Kerajaan Korea

Sejarah Kerajaan Korea berkaitan erat dengan sejarah negara Korea itu sendiri, sebelum terpisah menjadi Korea Selatan dan Korea Utara. Tepatnya dimulai sejak tahun 8000 SM yang dikenal dengan Kebudayaan Tembikar, hingga memasuki abad ke-3, Korea mulai terbagi menjadi beberapa wilayah kerajaan.

Kali ini Kami akan berbagi informasi tentang nama-nama Kerajaan Korea dan bagaimana kehidupan penduduk Korea di jaman dulu. Penasaran? Yuk, langsung saja simak!

Sejarah Kerajaan Korea

Berdasarkan penemuan arkeologi Korea Selatan menunjukkan bahwa 700.000 tahun yang lalu sudah ada manusia pertama yang menghuni Semenanjung Korea. Namun berbeda dengan klaim dari sejarah Korea Utara yang berpendapat bahwa manusia pertama di Semenanjung Korea sudah ada sejak 1 juta tahun yang lalu.

Pendapat tersebut didukung dengan penemuan sejumlah artefak  periode Palaeolitik 700 SM – 40.000 SM di daerah Pyongan Selatan, Hamgyong Utrara, Chungcheong Selatan, Chungcheong Utara dan Gyeonggi. Dicatat juga dulunya manusia tinggal di gua dan bertahan hidup dengan cara berburu serta membuat peratalan dari batu.

Pada saat itu belum berdiri Kerajaan, karena Kerajaan Gojoseon pertama kalianya berdiri di 2333 SM sebelum munculnya periode Tiga Kerajaan Korea (Baekje, Sillaa dan Goguryeo).Agar lebih mudah memahami silsilah Kerajaan Korea, Kami akan membagi pembahasannya berdasarkan setiap periode Kerajaan.

Masa Kerajaan Gojoseon

kerajaan korea joseon
wikimedia.org

Kerajaan Gojoseon adalah Kerajaan pertama yang ada di Korea yang didirikan pada 2333 SM sesuai yang tercantum dalam catatan teks-teks kuno Korea dan Samguk Yusa pada abad pertengahan. Di dalam catatan tersebut juga menyebutkan pendiri Gojoseon adalah Dangun sebagai putra Hwanin, tokoh mitologi Korea yang diyakini diturunkan dari Surga.

Sebagai Kerajaan pertama, masyarakat Kerajaan Gojoseon dianggap sebagai nenek moyang penduduk Korea saat ini. Mereka adalah keturunan asli dari suku bangsa Altai, tapi memilih bermigrasi ke Manchuria, Semenanjung Korea dan wilayah utara Sungai Yangtze. Secara geografis, Kerajaan Gojoseon sebenarnya berada di Liaoning, kemudian di tahun 400 SM mereka pindah ke Pyongyang yang saat ini menjadi pusat ibukota Korea Utara. Kehidupan masyarakat Kerajaan Gojongseon dibagi lagi menjadi beberapa periode, yaitu Kebudayaan Perunggu, Kebudayaan Besi dan Masa Kehancuran.

1. Kebudayaan Perunggu

Periode Kebudayaan Perunggu dimulai tahun 1500 SM dan berakhir di 1000 SM, tapi jika melihat dari bukti arkeologi kemungkinan sudah dimulai sejak 2500 SM. Rakyat Kerajaan Gojoseon di jaman perunggu mengenal beberapa peralatan seperti kaca, pisau belati perunggu dan persenjataan yang terbuat dari perunggu. Bahkan, masyarakat juga sudah tidak lagi tinggal di gua, mereka membangun bangunan yang berdinding sebagai tempat tinggal.

Rumah-rumah pada era ini berbentuk persegi panjang dan juga membangun dolmen untuk menguburkan sanak saudara yang meninggal dunia. Diketahui, Semenanjung Korea menjadi lokasi di dunia yang paling banyak ditemukan Dolmen. Sementara jika dilihat dari kebiasaan mencari makan, mereka sudah mampu bercocok tanam padi, kacang kedelai, kacang merah dan membuat gandum.

2. Kebudayaan Besi

Pada periode ini, rakyat Kerajaan Gojoseon sudah terlibat perang dengan bangsa China  yang membuat sebagian besar penduduknya terpaksa harus mengungsi ke selatan dan timur Semenanjung Korea. Temuan cermin besi di Songseok-ri, Pyongyang, dianggap sebagai salah satu bukti keberadaan periode Kebudayaan Besi yang diperkirakan sudah ada sejak 1200 SM. Pada masa ini masyarakat juga meyakini adanya Kerajaan lain bernama Kerajaan Jin, tapi sayangnya sangat sedikit sekali bukti yang  menunjukkan kebenaran keberadaan kerajaan tersebut.

3. Masa Kehancuran

Teori terkait masa kehancuran Kerajaan Gojoseon ini sebenarnya masih simpang siur karena pendapat berbeda-beda dari para sejarawan. Sebagian besar menyebutkan masa kehancuran kerajaan ini yaitu sekitar 300 SM yang perlahan-lahan mulai kehilangan kendala atas wilayah kekuasaan mereka. Akibat kehancuran Kerajaan Gojoseon membuat munculnya kerajaan-kerajaan kecil seperti Okjeo, Buyeo, Dongye, Galsa-guk, Guda-guk, Hangin-guk dan Gaema-guk.

Masa Proto Tiga Kerajaan

Sebelum memasuki periode Tiga Kerajaan Korea, Korea pernah berada pada masa Proto Tiga Kerajaan atau disebut juga Periode Banyak Negara. Kerajaan-kerajaan yang muncul pada masa ini merupakan hasil perpecahan masyarakat pada jaman Kerajaan Gojoseon.

1. Buyeo dan Kerajaan dari Utara

kerajaan korea dan republik korea
wikimedia.org

Buyeo muncul pertama kalinya di Korea Utara tepat setelah Kerajaan Gojoseon hancur, yaitu sekitar abad 2 SM hingga 494 M. Hampir sebagian besar wilayah kekuasaan Kerajaan Gojoseon diambil alih dan diakui oleh Buyeo, meskipun terlibat perselisihan dengan Goguryeo. Ada catatan sejarah yang menyatakan bahwa masa Buyeo terpecah menjadi Buyeo Utara dan Buyeo Timur pada 86 M

Kerajaan lainnya pada masa ini bernama Okjeo, tapi Okjeo tidak benar-benar bebas menjadi sebuah Kerajaan karena selalu mendapatkany intervensi dari Kerajaan lainnya. Memasuki abad ke 5 M, Okjeo berakhir di bawah Raja Gwanggaeto dari Goguryeo. Selain Okjeo, juga ada kerajaan kecil bernama Dongye yang berada di Semenanjung Korea bagian utara, berbatasan langsung dengan Okjeo. Dijelaskan bahwa Dongyeo menjadi salah satu hasil pecahan dari Kerajaan Gojoseon.

2. Samhan

sejarah kerajaan korea goryeo
wikimedia.org

Samhan berada di Semenanjung Korea bagian selatan yang merupakan tiga negara konfederasi, diantaranya Jinjan, Mahan dan Byeonhan. Tiga kerajaan konfederasi tersebutlah yang menjadi tonggak awal munculnya Periode Tiga Kerajaan, yakni Silla, Baekje dan Gaya. Mahan menjadi bagian yang paling besar karena didalamnya meliputi 54 wilayah negara kekusaan, sementara Jinjan dan Byeonhan masing-masing 12 negara. Dari sejarah tersebut kemudian nama Samhan digunakan untuk menyebut periode Tiga Kerajaan Korea.

Periode Tiga Kerajaan

cerita kerajaan korea selatan
wikimedia.org

Dinasti periode Tiga Kerajaan terbagi menjadi beberapa masa, untuk lebih jelasnya, simak masing-masing pembahasannya berikut ini:

1. Kerajaan Goguryeo

Diantaran kerajaan lain dalam periode Tiga Kerajaan, Goguryeo menjadi yang paling besar dari segi wilayah kekuasaannya. Asal usul Kerajaan Goguryeo dimulai pada tahun 37 SM yang didirikan oleh Jumong, seorang penganut Buddhisme pada masa pemerintahan Rasa Sosurim. Masa kejayaan Kerajaan Goguryeo terjadi saat masa pemerintahan Raja Gwanggaeto di abad ke 5.

Pada pemerintahan anaknya Raja Jangsu, Goguryeo juga masih dipuncak keemasan karena berhasil memperluas wilayah hingga Mongolia dan Manchuria. Bahkan Goguryeo juga  berhasil menguasai dan merebut Seoul dari Kerajaan Baekje. Sampai akhirnya Baekje dan SIlla tunduk terhadap Goguryeo atas kerjasama dari Gwanggaeto dan Jangsu. Sayangnya, meskipun mulanya Goguryeo berhasil menangkis berkali-kali serangan dari China, tapi akhirnya runtuh juga. Serangan gabungan Dinasti Tang dan Silla tahun 668 berhasil membuat Goguryeo berakhir.

2. Kerajaan Baekje

Kerajaan Baekje berlokasi di Lembah Sungai Han yang didirikan sejak 18 SM oleh Onjo, sesuai yang dinyatakan oleh Samguk Sagi. Baekje merupakan bagian dari Konfederasi Mahan yang berdasarkan catatan Cina kuno Sanguo Zhi. Salah satu pencapaian semasa Kerajaan Bakje yaitu mampu memperluas wilayah hingga ke Provinsi Jeolla dan Chungcheong serta menjadi pesaing berat dinasti-dinasti di China dan juga Goguryeo.

Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada abad ke 4 karena berhasil menguasai wilayah Semenanjung Korea bagian barat dan semua negara bagian Konfederasi Mahan. Kehidupan budaya di masyarakat zaman Kerajaan Baekje ternyata mampu membawa perkembangan kebudayaan ke Jepang melalui penyebaran agama Buddha, pengenalan karakter Tionghoa, upcara pemakanan hingga pembuatan keramik serta barang dari besi. Akhir dari Kerajaan Baekje terjadi di tahun 660 yang ditundukkan oleh Silla dan Dinasti Tang. Runtuhnya Kerajaan Baekje membuat sebagian besar anggota kerajaan terpaksa harus melarikan diri ke Jepang.

3. Kerajaan Silla

Kerajaan Silla berdiri sejak tahun 57 M, dalam catatan sejarah menunjukkan kerajaan ini terbentuk saat adanya unifikasi negara bagian Konfederasi Jinhan oleh Bak Hyeokgeose di Semenanjung Korea bagian selatan. Sejarah Kerajaan Silla juga dibuktikan dari penemuan artefak kerajinan emas yang menunjukkan pengaruh nomadik. Dari artefak juga membutktikan bahwa Silla tidak dipengaruhi oleh budaya Tionghoa, layaknya Bakje dan Goguryeo.

Kerajaan Silla tumbuh sangat kuat, karena berhasil menguasai berbagai wilayah kecil dan daerah Lembah Sungai Han. Menginjak abad ke 2, Kerajaan Silla semakin tumbuh pesat, hingga membuat kerajaan ini sering terlibat perang dengan Kerajaan lain seperti Goguryeo, Baekje dan Jepang. Dalam periode perang tersebut, Kerajaan Silla berhasil menundukkan Baekje dibawah kepemimpinan Raja Muyeol karena dibantu oleh pasukan Dinasti Tang. Kerajaan Goguryeo pun jatuh di tangan Silla pada tahun 667 akibat serangan bertubi-tubi Raja Muyeol.

4. Kerajaan Gaya

Terakhir, periode Tiga Kerajaan Korea lainnya bernama Kerajaan Gaya. Namun sayangnya tidak banyak informasi yang menceritakan tentang kehidupan dan bagaimana pemerintahan di Kerajaan Gaya. Dalam catatan sejarah hanya disebutkan bahwa Kerajaan Gaya merupakan salah satu konfederasi yang berada di sungai Nakdong, saat ini berada di Korea Selatan.

Periode Negara Utara dan Selatan

Periode Kerajaan Korea ini merujuk pada masa Kerajaan Silla yang berhasil menguasai Semenanjung Korea  serta Kerajaan Balhae yang mampu memperluas wilayah kekuasannya di Manchuria.

1. Kerajaan Silla Bersatu

Pada tahun 671, Kerajaan Silla menyerang orang-orang dari dinasti Tang di Baekje dan Korea Utara. Saat itu penduduk Dinasti Tang mendirikan daerah territorial di daerah bekas Kerajaan Baekje dan Goguryeo. Silla semakin kuat karena mampu menyatukan sebagian besar wilayah Semenanjung Korea dan mengeluarkan semua kekuatan Tang di tahun 676.

Bahkan sebelumnya China gagal melakukan invasi kepada Silla di tahun 674 dibawah perintah Jenderal Kim Yushin yang sangat kuat. Saat Kerajaan Korea memasukan periode Silla Bersatu, kebudayaan di Korea semakin berkembang pesat, salah satunya dari segi penyebaran agama Buddha. Keberadaan kuil Bulguksa menjadi bukti pesatnya pengaruh agama Buddha di negara ini.

Silla Bersatu juga menjadi masa yang tenang karena Kerajaan Korea menjalin hubungan yang baik dengan Dinasti Song Cina. Sayangnya pada tahun 789, Silla Bersatu harus mengalami kemunduran karena adanya kericuhan politik. Di sisi yang lain, Baekje justru bangkit dan mendirikan kerajaan baru bernama Kerajaan Hubaekje. Silla Bersatu terpaksa harus berakhir di tangan Wanggeion dari Dinasti Goryeo pada masa pemerintahan Raja Gyeongsun di tahun 267.

2. Kerajaan Balhae

Selain Silla Bersatu, Kerajaan Balhae turut berkembang pesat dengan mendirikan kerajaan mereka di wilayah bekas Goguryeo bagian utara. Asal usul tersebut membuat rakyat Kerajaan Balhae menyebut diri mereka sebagai penerus Goguryeo. Kerajaan yang didirikan oleh Dae Jo-yeong ini berhasil menguasai daerah Semenanjung Korea bagian paling utara, Provinsi Maritim Rusia dan sebagian besar wilayah Manchuria.

Pada masa kekaisaran Raja Mun, Kerajaan Balhae mengembangkan kebudayaannya yang berada dibawah pengaruh agama Buddha, layaknya Baekje dan Silla. Namun di tahun 926, serangan Bangsa Khitan dari Dinasti Liao membuat Kerajaan Balhae runtuh dan berakhir. Para pengungsi Balhae yang masih tersisa diterima oleh Goryeo yang pada saat itu berhasil menguasai sebagian teritori Balhae. Yu Deukgong seorang sejarawan dari Dinasti Joseon abad ke 18 memasukkan nama Balhae ke dalam sejarah Kerajaan Korea.

Tiga Kerajaan Akhir Korea

Periode Tiga Kerajaan Akhir Korea (892 – 936) terdiri atas Hubaekje, Silla dan Hugoguryeo yang muncul pada masa kekacauan nasional di Korea semasa pemerintahan Ratu Jinseong dari Silla. Zaman Tiga Kerajaan Akhir Korea sering dikaitkan dengan pendirian Hubaekje oleh Gyeon Hwon hingga Goryeo. Gyeon Hwon mengumumkan dirinya sebagai rasa istana Hubaekje pada tahun 900, dari sinilah dimulai kebangkitan Baekje.

Dirinya bahkan mampu memperluas wilayah Kerajaan setelah mendirikan ibukota di Wansanju. Meskipun Hubaekje datang sebagai pelopor baru di Kerajaan Korea pada masa itu, tapi Hugoguryeo justru menjadi pasukan terbesar karena mampu menguasai hingga tiga perempat Semenanjung Korea. Kisah Tiga Kerajaan Akhir Korea sepertinya memang sangat menunjukkan kelemahan dari Silla, yang padahal di periode sebelum ini mampu mencapai puncak kejayaan dengan menguasai hampir sebagian  besar wilayah Semenanjung.

Silla bahkan tidak menjadi ancaman besar bagi dua Kerajaan lainnya, yakni Hubaekje dan Hugoguryeo. Akhir cerita, Hubaekje runtuh di tangan Hugoguryeo pada tahun 936 dan wilayah Semenanjung Korea harus diunifikasikan.

Periode Dinasti Goryeo

Memasuki periode Dinasti Goryeo yang dimulai sejak tahun 918 dan berakhir pada tahun 1392. Dinasti Goryeo juga bisa dikatakan sebagai pengganti dari Kerajaan Silla karena mereka menguasai wilayah Semenanjung Korea. Namun pada tahun 1231, Goryeo mendapatkan serangan dari bangsa Mongol dan harus bertikai selama 25 tahun.

Goryeo akhirnya menyerah dan menandatangani perjanjian damai dengan para bangsa Mongol untuk menghentikan peperangan yang dapat mengancam keberlansungan Kerajaan Korea ini. Setelah 80 tahun berada dalam bayang-bayang bangsa Mongol, Raja Gongmin memilih untuk memberontak kekusaaan Mongol di tahun 1340-an. Sayangnya, Goryeo tidak bisa bertahan karena turut mendapatkan serangan dari para bajak laut Jepang. Tepat di tahun 1392, Dinasti Goryeo berakhir akibat adanya pemberontakan dari Jenderal Yi Seong-gye.

Periode Dinasti Joseon

Dinasti Joseon didirikan untuk menggantikan Dinasti Goryeo yang telah runtuh di tahun 1392. Pada masa Dinasti Joseon, Kerajaan Korea memiliki sistem perekonomian yang cukup stabil dan damai di bawah pemerintahan Raja Sejong yang Agung. Hal itu dikarenakan pada masa ini menerapkan sistem kemasyarakatan yang cukup ketat, termasuk adanya sistem kasta.

Bahkan pada masa ini masyarakatnya juga telah menjunjung tinggi bahasa resmi Korea, atau yang disebut Hanguk. Kemunduran Dinasti Joseon terjadi pada tahun 1592-1598 saat adanya invasi Jepang ke Korea membuat banyak rakyat menderita luka berat dan perekonomian pun melemah.

Peninggalan-peninggalan Kerajaan Korea

Setelah menyimak serentetan sejarah panjang Kerajaan Korea, berikut ini beberapa peninggalan-peninggalan yang menjadi warisan budaya di Korea:

1. Kuil Jongmyo

kerajaan korea utara
panduanwisata.id

Dibangun pada dinasti Joseon (1392-1910), tapi dihancurkan saat terjadi invasi dari Jepang pada abad ke 16, lalu dibangun kembali pada abad ke -17.

2. Gua Seoguram dan Kuil Bulguksa

kerajaan korea sekarang
melancong.com.my

Dibangun pada masa Kerajaan Silla pada abad ke-8 yang berada di wilayah Gyeongju. Gua ini dibangun dengan bebatuan granit.

3. Janggyeong Panjeon di Kuil Haeinsa

kerajaan korea film
kickassfacts.com

Dibangun sejak abad ke-15 di Gunung Gaya, Gyeongsang Selatan sebagai sebuah karya dari kayu dan ditetapkan sebagai UNESCO World Heritage Site.

4. Istana Changdeokgung

kerajaan korea berakhir
wikimedia.org

Dibangun pada masa Dinasti Joseon abad ke 15 di Jongno-gu lereng Puncak Ungbong, Gunung Baegaksan di Seoul bagian Utara.

5. Benteng Hwangseong

kapan kerajaan korea berakhir
wikimedia.org

Ini juga menjadi salah satu peninggalan dari Dinasti Joseon yang dibangun oleh Raja Jeongjo.

Akhir Kata

Bagaimana, cukup panjang bukan cerita tentang sejarah Kerajaan Korea? Kisah Kerajaan Korea memang tidak banyak mengulas tentang kehidupan keluarga istana, sebagian besar tentang peperangan dan perebutan wilayah. Fyi, wilayah Semenanjung Korea seperti yang banyak disebut di atas, saat ini sudah terbagi menjadi Korea Selatan dan Korea Utara. Semoga sedikit pembahasan di atas bisa bermanfaat untuk pembaca yang ingin mengetahui tentang silsilah berdirinya Negara Korea.

Siva Nur Ikhsani

Halo, aku Siva. Selain suka nulis apa saja, aku juga hobi makan dan main game, hehe :)

Update : [modified_date] - Published : [publish_date]

Tinggalkan komentar