Majas Ironi

Majas ironi adalah gaya bahasa berupa penyampaian yang bertentangan dengan makna sesungguhnya dan juga dapat dimaknai sebagai sindiran halus. Melalui penggunaan majas ironi pendengar maupun lawan bicara diharapkan dapat menangkap pesan berupa teguran atau sindiran tanpa menyinggung secara langsung. Ciri-ciri majas ini biasanya diawali dengan pemakaian kata-kata yang bermakna positif seperti pintar, bersih, rajin, dan sebagainya, lalu diakhiri dengan makna negatif seperti kotor, buruk, berantakan, dan lainnya.

Untuk lebih memahami majas ironi berikut adalah pembahasan beserta contohnya. Selain itu, kami sertakan pula contoh penggunaanya dalam bentuk puisi.

Pengertian Majas Ironi

arti majas ironi
Sumber: dictio.id

Ya, gaya bahasa sindiran yang dimaksud bernama Majas Ironi. Istilahnya berasal jauh dari negeri asing dan dari waktu yang sangat lama, yaitu Yunani. Orang Yunani sudah lebih dulu mengenalnya dengan nama eironeia yang artinya pura-pura seolah-olah tidak tahu.

Dalam konteks kesusastraan dan kebahasaan, ironi merupakan majas yang bermakna kebalikan dari apa yang disampaikan. Hasil akhirnya berupa sindiran halus.

Awalnya bermakna positif namun di akhir terdapat pukulan halus yang bisa menyayat hati. Selain berarti kebalikannya, majas ironi juga bersifat seperti menyembunyikan kenyataan atau sesuatu. Dan biasanya, menyampaikan atau mengucapkannya seperti kita tidak mengetahuinya atau istilah gaulnya bodo amet.

Fungsi dan Tujuan

tujuan majas ironi
Ia memiliki kemewahan hidup, tetapi masih juga sedih. Sumber: dictio.id

Kegunaan dari majas ironi tidak lain adalah untuk menyampaikan pesan dengan cara yang lebih sopan, formal, dan tidak kasar. Ini membuat pesan di dalamnya lebih elegan ketika dilantunkan. Selain itu, ada juga unsur humor karena berkontras dari kenyataan yang ada. Mereka yang pandai menggunakan majas ini, biasanya lebih peka terhadap masalah-masalah yang ada di sekitarnya. Kesedihan juga bisa kita rasakan dari kalimatnya karena bertolak belakang dari kenyataan yang ideal atau indah.

Ciri-Ciri

karakteristik majas ironi
Ciri-ciri ironi adalah menyindir secara halus akan kenyataan yang ada, seperti contoh perusahaan semakin kaya dengan mem-PHK buruh. Sumber: obsesiana.com

Majas Ironi mudah untuk dibedakan dari majas-majas lain karena sifat utamanya, yaitu sindiran halus. Dari segi kalimatnya, mencirikan oposisi dari apa yang seharusnya, misalkan lingkungan yang adalah lingkungan yang bersih dan sehat, sedangkan dalam majas ironi ia akan mengatakan lingkungan yang kumuh. Satu kalimat bermajas ironi, biasanya mengawali dengan makna atau konteks positif seperti baik, pintar, elok, indah, bersih, dan lain-lain; lalu diakhiri dengan makna atau konteks negatif seperti malas, buruk, kotor, terlambat, pelit, dan lain-lain.

Contoh Penggunaan

1. Contoh Majas dalam Kalimat

contoh majas ironi
Pejabat sungguh dermawan hingga setetes air saja tidak diberikan kepada anak kecil. Sumber: idntimes.com
  • Jalanan di Jakarta sungguh indah, sampai tidak ada kendaraan yang bisa bergerak. (Artinya jalanan di Jakarta sangat ramai dan macet, sampai kendaraan tidak bergerak)
  • Nyanyianmu sangat merdu, alangkah lebih baiknya jika kamu tidak bernyanyi lagi. (Artinya nyanyianmu fals atau tidak merdu dan diminta untuk tidak bernyanyi lagi)
  • Kamu memang orang yang jujur, sampai-sampai aku pun tertipu. (Artinya kamu adalah seorang pembohong)
  • Wah kamu bangun pagi sekali, sekarang sudah jam 10 pagi. (Artinya kamu bangun kesiangan)
  • Tulisanmu saking bagusnya aku sampai tidak bisa membacanya. (Artinya tulisanmu sukar untuk dibaca)
  • Warna nilai rapormu cerah sekali, dipenuhi warna merah. (Artinya nilaimu banyak yang di bawah KKM atau standar sehingga berwarna merah)
  • Kamu memakai parfum apa itu? Wanginya membuat orang lain menjauh. (Artinya kamu bau tidak sedap)
  • Kita harus merayakan kesuksesan pemerintah dalam menaikkan harga bahan pokok. (Artinya pemerintah malah menaikkan harga bahan pokok)
  • Makan lagi lah, jangan malu-malu, kan biasanya kamu menghabiskan stok makanan di sini. (Artinya makan terlalu banyak)
  • Lahap sekali ya kamu makannya, seisi piring masih utuh. (Artinya makan terlalu sedikit atau bahkan tidak dimakan sama sekali)
  • Pintar sekali kamu, semua nilai di bawah KKM. (Artinya bodoh atau kurang pintar)
  • Perumahan ini sangat eksklusif, sampai tidak ada satu jiwa pun yang menghuninya. (Artinya perumahan tersebut sangat mahal)
  • Lihat, ada tamu yang spesial. Datang tanpa undangan. (Artinya ia tidak diundang)
  • Tepat waktu sekali kamu! Datang saat tamu lain sudah bubar. (Artinya sangat telat datang ke acara)
  • Kamu siswa yang disiplin ya! Jam sembilan baru masuk ke sekolah. (Artinya telat masuk sekolah)
  • Kamarmu bersih sekali, aku sampai bingung mau duduk di mana. (Artinya kamarmu sangat kotor)
  • Sungainya bersih sekali, sampai airnya pun tidak mengalir. (Artinya sungai kotor penuh dengan sampah)
  • Indahnya kota ini, dihiasi dengan sampah. (Artinya kota kotor)
  • Rumahnya mewah sekali, pagar pun tidak ada. (Artinya rumah itu kecil dan tidak berpagar)
  • Kamu sangat kaya raya ya, uang teman pun kamu ambil. (Artinya ia miskin dan membutuhkan uang dengan cara mencuri)
  • Dia adalah pria terganteng di sekolahku hingga tidak ada satupun perempuan yang meliriknya. (Artinya dia jelek)
  • Mereka adalah keluarga bahagia, tiada hari tanpa beradu mulut. (Artinya keluarga tersebut bertengkar terus)
  • Lezat sekali masakanmu, sampai-sampai aku tidak mau memakannya lagi. (Artinya masakanmu tidak enak)
  • Hebat sekali kamu menjadi siswa teladan karena rutin dipanggil ke BK (Bimbingan dan Konseling). (Artinya kamu adalah siswa nakal)
kalimat majas ironi
Orang kaya saja masih memancing harta orang miskin. Sumber: idntimes.com
  • Biarkan saja ia berbicara panjang lebar, mungkin hanya itu yang ia bisa lakukan. (Artinya dia banyak omong tanpa aksi)
  • Kuliah di luar negeri, tapi kok pulang-pulang pengangguran. (Artinya percuma kuliah di luar negeri tapi masih jadi pengangguran)
  • Katanya menerima apa adanya, nyatanya ada apanya. (Artinya selalu ada maunya dalam hubungan percintaan)
  • Wah kamu kurusan ya, bajumu sampai tidak muat lagi. (Artinya kamu bertambah berat badannya)
  • Badanmu sehat sekali, tulang belulangmu sampai kelihatan. (Artinya terlalu kurus dan tidak sehat)
  • Kamar mandimu bersih ya, kecoa berterbangan di sana. (Artinya kamar mandimu kotor)
  • Popo adalah orang yang taat agama, sampai ia lupa kapan terakhir kali beribadah. (Artinya Popo tidak rajin beribadah)
  • Kontribusi anda sungguh luar biasa, tidak ada sehari pun kami melihat anda datang. (Artinya anda tidak berkontribusi sama sekali)
  • Kamu minum susu apa saat kecil? Tinggimu bahkan tidak mencapai 150 cm. (Artinya kamu pendek)
  • Sinar lampu kamarmu sangat terang, aku tidak bisa melihat tanganku sendiri. (Artinya sinar lampu kamarmu redup)
  • Penampilannya sungguh spektakuler, penontonnya bahkan terlelap dalam mimpi indah. (Artinya penampilan tersebut membosankan)
  • Kamu hebat sekali dalam perlombaan itu, aku bahkan tidak percaya kamu peringkat 99 dari 100 peserta. (Artinya kamu kalah dalam lomba itu)
  • Kamu itu orangnya dermawan ya, menyumbang seperak pun tidak pernah. (Artinya kamu kikir dan tidak pernah bersedekah)
  • Penawarannya sangat menguntungkan, bunganya dua kali lipat dari jumlah pinjaman. (Artinya tawaran itu justru merugikan peminjam dan menguntungkan yang meminjamkan)
  • Anak itu sangat penurut, dikasih tahu sedikit langsung marah-marah. (Artinya anak itu pembangkang)
gaya bahasa majas ironi
Senang sekali bertamasya ke kota, seharian berada di jalan raya. Sumber: dara.co.id
  • Buah yang dijual segar dan bersih, lalat pun menari di atasnya. (Artinya buah-buahan busuk)
  • Teknik menanamnya patut dicoba, semua tanamannya merunduk. (Artinya tanaman itu layu dan tidak tumbuh baik)
  • Harga ponsel itu sangat terjangkau hingga tidak ada yang sanggup membelinya. (Artinya ponsel itu sangat mahal)
  • Dia sungguhlah beruntung memiliki kekasih yang setiap hari membuatnya menangis. (Artinya kekasih itu selalu membautnya sedih)
  • Keras sekali suaramu, aku bahkan tidak bisa mendengarnya. (Artinya suaramu terlalu pelan)
  • Omonganmu jelas sekali, otakku bahkan tidak bisa memprosesnya. (Artinya omonganmu tidak jelas)
  • Pantai dan lautan kita semakin indah sekarang karena dipenuhi plastik. (Artinya pantai dan lautan kita semakin tercemar)
  • Sepatunya cocok sekali denganku, sampai kakiku tidak muat memasukinya. (Artinya sepatu itu kekecilan)
  • Pernah saya mempunyai saudara yang penuh kasih sayang sampai-sampai ia mengusir istrinya sendiri. (Artinya saudara tersebut kejam)
  • Baik sekali kamu, ada orang meminta tolong malah diabaikan. (Artinya kamu jahat)
  • Klub sepak bola Indonesia sangatlah hebat karena berisi pemain naturalisasi. (Artinya atlet sepak bola asal Indonesia kurang baik)
  • Laris manis ya daganganmu, sampai-sampai orang tidak mau membelinya. (Artinya daganganmu tidak laku)
  • Cuaca hari ini indah ya, aku keluar tapi badanku langsung basah kuyup. (Artinya hujan deras)
  • Boneka itu saking menggemaskannya sampai membuat anak kecil menangis melihatnya. (Artinya boneka itu menyeramkan)
  • Permen ini manis sekali lo, aku saja sampai mengerutkan mukaku. (Artinya permen masam)
  • Aku suka gaya penampilanmu, berantakan. (Artinya gaya penampilanmu tidak modis)

2. Contoh Majas dalam Puisi

majas ironi singkat
Ingin mengubah nasib menjadi kaya, tetapi masih asik rebahan. Sumber: smpn10surabaya.sch.id

Kami hanya bisa tersenyum
Melihat angin berhembus membawa kabar
Bahwa Ayah tak akan kunjung kembali

Sosok pemberi nafkah yang selalu kami syukuri
Sampai kami lupa
Akan jasanya

Kini kami senang karena ia sudah tiada
Karena esok hari
Dan hari-hari selanjutnya
Kami isi dengan piring yang hampa
Dan dompet yang kosong

Puisi ini bermakna bahwa anak-anak yang ditinggalkan ayahnya karena sudah meninggal sebenarnya tersiksa dan sedih. Kata tersenyum dan senang memiliki arti kebalikan, yaitu sedih dan menangis. Mereka tidak bersyukur bahwa selama ini yang memberi mereka makan dan uang adalah ayah mereka. Dan setelah kepergiannya, akhirnya barulah sadar bahwa mereka tidak bisa hidup tanpa ayahnya.

Itulah penjelasan serta contoh dari majas ironi. Semoga bermanfaat bagi Selasares dan jangan lupa bahwa contoh-contoh di atas tidak bermaksud melukai perasaan Selasares. Jika ada yang tersinggung, kami sepenuhnya meminta maaf.

Geolana Wijaya Kusumah

Selamat datang di bumi Geo! Halo, aku Geo bisa juga dipanggil Geol. Ya benar sekali, sesuai dengan namaku, aku suka dengan hal-hal berbau Geografi dan hobiku bergeol alias Dance.

Update : [modified_date] - Published : [publish_date]

Tinggalkan komentar