Apa cara yang paling efektif dan feasible untuk memberantas korupsi di Indonesia?

Saya sepakat dengan almarhum Adnan Buyung Nasution pernah menyampaikan, "Bersihkan kepolisian."

Mengapa? Polisi adalah ujung tombak penegakan hukum. Ketika ujung itu runcing, maka hukum akan tajam.

Gambar via assets.kompas.com

Mungkin cara yang paling sangat efektif dan fleksible untuk memberantas korupsi di Indonesia adalah dengan meniadakan Indonesia.... Cukup utopis, memang.

Corruption by need, sederhananya, korupsi terjadi karena kebutuhan. Praktik korupsi ini dianggap dilakukan oleh pihak karena terdesak untuk memenuhi kebutuhan. Dengan kata lain, faktor kebutuhan ini bisa diasosikan karena kekurangan uang, kurang sejahtera. Jika korupsi terjadi di instansi pemerintahan, maka yang melakukannya bukanlah orang selevel gubernur, bupati, sekda, namun orang-orang dengan level jabatan yang tidak terlalu tinggi. Biasanya, mereka adalah pihak yang gagap karena diberi kekuasaan untuk memutuskan, contohnya birokrat biasa yang tiba-tiba diberi jabatan sebagai PPATK atau ketua panitia dalam pengadaan tertentu.

Corruption by greed. Kasus korupsi ini sering kita lihat di TV nasional. Pelakunya adalah orang-orang yang memiliki jabatan tinggi dan bahkan dengan tidak korupsi hartanya sudah susah untuk dihitung. Dalam beberapa kasus korupsi, nilai yang dikorupsinya tidak mengalahkan jumlah harta yang dimilikinya. Dengan kata lain, korupsi ini terjadi karena pelakunya rakus dan benar-benar rakus. Mungkin ada variabel lain yang mempengaruhi sehingga kasus korupsi (kepentingan, politik, jabatan) terjadi, tapi kali ini saya mengabaikan hal itu. Saya hanya fokus terhadap perilaku individu tersebut yang sudah berduit.

Dari dua bentuk korupsi tersebut, cara mengatasi korupsi karena kebutuhan adalah dengan mencukupi kebutuhannya, seperti renumerasi yang tinggi bagi birokrat (yang harus diikuti oleh efisiensi dalam bekerja). Sedangkan korupsi karena kerakusan, ya dengan memiskinkannya. Miskinkan hartanya, cabut jabatannya. 

Gambar via sendylong.com 

Pertama, patut dipahami bahwa model pemberantasan korupsi dimanapun korupsi berada pasti ada dua yaitu penindakan dan pencegahan.

Kedua, dari kedua model tersebut, tidak ada satu yang lebih efektif dari pada satu dengan yang lain. Jadi, keduanya memegang peranan penting dalam pemberantasan korupsi, bahwa keduanya saling mendukung satu dengan lainnya.

***

Penindakan

Sederhananya, model ini berusaha menyelesaikan tindak pidana korupsi yang ada sesuai dengan hukum yang berlaku. Seseorang yang patut diduga korupsi, diperiksa, dibuatkan BAP-nya, disidangkan, lalu diputuskan di pengadilan.

Pencegahan

Dilakukan sebelum tindak pidana korupsi dilakukan. Bentuknya macam-macam, seperti pendidikan antikorupsi di berbagai jenjang umur, penguatan partisipasi publik, pendampingan birokrasi bersih dan melayani, dan berbagai bentuk lainnya.

***

Pemberantasan korupsi yang paling efektif dan dapat diimplementasikan dapat di mulai dari diri kita sendiri, dari hal-hal kecil. Sebuah riset dari Magnus, Polterovich, Danilov, dan Savvateev menunjukan bahwa adanya korelasi budaya menyontek suatu bangsa dengan tindak korupsi di suatu bangsa karena keduanya berasal dari akar budaya yang sama. Hal yang kadang terlupa bahwa korupsi mulai dibentuk dari kritstalisasi karakter yang dibentuk sejak kecil.   

sumber gambar : blogspot.com