Rumah Adat Sumatera Barat

Nama rumah adat apa yang akan langsung terpikirkan ketika menyebut provinsi Sumatera Barat? Ya, benar, rumah gadang.

Namun, ternyata rumah gadang atau sering disebut juga dengan rumah godang ini memiliki beberapa jenis.

Bahkan masih ada beberapa rumah adat dari Sumatera Barat lainnya yang masih belum banyak diketahui oleh masyarakat umum.

Meskipun berada dalam satu wilayah, namun rumah adat Sumatera Barat memiliki ciri-ciri khusus, termasuk asal-usul, fungsi, hingga bentuk.

Pengertian dan Penjelasannya

ilustrasi rumah adat sumatera barat gadang
Sumber: https://www.indozone.id

Secara umum, rumah gadang merupakan rumah tradisional Minangkabau yang banyak ditemui di Sumatera Barat.

Meskipun demikian, rumah gadang sendiri dapat dikategorisasikan lagi berdasarkan ukuran, model kepemimpinan (kelarasan), dan wilayah (luhak).

Berdasarkan ukuran, rumah gadang dapat dibedakan melalui jumlah baris membujur ruangan (lanjar) dan gonjong.

Tiga jenis rumah gadang dalam kategori ini yaitu Gajah Maharam (satu lanjar dan enam atau lebih gonjong), balah bubang (tiga lanjar dan empat gonjong), dan lipek pandan (dua lanjar dan dua gonjong).

Kemudian berdasarkan kelarasan, rumah gadang dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelarasan Kota Piliang dan kelarasan Bodi Caniago.

Untuk kelarasan Kota Piliang, rumah gadang bernama Si Tinjau Lauik atau Baanjuang, sedangkan kelarasan Bodi Caniago bernama rumah gadang saja.

Terakhir, berdasarkan luhak atau teritorial, rumah gadang dibedakan menjadi tiga jenis.

Pertama, yaitu Luhak Agam dengan rumah gadang bernama Surambi Papek dan memiliki ciri khas tangga berada di antara rumah dan dapur.

Kedua, Luhak Limo Puluah Kato dengan rumah gadang Rajo Babandiang dan memiliki keunikan berupa tangga yang berada di belakang rumah.

Ketiga, yaitu Luhak Tanah Data dengan nama rumah gadang Gajah Maharam dan berciri khas tangga yang terletak di depan dan belakang, bagian tengah.

Di samping itu, rumah gadang juga memiliki keunikan yang membedakan dengan rumah adat jenis lain di Indonesia.

Berikut penjelasan dan keterangannya berupa foto sebagai gambarannya:

1. Bentuk dasar rumah gadang adalah persegi empat yang tidak simetris dan sedikit miring keluar.

2. Rumah gadang terdiri dari empat pilar utama yang biasanya diambil dari pohon juha.

Kayu yang dipakai pun tidak boleh sembarangan, yaitu harus kayu pohon juha yang lurus dan memiliki diameter sekitar 40-60 cm.

Selain itu, berdasarkan aturan adat yang berlaku, kayu yang akan digunakan untuk tonggak rumah harus yang sudah berusia sekian tahun dan wajib untuk direndam di kolam atau sungai selama beberapa tahun.

Manfaat yang bisa diperoleh yaitu hilangnya cairan dalam kayu yang disukai oleh rayap sebelum digunakan.

Sehingga, rumah gadang yang sudah terbangun bisa tahan rayap dan dapat bertahan dalam waktu yang lama.

3. Rumah gadang tidak dibangun dengan paku melainkan menggunakan pasak kayu atau paku kayu.

Hal ini dimaksudkan agar struktur rumah tidak mudah rusak, khususnya saat terjadi gempa bumi.

ilustrasi pembangunan rumah adat sumatera barat
Sumber:https://kebudayaan.kemdikbud.go.id

4. Pendahulu Minangkabau telah mendesain struktur rumah gadang yang tahan gempa dan masih bertahan hingga sekarang.

Selain terdiri dari banyak kayu penopang, rumah gadang juga dibangun dengan tiang diletakkan di atas batu.

Sehingga, dengan struktur ini, rumah gadang sanggup menahan goncangan gempa bumi.

5. Rumah gadang dibangun dengan bentuk panggung dengan lantai dasar rumah yang terletak hingga tiga meter dari permukaan tanah.

Selain berfungsi untuk berlindung dari hewan buas, struktur ini juga dapat menghindarkan penghuni dari saat bencana banjir agar air tidak masuk ke dalam rumah.

6. Dinding rumah gadang terdiri dari papan vertikal dan dihias dengan berbagai ukiran atau ornamen.

Beberapa motif ukiran yang sering dijumpai adalah motif bunga, akar, daun, hingga kupu-kupu.

Apa motif hias yang sering digunakan?

Beberapa diantaranya adalah aka cino, sikumbang manih, ramo-ramo, kuciang lalok jo saik gamalai, limpapeh, dan siriah gadang, aka bapilin, kaluak paku, bungo mantimun, serta singo madongkak jo takuak kacang goreng.

ilustrasi ornamen rumah adat sumatera barat
Sumber: http://djokoindhos.blogspot.com

7. Rumah gadang juga terdiri dari beberapa biliak atau kamar tidur.

Dimana kata ini memiliki makna ruang privasi, berbatas, dan khusus.

Jumlah kamar tidur di dalam rumah dibangun dengan pertimbangan jumlah anak perempuan yang dimiliki oleh pemilik rumah.

Hal ini disebabkan oleh budaya matrilineal yang kuat, sehingga para pria lajang pun akan tinggal di bangunan yang berbeda.

8. Rumah gadang memiliki lanjar sebagai tempat untuk menerima tamu dan melayani suami.

Lanjar sendiri memiliki makna ruang dan idealnya sebuah rumah gadang memiliki lima baris lanjar.

9. Rumah gadang memiliki tempat yang lebih tinggi dari permukaan lain di dalam rumah, yang sering disebut dengan anjuang.

Biasanya tempat ini terletak di sisi kanan dan kiri rumah.

Sisi kanan berfungsi sebagai kamar bagi para gadis dan sisi kiri digunakan oleh penghulu ketika ada upacara adat.

ilustrasi anjuang rumah adat sumatera barat
Sumber: https://nitastrudwickphotography.com

10. Rumah gadang juga dilengkapi dengan lumbung padi yang disebut dengan rangkiang sebagai tempat menyimpan bahan pangan, hasil panen, termasuk cadangan makanan apabila masa paceklik tiba.

ilustrasi rangkiang rumah adat sumatera barat
Sumber: https://en.wikipedia.org

Letak rangkiang ini terpisah dari bangunan utama.

Dimana salah satu tujuannya adalah untuk mengurangi resiko kebakaran, mengingat struktur rumah terdiri dari kayu yang mudah terbakar.

Terdapat empat jenis rangkiang yang peruntukannya disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu:

· Rangkiang Si Tinjau Lauik, yaitu tempat penyimpanan padi untuk membeli keperluan rumah tangga yang tidak bisa dibuat sendiri.

· Rangkiang Si Bayau-Bayau, yaitu tempat menyimpan padi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

· Rangkiang Si Tanggung Lapa, yaitu tempat menyimpan padi yang baru digunakan ketika masa paceklik tiba.

· Rangkiang Kaciak, yaitu tempat menyimpan padi yang nantinya akan digunakan sebagai benih dan biaya untuk mengolah sawah di musim berikutnya.

11. Rumah gadang memiliki atap dengan ujung yang runcing dan memiliki sudut miring yang cukup tinggi.

Struktur ini dimaksudkan agar air hujan segera turun ke tanah.

Dimana struktur atap ini sangat cocok digunakan untuk rumah di daerah tropis, khususnya yang berada di daerah dengan curah hujan tinggi.

Selain itu, bentuk atap runcing ini juga terinspirasi dari tanduk kerbau.

Hal ini bertujuan untuk mengingat tentang sejarah masa lampau saat kerbau milik raja Minangkabau menang melawan kerbau milik raja di Jawa.

Cerita versi lain menyebutkan bahwa bentuk atap ini terinspirasi dari kapal bernama Lancang yang berlayar di Sungai Kampar.

Saat berada ditarik ke daratan, kapal ini diberi atap untuk mencegah cepatnya pelapukan.

Namun karena beban cukup berat, atapnya menjadi melengkung saat diberi tiang layar yang diikat dengan tali.

Peristiwa inilah yang kemudian menginspirasi bangunan rumah gadang.

gambar struktur atap rumah adat sumatera barat
Sumber: https://inioke.com

12. Sebelum menggunakan seng dan genteng, bahan atap rumah gadang yang disebut dengan gonjong menggunakan ijuk yang saling diikat sebagai bahan utama.

Hal ini bertujuan agar atap tidak terlalu berat dan dapat meminimalisir resiko kerusakan ketika terjadi bencana gempa bumi.

Di sisi lain, gonjong ini punya makna keseimbangan antara mikrokosmos dan makrokosmos.

13. Rumah gadang hanya memiliki satu tangga dan memiliki makna bahwa Tuhan itu Esa.

Hal ini tidak lepas dari dianutnya prinsip Ketuhanan oleh masyarakat Minangkabau yang mayoritas memeluk agama Islam.

ilustrasi tangga rumah adat sumatera barat
Sumber: https://www.dansontheroad.com

Selain sebagai tempat tinggal keluarga, bangunan rumah gadang memiliki beberapa fungsi lain, diantaranya adalah:

1. Sebagai simbol atau lambang kehadiran suatu kaum.

2. Sebagai pusat kehidupan dan kerukunan.

3. Tempat merawat anggota keluarga yang sakit, termasuk laki-laki yang sudah tua atau sakit.

4. Tempat dilaksanakannya perjamuan, upacara adat, dan lain-lain

5. Tempat investasi sosial dan ekonomi masyarakat melalui rangkiak

Jenis-Jenis Rumah Adat Sumatera Barat

Lebih lengkapnya, berikut contoh jenis-jenis rumah adat Sumatera Barat beserta gambar dan penjelasannya.

1. Rumah Gadang Gajah Maharam

ilustrasi gajah maharam rumah adat sumatera barat
Sumber: https://www.republika.co.id

Rumah adat ini dapat ditemui di daerah Kota Solok, Sumatera Barat.

Asal usul nama “gajah maharam” sendiri berasal dari bentuk rumah adat yang menyerupai seekor gajah yang sedang mengeram.

Selain untuk tempat tinggal, rumah ini juga berfungsi sebagai tempat untuk menyelenggarakan berbagai acara atau kegiatan masyarakat, seperti tempat latihan pidato para pemuda setempat, tempat penyemayaman sementara jenazah, dan berbagai upacara adat lainnya.

Pembangunan rumah adat yang tergolong mewah ini tidak boleh dilakukan secara sembarangan.

Beberapa syarat yang harus dipenuhi adalah muka rumah harus menghadap ke sisi utara, dengan ketiga sisi lainnya harus ditutup dengan sasak.

Komponen utama untuk membangun rumah ini adalah kayu dengan jenis tertentu, seperti kayu ruyung, surian, dan juar. Sedangkan untuk atapnya terbuat dari seng.

Struktur bangunan ini ditopang sebanyak 30 tiang dan terdiri dari empat buah kamar yang terletak di sisi selatan rumah.

Selain itu, rumah ini memiliki ciri khas bagian menjulang rumah atau gonjong yang berjumlah lima buah.

Dimana empat gonjong terletak di atas rumah dan satu lainnya berada di depan rumah.

Rumah ini juga memiliki dua pintu yang terletak di sisi utara dan selatan rumah; pintu utara untuk masuk dan pintu selatan untuk akses keluar.

Daun pintu ini memiliki ukiran berbentuk flora, sedangkan bagian atasnya dapat ditemui ukiran flora dan mahkota.

Selain itu, rumah ini juga terdiri dari empat jendela yang terletak di sisi timur dan barat rumah, dengan masing-masing sisi terdiri dari dua jendela.

2. Rumah Gadang Gonjong Limo

ilustrasi gonjong limo rumah adat sumatera barat
Sumber:https://id.wikipedia.org/

Rumah yang banyak ditemui di Kota Payakumbuh, provinsi Sumatera Barat ini memiliki bentuk yang mirip dengan rumah Gadang Gajah Maharam.

Khususnya sama-sama tidak ditemuinya penambahan anjung di pengakhiran bangunan.

Namun, perbedaannya adalah adanya penambahan gonjong pada sisi timur atau barat rumah.

3. Rumah Gadang Surambi Papek

ilustrasi surambi papek rumah adat sumatera barat
Sumber: https://www.ikons.id

Rumah ini memiliki pengakhiran kiri dan kanan yang disebut bapamoko atau papek, yang berarti pintu belakang.

Sehingga, rumah adat Surambi Papek biasanya memiliki pintu di bagian belakang rumah, yang sekaligus sebagai simbol bahwa perempuan sebagai pemilik rumah dan kaum laki-laki hanya menumpang.

Oleh sebab itu, pada zaman dahulu, tamu atau masyarakat sekitar yang berkunjung harus melalui pintu belakang rumah.

Namun seiring dengan perkembangan zaman, banyak yang membangun rumah Surambi Papek dengan pintu berada di depan.

4. Rumah Gadang Batingkek

ilustrasi batingkek rumah adat sumatera barat
Sumber: https://www.kompasiana.com

Dalam bahasa Indonesia, Batingkek memiliki arti bertingkat.

Penamaan ini tidak lepas dari arsitektur rumah yang memiliki gonjong yang bertingkat.

Biasanya, bagian atas rumah ini digunakan penghuninya sebagai tempat untuk menyimpan hasil panen, pusaka, dan lain sebagainya.

Sekilas, rumah ini mirip dengan bentuk rumah gadang Gajah Maharam dan saat ini banyak ditemui di Padang, meskipun jumlahnya tidak sebanyak dulu.

Saat ini, rumah Gadang Batingkek dapat ditemui di daerah Singkarak, Kabupaten Solok, Sumatera Barat.

5. Rumah Gadang Surambi Aceh

ilustrasi surambi aceh rumah adat sumatera barat
Sumber: https://talunjuak.blogspot.com

Rumah adat ini memiliki ciri-ciri berupa serambi di bagian depan dengan dua gonjong yang sejajar dengan bangunan.

Sama halnya dengan beberapa jenis rumah gadang lain, rumah gadang Surambi Aceh memiliki model dasar Gajah Maharam.

Sejarah adanya rumah ini bermula dari kebutuhan penerima tamu untuk menerima tamu dari yang bukan asli minang atau saat ini para kolonial.

Hal ini disebabkan karena menerima orang yang bukan asli minang untuk masuk ke rumah gadang dianggap sebagai hal yang tabu.

Secara spesifik, perubahan struktur rumah ini terjadi semenjak disepakatinya perjanjian di Pariaman yang terjadi antara Raja Sungai Tarab dan Kerajaan Aceh.

Dimana rumah yang berada di Pesisir Barat merubah coraknya dengan serambi rumah seperti yang ditemui di Kesultanan Aceh.

Rumah Gadang Surambi Aceh ini memiliki dua macam, yaitu rumah gadang Surambi Aceh Bagonjong Ciek dan rumah gadang Surambi Aceh Bagonjong Duo.

Rumah gadang jenis ini masih banyak ditemui di berbagai daerah di Sumatera Barat, khususnya di daerah Solok.

Konsep rumah gadang ini juga telah banyak diadopsi oleh bangunan modern, yang salah satunya adalah Hotel Bumiminang di Kota Padang, Sumatera Barat.

6. Gonjong Sibak Baju

ilustrasi sibak baju rumah adat sumatera barat
Sumber: https://2.bp.blogspot.com

Jenis rumah gadang yang arsitekturnya masih mirip dengan Gajah Maharam ini memiliki ciri khas berupa bentuknya yang mirip dengan belahan baju.

Sebutan ini juga tidak lepas dari bentuk dua gonjong pada bagian tengah rumah, yang memiliki pengakhiran mirip seperti garis sibakkan baju.

Rumah berbahan utama kayu dan sasak ini salah satunya dapat ditemui di Desa Pariangan, Sumatera Barat.

7. Gonjong Anam

ilustrasi gonjong anam rumah adat sumatera barat
Sumber:https://esempen2palki.blogspot.com

Bentuk dasar rumah Gonjong Anam ini mirip seperti rumah gadang Gajah Maharam.

Perbedaanya, arsitektur rumah ini lebih modern dan memiliki lebih banyak ukiran khas Minangkabau yang menjadi bangunan beranjung.

Selain ukiran, terdapat beberapa bagian rumah yang menjadi ciri khas dari rumah gadang jenis ini, diantaranya yaitu memiliki jendela yang lebih banyak agar memiliki pencahayaan yang lebih baik dan sirkulasi udara lancar, serta bahan pembuatan salangkonya yang terbuat dari papan kayu.

8. Gonjong Ampek Baanjuang

ilustrasi ampek baanjuang rumah adat sumatera barat
Sumber: https://nowjakarta.co.id

Rumah gadang jenis ini banyak ditemui di daerah Luhak nan Tigo, Padang, Sumatera Barat.

Sesuai dengan nama ampek yang berarti empat, rumah ini memiliki empat buah gonjong dan memiliki lebih dari tujuh ruangan.

Selain itu, rumah ini juga memiliki tambahan anjung di sisi kanan dan kiri bangunan.

Dapat disimpulkan bahwa rumah gadang merupakan rumah adat dari Sumatera Barat.

Namun rumah gadang ini memiliki beberapa jenis yang dapat dibedakan dari tiga kategori utama, yaitu berdasarkan ukuran, model kepemimpinan (kelarasan), dan wilayah (luhak).

Terlepas dari jenisnya yang berbeda, rumah-rumah gadang ini memiliki beberapa kesamaan, seperti berbentuk panggung, memiliki atap lancip di ujung, dan di desain untuk tahan gempa.

Joanda Kevin

content writer

Update : [modified_date] - Published : [publish_date]

Tinggalkan komentar