwig Nommensen lahir pada tanggal 6 Februari 1834. Ia adalah seorang penyebar agama Kristen Protestan di Batak. Pada tahun 1881, Nommensen pindah ke kampung Sigumpar dan tinggal disana hingga akhir hayatnya. Selama pengabdiannya di Batak, ia telah membaptis 180.000 orang. Nommensen meninggal pada tanggal 23 Mei 1918 dan dimakamkan di Sigumpar.

Akhir Perlawanan

Dengan meluasnya wilayah Batak yang jatuh ke tangan Belanda, daerah gerak Sisingamangaraja XII semakin sempit. Pengikut Sisingamangaraja XII juga semakin berkurang. Dalam beberapa pertempuran, keluarga Sisingamangaraja ditawan dan membuatnya terdesak. Namun, ia tetap berjuang hingga titik darah penghabisan.

Akhirnya Sisingamangaraja XII gugur karena tertembak pada tanggal 17 Juni 1907.

Masa Wafatnya Sisingamangaraja XII

foto sisingamangaraja xii setelah perang batak
Sumber: kedaibukubekas. blogspot.com

Akhirnya Sisingamangaraja XII gugur di tangan Belanda pada tahun 1907. Saat itu, pasukan Belanda dipimpin oleh Kolonel Christoffer. Ia gugur bersama 2 putranya, yaitu Patuan Nagari dan Patuan Anggi serta satu putrinya yang bernama Lopian. Para pengikut Sisingamangaraja XII terpecah belah, tetapi tetap melakukan perlawanan.

Sedangkan keluarga Sisingamangaraja XII yang masih hidup ditawan dan disiksa. Gugurnya Sisingamangaraja XII menjadi tanda jatuhnya tanah Batak ke tangan Belanda.

Dampak dan Akibat

Perang Batak menyisakan banyak kesedihan, kehancuran, korban jiwa, serta penderitaan bagi masyarakat Batak. Keluarga mereka banyak yang terbunuh dan pemukiman hancur karena dibakar. Agama Kristen menyebar tanpa halangan lagi. Namun, pihak Belanda mengalami krisis pendanaan setelah berhasil menaklukkan Batak.

Pada saat itu secara bersamaan Belanda sedang menghadapi perlawanan rakyat Aceh sehingga dana yang keluar cukup banyak. Dilihat dari sisi politik, dampak terbesar dari Perang Batak adalah jatuhnya wilayah Batak ke tangan Belanda. Sedangkan dari sisi ekonomi, Belanda semakin mudah melakukan monopoli perdagangannya yang merugikan rakyat.

Nah, itu tadi adalah cerita singkat dan penjelasan mengenai Perang Batak. Ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari peperangan tersebut. Misalnya, sosok Raja Sisingamangaraja XII yang memiliki semangat juang tinggi untuk melindungi tanah kekuasaannya. Selain itu, semangat rakyat untuk mendukung pemimpinnya juga patut untuk diacungi jempol. Sikap-sikap seperti itu adalah salah satu bentuk cinta tanah air.

Bagaimana sikap cinta tanah air versimu?

Nirwana Pradana Maharani

Aktif dalam organisasi dan event mahasiswa semasa berkuliah di jurusan Ilmu Komunikasi. Sedang tertarik mendalami dunia fotografi. Saya juga tertarik mengikuti artikel-artikel terkait fashion dan kuliner.

Update : [modified_date] - Published : [publish_date]

Tinggalkan komentar